Hj. Yuhaeni. M.Pd

Terlahir dengan nama Yuhaeni, nama panggilan Yuhai.Lahir di Depok tanggal 29 Januari .puteri ke-3 dari Bapak H.M.Yunus dan ibu Hj.Siti Asiah ( Almarhumah). Pern...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ajal Menjelang

Ajal Menjelang

Ajal Menjelang

Ketika SMP aku bercita- cita menjadi pakar dalam bidang pertanian, aku bercita- cita kuliah di IPB. Entah mengapa waktu di SMA , aku masuk jurusan IPS dan pikiranku berubah ingin menjadi seorang guru.

Bayanganku menjadi guru sangat enak, yaitu aku bisa membuat orang yang belum tahu menjadi tahu, bisa sedekah ilmu dan berbagi ilmu setiap hari. Menurut sebagian orang ,profesi guru sangat mudah didapatkan. Makanya banyak orang yang beranggapan menjadi guru itu, hanya sebagai batu loncatan, daripada menganggur, sebelum mendapatkan kerja yang sesuai dengan keinginan.

Setelah lulus SMAN 1 Depok, aku mencoba melanjutkan ke IKIP Jakarta melalui jalur Sipenmaru. Alhamdulillah, Allah mendengar doa- doaku. Akhirnya aku dapat kuliah di IKIP Jakarta. Aku mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Selama kuliah hatiku sangat senang, karena sering bertemu dengan sastrawan terkenal dan juga dengan pakar- pakar Bahasa yang sangat terkenal. Aku sangat kagum karena bisa secara langsung bertatap muka dengan sastrawan dan pakar bahasa tersebut. Selama ini , aku hanya bisa melihat nama- nama tokoh itu dalam catatan buku saja.

Selama kuliah di IKIP ini, perjalanan ku tempuh pulang pergi antara Depok - Rawamangun, setiap harinya. Kadang aku tersenyum membayangkan masa lalu menjadi mahasiswa di IKIP Jakarta. Sebagian besar temanku berasal dari daerah. Banyak kenangan manis terukir di sana.

Sungguh banyak sekali ilmu yang kudapat, apalagi pengalaman - pengalaman hidup yang kugali di IKIP Jakarta. Untuk bekalku nanti ketika menjadi seorang guru.Selama kuliah aku berkenalan dengan temanku dari berbagai daerah. Sahabat yang paling dekat denganku adalah Tati dan Indah. Tati berasal dari Serang Banten sedangkan Indah dari Cikarang.

Tati tinggal di kontrakan yang tidak jauh dari kampus, sedangkan Indah harus pulang pergi ke kampus, karena dia masih tinggal di rumah orang tuanya, seperti juga aku.

Setiap habis shalat subuh aku ke kampus, dari rumahku ke terminal Depok aku naik angkot, di dalam angkot itu kebanyakan penumpangnya bapak- bapak yang akan berjualan sayur dan buah di pasar . Perjalanan dari rumahku ke kampus ,ku tempuh dengan menggunakan empat kali ganti kendaraan.Mulai dari rumahku ke terminal Depok, aku menggunakan angkot, dari terminal Depok aku lanjut naik Bus Miniarta, lanjut lagi ke terminal Pasar Minggu dengan naik Metromini, lalu ke terminal Cililitan. Nah dari terminal Cililitan ini, aku naik Bus Mayasari Bhakti menuju Kampus IKIP Rawamangun.

Bagai koboi dan anak jalanan, separuh hidupku habis di perjalanan.Berangkat kuliah subuh dan pulang kuliah magrib. Aku ingat sekali setiap naik kendaraan, dengan bermodalkan kartu mahasiswa , aku selalu membayar ongkos bus Rp.100,00.

Pernah suatu hari, di terminal cililitan, waktu aku berada di kerumunan massa dan di sekelilingku terdapat bus- bus besar. Seorang bapak berteriak kepadaku, " Neng, Awas ada Bus ! " Aku kaget bukan kepalang tubuhku berada di antara bus besar yang hampir melindas aku. Dalam hatiku, "Alhamdulillah... Ya Allah, aku masih diberikan kesempatan hidup dan umur panjang, karena aku telah terhindar dari kecelakaan."

Memang sangat keras hidup yang kujalani selama kuliah. Setiap bus yang aku tumpangi penuh sesak, seperti pepes ikan. Aku akui , selama dalam bus, aku selalu berdiri karena jarang ada bangku bus yang kosong. Sekali ada bangku kosong, selalu aku berikan bangku tersebut kepada orang yang lebih tua dari ku.

Jujur aku sangat tidak tega melihat orang tua berdiri di dalam bus .Apalagi orang tua itu seorang Ibu.

Setiap ada jam kuliah yang kosong, aku selalu menumpang di tempat kontrakan temanku Tati, sambil menunggu mata kuliah berikutnya. Lumayan bisa meluruskan badan, mengendorkan urat saraf, rehat sejenak. Kontrakan Tati memang menjadi tempat singgah bagi kami yang kuliah pulang pergi, terutama bagi aku dan indah.

Tati berkata kepadaku, " Bagaimana kalau liburan semester ini , Kalian berdua berlibur ke Serang rumahku"

Tanpa berpikir panjang akhirnya aku, Tati dan Indah sepakat untuk nginap dan berlibur ke Serang. Tati berkata juga kepada kami, " Nanti sebelum kita ke Pantai Carita, Kita bermalam di villa kakakku ya, yaitu villa Krakatau steel." Aku dan Indah kompak berteriak, " Aseeeek, terima kasih ya Tati."

Setelah liburan tiba , kami berangkat ke Serang dengan bus. Beberapa jam kemudian kami sudah tiba di terminal Ciceri. Tidak jauh dari terminal Ciceri , jalan kaki sebentar sudah sampai di rumah Tati. Sesampai di rumah Tati, kami diperkenalkan dengan keluarga Tati. Ternyata ibu Tati sedang sakit, yaitu tekanan darahnya sedang tinggi. Aku berkata kepada ibu Tati, " Syafakillah ya Buu, Semoga Allah mengangkat penyakit Ibu Aamiin YRA." Lalu ibu berkata kepadaku, " Terima kasih ya Dik."

Hujan rintik- rintik disertai kabut menyelimuti villa Krakatau Steel, Suasana sangat sejuk sekali. Pagi ini aku, Tati dan Indah bersiap- siap pergi ke Pantai

Carita .Pemandangan di sekitar Pantai Carita sangat indah dan memesona .Air lautnya sangat jernih dan di sekeliling pantai di tumbuhi pohon bakau yang masih asri. Tak Lupa semua Sesi selama liburan di Serang Banten, aku dokumentasikan, agar suatu saat nanti setelah lulus dari IKIP, akan menjadi kenangan yang indah tak terlupakan.

Tak terasa beberapa tahun kami menuntut ilmu, sampai juga akhirnya kami di Wisuda. Kami ingat betul Balai Sidang Senayan menjadi saksi bisu, bahwa kami Mahasiswa Ikip Jakarta, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, angkatan 88 pernah Wisuda di sana.

Wisuda telah usai, tiba saatnya kami harus berpisah untuk berjuang menggapai cita- cita, yaitu menjadi seorang guru demi mencerdaskan anak bangsa.Tati kembali ke kampung halamannya di Serang, sedangkan Indah dan aku kembali ke rumah orang tua masing - masing .

Walau kami berjauhan, kami tetap menjaga silaturahmi lewat medsos.Kudengar kabar berita bahwa ibunya Tati meninggal karena pembuluh darahnya pecah.

Jarak dan waktu serta kesibukan aku ,yang tak memungkinkan kami bersua dengan keluarga Tati.Aku hanya bisa mendoakan saja, agar ibunda sahabatku Tati Husnul khotimah, Aamiin YRA.

Tak lama setelah itu, aku dengar kabar dari Indah, bahwa Tati sakit keras. Aku berusaha datang ke Serang tapi sayang, Indah tidak bisa datang menemaniku untuk menjenguk Tati, karena ada hal penting yang tak bisa ditinggalkannya. Akhirnya Aku beserta kedua teman kuliahku, Tini dan Tono bisa mewakili menjenguk Indah.

Alhamdulillah menjelang magrib, kami tiba di rumah Tati.

Ternyata Tati mengidap penyakit yang sangat kronis, karena dia tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter dan baru mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang ini.

Wajah ceria terlihat jelas, ketika kami teman sekampus menjenguknya.Tak banyak yang kami bicarakan, karena Tati sudah tidak dapat berbicara dengan jelas akibat penyakit yang di deritanya. Tubuhnya pun terlihat sangat kurus kering. Tati ternyata kesulitan mencerna makanan, selama ini dia hanya makan bubur agar mudah dicernanya. Waktu semakin malam, akhirnya kami pamit pulang ke rumah. Sebelum pulang kami mampir dulu ke salah satu rumah makan. Rumah makan itu ternyata khusus menjual pecak ikan Bandeng. Aku sering makan berbagai pecak ikan , diantaranya : pecak ikan Gurame, pecak ikan Mas. Pecak ikan Mujair tapi menurutku yang paling uenak adalah pecak ikan Bandeng, walau durinya banyak tapi pecak ikan Bandeng sangat legit, apalagi ditambah dengan aroma cabe rawit yang ditumbuk halus..Eemm Maknyos uenaknya. Tono berkata kepadaku, " Bagaimana Rasa pecak ikan Bandeng ini?" Aku jawab, " Wah , rasanya nendang banget bikin Aku ketagihan neh, Sensasinya luar biasa."

Di Serang selain pecak ikan Bandeng, kuliner yang tak kalah enaknya adalah sate ikan Bandeng.

Setelah makan pecak ikan Bandeng, tak lupa kami membawa oleh - oleh sate ikan Bandeng untuk dibawa pulang ke rumah kami masing- masing.

Di luar dugaanku, tadinya aku membayangkan sate ikan Bandeng itu, seperti sate ayam atau. sate kambing yang dagingnya dipotong kecil- kecil mirip dadu.Sate ikan Bandeng itu, ternyata satu ekor ikan Bandeng utuh yang telah dibuang tulang belulangnya, kemudian di dalam ikan bandeng itu diisi lagi dengan daging ikannya saja, yang telah diberi bumbu rempah- rempah yang sangat lezat. Kemudian ikan itu ditusuk dari mulutnya ke arah ekornya, oleh sejenis lidi terbuat dari bambu.

Aku mendengar kabar dari temanku, ternyata sakit Tati semakin parah. Akhirnya Indah dan beberapa teman kuliah yang lain berencana untuk menjenguk Tati juga esok harinya . Sebelum rencana Indah dan teman- teman menjenguk ke rumah Tati esok pagi itu terlaksana. Malamnya kami mendengar kabar bahwa Tati telah meninggal dunia.

"Ya Allah, Engkau telah memberikan jalan yang terbaik untuk Tati sahabatku tercinta, kembali ke haribaan-Mu.Semoga Tati Sahabatku Husnul khotimah, Aamiin YRA." Selamat jalan sahabat terbaikku.

Dalam hatiku berbisik" Ya Allah, Alhamdulillh..aku masih diberi kesempatan bertemu dengan almarhumah di detik- detik terakhir hidupnya. Tak sia- sia perjalanan jauh, ku tempuh dari Depok ke Serang, akhirnya bisa bertemu dengan sahabat terbaikku.

Kini ketika aku kangen dengan Tati , aku selalu mendoakannya setelah shalat agar almarhumah berada di surganya Allah. Sambil aku membuka album foto kebersamaan kami waktu menginap dan berlibur di Serang. Tak terasa album foto basah oleh tetesan air mataku.

Kenangan manis bersama almarhumah akan tersimpan rapat dalam hatiku....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih bu Deswati syantik...tik..tik..

03 Mar
Balas

Terima kasih bu Deswati cantiq

08 Mar
Balas

Salam bu Des cantiq

19 Mar
Balas

Keren bangat buk kisahnya, sukses terus ya.

04 Feb
Balas



search

New Post