hizkiana mintarningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAB 3.  Galau  Ratih
Bagian Novel

BAB 3. Galau Ratih

BAB 3. Galau Ratih

Dua kali kang Karmin memancingku dengan pertanyaan yang sama . Tetapi sekuat tenaga aku sembunyikan laraku. Sungguh ! Aku tidak mau kecolongan, hingga esoknya menjadi bahan obrolan tukang sayur, tukang rujak, dan para Ibu yang sedang menampi beras di emper-emper rumah.

Desa kami tidak terlalu besar. Bahkan bisa diibaratkan, setiap orang akan mendengar suara obrolan dari setiap rumah yang ada di desa kami. Lagi pula aku masih ingat tutur Bapak,

“ Ras jadi perempuan itu harus rapi. Rapi badan, rapi dalam pergaulan, dan rapi mulut atau tuturmu. Rapi badan artinya, berdandanlah yang wajar, pantas, aroma badan dan mulut selalu segar. Ketika kamu bicara tidak dibuat-buat, untuk menarik lawan jenis. Rapi pergaulan : kamu tidak memiliki jiwa sombong, murah senyum, tidak menjadi biang ribut dan kalau menolong orang atau teman harus tanpa pamrih. Menolong karena mengharapkan sesuatu dari orang yang kamu tolomg, artinya kamu tidak rapi dalam menolong. Hatimu awut-awutan. Tidak beres. Rapi yang paling penting adalah rapi mulut. Tidak pernah keceplosan kalimat, yang menyebabkan rahasiamu dan rahasia orang lain yang dipercayakan kepadamu terbongkar “

Kalimat itu disampaikan Bapak ketika kami duduk-duduk di bale-bale bambu; di emperan rumah, sambil menyeruput kopi hitam buatan Ibu.

“ Ah, Bapak benar !” Kalimatku dalam hati .”

“ Enggak Kang”. Jawabku lirih, hampir tidak kedengaran, sambil melirik mimik Kang Parmin di antara remang malam. Aku kuatir jawabanku tidak memuaskan bagi Kang Parmin. Tetapi ternyata tidak. Mendengar jawabanku seperti itu, Kang Parmin dan Yu Siti tidak bertanya lagi tentang diamku. Justru aku bertambah gelisah.

“ Mengapa aku harus beerbohong kepada mereka? Tetapi apa benar aku sedang mengingat Kuncoro ? Apa aku sangat mencintainya ? “ Bertubi-tubi pertanyaan itu berlarian di benakku.

Soal Kuncoro setelah hampir 5 tahun aku mendampinginya, aku mendapat gambaran siapa dirinya. Laki-laki yang pandai, sopan, dan penuh perhitungan atau intrik. Dia tidak sesupel kelihatannya. Kuncoro itu bagaikan peta harta karun yang rumit. Setiap orang yang mencari harta karun harus dapat menterjemahkan kodenya seteliti dan secerdas mungkin. Orang yang tidak cerdas, tidak akan mampu menggali tanda-tanda yang ada di lembaran peta. Dia jenis laki-laki yang muncul ganda. Sesekali ia akan menjadi malaikat dengan seribu kebaikan, tetapi ia juga akan menjadi orang yang menjemukan dengan sejumlah kelemahan seorang laki-laki. Kelebihan yang dia miliki adalah bagaimana ia menyembunyikan duka dan masalahnya. Ia senantiasa tampil riang dan ceria. Tidak peduli apa yang sedang berkecamuk di dalam hatinya. Kadang sebagai kekasihnya aku merasa diabaikan . Karena ia menganggap semua persoalan di dunia dan kawan sama pentingnya dengan perasaanku. Padahal semua perempuan tahu, kebahagiaan seorang kekasih adalah saat pasangannya menganggap dirinya penting . Kuncoro bukan tipe laki-laki seperti itu. Ia akan manis pada saat-saat tertentu dan menyebalkan di saat lain.

Seperti malam ini. Aku menunggu kedatangannya sejak pukul 5.00 di depan rumah. Dia berjanji untuk menjemputku sebelum nonton hajadan di rumah pak Basri. Tetapi ia tidak pernah datang atau muncul di rumah malam itu, sampai ia muncul bersama Nuri dan berbisik mesra . Terus terang aku kecewa dan marah sekali. Aku merasa dilecehkan dan terhina oleh sikap Kuncoro.

Malam larut. Perjalannan pulangku telah menghantarku sampai ke depan pagar rumah. Yu Siti mengucapkan salam sebelum kami berpisah. Tiba di emperan rumah, aku tidak langsung masuk rumah. Pintu juga masih terkunci. Pasti Bapak dan Ibu juga belum pulang kondangan. Jadi aku memilik waktu sesaat untuk menenangkan pikiranku, agar aku bisa berfikir jernih.

Tetang Kuncoro, Bapak pernah bertutur, kalau dia orang baik. Tetapi karena baiknya, itulah kelemahannya. Sengsara orang akan dipikulnya, tanpa ambil pusing resikonya. Tetapi yang jadi korban adalah orang-orang terdekatnya. Orang-orang yang benar-benar menyayanginya. Jadi kamu harus hati-hati dengan dia. Kalau kamu tidak cukup kuat, Bapak ingatkan supaya kamu jangan jatuh cinta pada Kuncoro . “Sampai begitu jauh Bapak mengenal kuncoro?” Tanyaku di dalam hati

“Sudah pukul 01.00 lebih. Sudah pagi ! Aku kaget sendiri setelah melihat jam tanganku. Tapi Bapak dan Ibu kemana , ya? “

……………………………………………………………………………………………………………………

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

next...

29 May
Balas



search

New Post