Himmah Mufidah

Himmah Mufidah guru MA Almaarif Singosari. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Menulis di Gurusiana (80)
Permata Hatiku

Tantangan Menulis di Gurusiana (80)

Catatan Harian ke 80

Lagu Aisyah dan Romantismenya

"Buk romantis itu apa seh?"

Tiba-tiba mey bertanya di sela-sela

Goreng tempe di dapur. Tentu saja saya kaget dengan pertanyaan tersebut.

"Romantisme itu bersikap baik dan sayang nduk," spontan saya jawab, tentu saja sambil melanjutkan kegiatan di dapur.

"Nah, kalo 'sirah' itu apa?", Tanya dia kembali sambil makan gorengan tempe.

"Sejarah anak cantik," sambil saya memutar badan melihat dia menirukan lagu yang lagi viral. Tentu saja dia peroleh dari saudaranya yang lebih dewasa.

Lagu tersebut seminggu terakhir sedang ramai dinyanyikan. Dan dua hari ini liriknya diperdebatkan. Antara beradab dan tidak dalam mengungkap kepribadian Sayyidah Aisyah dan Rosululloh SAW.

Beliau adalah ummul mukminin. Tak pantas untuk di nyanyikan. Apalagi mengungkap ciri fisiknya. Sebagaimana di bait pertama.

"Aisyah Istri Rasulullah

Mulia indah cantik berseri

Kulit putih bersih merah di pipimu

Dia Aisyah putri Abu Bakar

Istri Rasulullah"

Bahkan kisah romantisme Rosul SAW dan Aisyah RA juga di lukiskan dalam bait yang lain. Meskipun memang ada hadist yang mengisahkan kisah tersebut.

Dengan lembut nabi memperlakukan istrinya yang masih muda. Sebagaimana menghadapi anak-anak. Sampai-sampai Fatimah putri Nabi dibuatnya cemburu

"Sungguh sweet Nabi mencintamu

Hingga Nabi minum di bekas bibirmu

Bila marah, Nabi kan bermanja

Mencubit hidungnya"

Beberapa orang mengungkapkan tidak sopan dengan menyebut-nyebut fisik Sayyidah Aisyah RA. Beliau dikisahkan sebagai istri yang cerdas. Dengan usia yang masih beliau juga memiliki sifat kekanak-kanakan. Sebagaimana di bait yang lain. Bahwa keduanya pernah mengadakan lomba berlari.

"Aisyah…

Romantisnya cintamu dengan Nabi

Dengan baginda kau pernah main lari-lari"

Terlepas dari pro dan kontra kisah Sayyidah Aisyah RA yang dilagukan. Viralnya lagu ini membuat semua orang penasaran kisah sesungguhnya. Baramai-ramailah membaca shirah nabawi. Mencari sumber-sumber kisah yang valid.

Begitulah karya seni, selalu ada yang suka dan tidak. Semua bergantung selera. Bergantung dari sudut mana kita melihat. Sehingga tidak perlu membenci buat yang tidak suka. Begitupun yang senang, sebaiknya tidak berlebihan.

Sebagai karya seni dari sisi teks atau lirik lagu. Memang ada diksi yang kurang tepat. Karena jemang setelah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia maknanya jadi beda. Perlu sedikit sentuhan ilmu sastra. Tidak semua penterjemah adalah ahli sastra sekaligus ahli sastra.

Begitu juga ketika dilihat dari keilmuan musik. Seni musik tentu saja memiliki dalih yang berbeda. Sesuai dengan keilmuan yang dikuasainya. Apakah dinyanyikan dengan tempo lambat atau cepat. Semua memiliki alasan logis.

Kembali pada pertanyaan putri kami. Karena tadi saya menjawabnya sekenanya, akhirnya saya membuka kamus. Tentang kata "romantis". Menurut KBBI di adalah kata kerja yang bersifat seerti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan.

Sebagai kosa kata baru yang dikenal mey saya harus menjelaskan kembali dengan baik. Kemudian saya minta mencari koleksi bukunya tentang Sayyidah Aisyah RA. Lantas dia membacanya sendiri. Tidak sepeeti lirik lagu yang diikutinya.

"Buk, di buku tidak ada kata romantis," begitu penjelasan mey.

"Yang ada kata apa saja?" Tanya saya sambil menemaninya membaca.

"Aisyah itu cerdas, baik dan suka berbagi ilmu serta hafalannya bagus", papar putri kecilku yang tidak lama lagi genap usianya delapan tahun.

Sambil sayup-sayup mendengarkan lagu-lagu nisa sabyan yang lain. Saya pun bercerita. Tentang apa itu romantisme. Tentu saja dengan membuka kembali kisah Rosululloh dan Aisyah. Akhirnya mey pun mengerti. Lantas dia berpendapat dengan kalimat yang tak terduga.

"Jadi ibuk sama bapak itu selama ini ikut-ikutan nabi sama Aisyah ya?"...tanyanya kembali kepada saya dengan polosnya.

"Menurut mey sendiri bagaimana?"

Saya jawab dengan pertanyaan pula.

"Ya gitu deh, dan aku tidak suka kalo ibuk sama bapak sering deket-deket terus kalo nonton tv bapak suka tiduran di pangkuan ibuk," jawabnya polos.

Kami pun tertawa bersama. Sambil mencubit hidung mey, putri kecilku yang mulai beranjak remaja. Semoga kelak menjadi anak sholihah bermanfaat di dunia dan akhirat. Amin.

(baca juga edisi: Anakku Pencemburu) https://himmahmufidah.gurusiana.id/article/2020/3/tantangan-menulis-di-gurusiana-55-493521#.XoaQS_cYACo.whatsapp

#stayhome

#mulaibosan

#rumahkusurgaku

#diaryghumaishah

#catatanspiritual

#tantanganmenulisdigurusiana

#catatanhariankehidupanke-80

#menulisembilanpuluhhari

#MediaGuruIndonesia

#Jumat,03042020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yang penuh keindahan kata-kata....

03 Apr
Balas

Terimakasih...

03 Apr



search

New Post