#Tagur H.396

“Kami mau MGMP, tapi bingung”, kata bu EA.

“Kenapa bingung?”, tanya bu MY

“Tak jelas pelaksanaannya di mana”, ujar bu EA sambil menghela napas.

“Awalnya kemarin, di wa grup ketua mengumumkan bahwa untuk MGMP hari Kamis besok bakal dilaksanakan di aula kantor dinas kabupaten, ada yang minta di SMP 3 aja, eh ada yang mengusulkan SMP 5. Entah mana yang pasti. Padahal ada rekan yang berasal dari sekolah yang jauh”, urai bu EA panjang lebar nyata sekali dia sedang kesal.

Begitulah pembicaraan dua orang guru pagi ini di sekolah kami pagi ini. Waktu terus berputar, semenatara bu EA tetapi belum tahu di mana mereka akan melaksanakn kegiatan MGMP IPA. Itulah akibatnya jika tak ada ketegasan.

Bu EA dan semua anggota MGMP yang tergabung di wa grup tentu tidak akan kebingungan begini jika ada ketegasan dari awal. Jadi dari suatu silang pendapat disinilah perlunya sang ketua sebagai orang yang didahulukan selangkah dan dtinggikan seranting untuk memberikan statemen kunci. Jadi semua peserta tidak terombang ambing tanpa kepastian diantara beberapa wacana yang muncul. Walau memang tidak bisa dielakkan jika ketua cepat mengambil keputusan dengan tegas akan ada kontra indikasi persepsi yang akan muncul.

Yang pertama, ketua dianggap orang yang tegas sehingga ada kepastian mana yang akan diikuti sehingga tidak ada kebingungan dari anggota. Dan program akan segera terlaksana dengan baik lebih efektif dan efisien.

Kedua, ketua dianggap orang keras, yang raja tega, bahkan diktator, memaksakan kehendak diantara beberapa wacana yang muncul. Pihak yang merasa pendapatnya tidak diakomodir bisa-bisa memunculkan reaksi yang tidak menyenangkan.

Tapi apapun itu dalam suatu oragnisasi memang harus ada sang penegas. Sehingga program dari organisasi dapat dilaksanakan tanpa keraguan dan kebimbangan. Roda organisasi dapat berputar lancar jaya.

Lubuak Simato, 10 April 2021.