Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis di Gurusiana (73)
Bersabarlah Cantik...

Tantangan Menulis di Gurusiana (73)

Catatan Harian ke 73

Ketika Bosan Menyapa Mey

Semenjak putri saya memasuki pendidikan dasar, berkurang waktu bermainnya. Apalagi siang hingga sore terdaftar di kegiatan madrasah diniyyah (madin), pertemuan kami juga berkurang.

Disela-sela waktu istirahat, dia menyempatkan bermain. Meski waktu bermain tersebut sangat sempit. Sehingga masa kanak-kanaknya berkurang. Belum lagi pertemuan kami antara magrib dan isya, diisi dengan mengulang-ulang hafalan Alquran.

Biasanya jika belum mengantuk, kita nonton tv bersama. Juka acaranya tidak ada yang menarik, mey biasanya membaca buku cerita, seperti yang biasanya saya lakukan. Atau dia ikut-ikut mengisi buku hariannya, ketika dia melihat sibuk menulis.

Jarang sekali mey belajar materi di sekolah atau di madin. Kecuali ada tugas atau PR. Beruntung di sekolah atau di madrasah jarang sekali ada PR. Waktu belajar formal sudah dihabiskan di sekolah. Di rumah dia lebih banyak belajar tentang kami.

Kesempatan yang sangat terbatas tersebut adalah kesempatan kami untuk bisa menjadi contoh yang baik. Orang tua sebagai teladan bagi putra-putrinya, harus bisa menjadi model yang baik. Karena anak lebih cepat mengikuti apa yang dilakukan orang tua, dari pada yang diperintahkan.

Belajar di rumah akibat wabah covid-19 yang diperpanjang, membuat kami dilanda bosan. Sama seperti ibu-ibu yang lain sudah mulai panik dan sering emosi saat membersamai putra-putrinya. Begitupun dengan saya, beruntung ya dan suami sering diskusi dan ngobrol, untuk senantiasa mengingat niat awal membangun sebuah keluarga.

Pertemuan kami yang memang sebuah takdir, karena memang dijodohkan. Senantiasa berkomunikasi dan ngobrol santai bahwa pernikahan ini adalah untuk mengikuti sunnah rosul dan mengisi hari-hari dengan niat ibadah. Sehingga setelah kami dikaruniai seorang anak, ghumaishah ini adalah ladah ibadah dalam mrnerima sebuah anak.

Ketika bosan, panik, kecewa, tentang anak atau pasangan kami sama-sama saling mengingatkan bahwa semua adalah amanah. Amanah yang diberikan Allah SWT kepada kami untuk dijalani dengan baik, tentu saja dengan niatan ibadah. Sehingga lebih tenang dan damailah hati ini.

Mey, panggilan putri kami senantiasa memiliki hari hari yang berpelangi. Warna-warni dikapnya, membuat saya sebagai ibu harus banyak belajar. Meski pendidikan formal sebagai ibu tidak ada, namun ketika profesi sebagai ibu rumah tangga hadir, saya harus terus belajar dari pengalaman setiap harinya. Nano-nano rasanya, sedih, bahagia, khawatir, cemas tentu saja hadir. Ibarat rintik hujan yang datang dan pergi dengan meninggalkan pelangi di langit biru.

Saya yakin "bersama kesulitan hadir kemudahan", begitulah janji Tuhan. Sehingga ketika hari-hari ini kami sudah mulai bosan, kami yakin akan ada solusi yang hadir. Percaya bahwa tidak akan datang kesulitan, kecuali sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kita dalam menghadapinya.

Bagaimana jika bosan melanda putri kita saat belajar di rumah. Inilah yang saya lakukan bersama putri kami. Pertama, keluar dari rutinitas, melakukan hal berbeda. Dengan melibatkan anak pada kegiatan orang tua. Mey saya ajak kegiatan rumah tangga, misalnya mulai mencuci piring, memotong sayuran, menjemur cucian, mengangkatnya jika sudah kering.

Kedua. Melakukan hal-hal menyenangkan yang sudah lama kami tinggalkan. Misalnya membuat mainan bersama dan tentu saja bermain bersama. Misalnya membuat boneka dari kain perca, membongkar mainan lama, dan memisahkan yang sudah tidak terpakai. Merawat tanaman dan menyiraminya. Atau ikut bapak memberi makan ikan di kolam, memberi makan ternak. Sesekali ikut ke ladang, meski terkadang kami hanya bermain di sungai sekalian berjemur di pematang sawah. Sehat dan menyenangkan karena pasti masih sepi dan piknik tipis-tipis murah meriah.

Ketiga, jika bosan sudah mulai akut, tentu saja kami biasanya tidak melakukan apapun, santai sejenak. Sambil ngobrol-ngobrol tentang apa saja yang membuat kita bisa tertawa lepas. Setelah selesai, tentu saja kami kembali kepada rutinitas biasa tanpa melupakan tugas-tugas yang wajib kami selesaikan. Sehingga tidak berlarut-larut dengan kenyamanan.

Disamping itu kami senantiasa bersyukur dengan yang ada. Dan terus berdoa kepada Allah SWT untuk senantiasa dibimbing ke jalsn yang di ridhoi. Sehingga perjalanan bahtera rumah tangga kami senantiasa dinaungi cahaya petunjuk dari-Nya.

#stayhome

#mulaibosan

#rumahkusurgaku

#diaryghumaishah

#catatanspiritual

#tantanganmenulisdigurusiana

#catatanhariankehidupanke-73

#menulisembilanpuluhhari

#MediaGuruIndonesia

#Jumat,27032020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post