Hj. Yuhaeni. M.Pd

Terlahir dengan nama Yuhaeni, nama panggilan Yuhai.Lahir di Depok tanggal 29 Januari .puteri ke-3 dari Bapak H.M.Yunus dan ibu Hj.Siti Asiah ( Almarhumah). Pern...

Selengkapnya
Navigasi Web
Borneo
Pantai Rindu Alam, pulau Borneo

Borneo

Borneo

Hal yang ditunggu- tunggu akhirnya jadi kenyataan. Setelah penantian panjang, kami diberi kesempatan oleh Allah berkunjung ke pulau Borneo. Begitu Senang nya hati Shafa dan Marwah berkunjung ke rumah kakak di Banjarmasin. Akhir November 2019 merupakan pengalaman manis bagi Shafa dan Marwah berkelana menyebrang pulau dari jawa barat ke Kalimantan. Selama ini kita hanya bisa membayangkan apa yang dikatakan orang, bahwa kalimantan adalah daerah katulistiwa yang sangat cetar oleh panasnya terik matahari.

" Shafa, sudah packing ya kamu? " kata Marwah. " Sudah dong, dari jauh- jauh hari, sudah aku persiapkan semuanya." Jawab Shafa."Tiket pesawat sudah deal. Kita berangkat ke Bandara Sukarno Hatta ba' da Ashar ya Marwah!" Penerbangan tujuan kita adalah Banjarmasin pukul 19.00 WIB dan akan sampai di Bandara Syamsudin Noor pukul 20.30.WITA. Nah setelah shalat Ashar kita janjian bertemu di Terminal Depok , kita naik Damri dari Depok. Ongkos naik Damri ke Bandara Soekarno Hatta Rp.65.000. Alhamdulillah, perjalanan dari Depok ke Bandara Sukarno Hatta ditempuh dalam waktu 1 Jam 30 Menit, tanpa kemacetan yang berarti. Tak terasa perutku berbunyi keroncongan. Aku mengajak Marwah makan bakso di kantin Bandara soekarno Hatta." Mas pesan Bakso Apung dua ya!" pintaku kepada Mas penjual bakso.Bakso Apung merupakan jajanan favoritku.Cuma aku agak kaget juga ya harganya lumayan mahal di Bandara Soeta ini."Maklumlah namanya juga di bandara ya Marwah." Kataku.Tak apalah yang penting sekarang perutku sudah tak keroncongan lagi,pikir Shafa.

Terdengar dari pengeras suara bandara para penumpang Lion Jakarta- Banjarmasin harus bersiap- siap masuk ke dalam. Akhirnya aku dan Marwah membawa tas gemblokku ke dalam bandara. Tanpa Bagasi kami langsung ke petugas meminta label buat ransel kami. Kami langsung menuju bus untuk diantar menuju pesawat. Pemandangan di lapangan terbang Sukarno Hatta ba' da isya sangat temaran , alhamdulillah cuaca sangat cerah walaupun malam datang menjelang. Kami pun secara antri naik melalui tangga pesawat. Setelah pesawat mulai terbang dari kaca jendela terlihat suasana di luar sangat gelap, hanya terlihat kelip-kelip lampu dari rumah maupun hotel . Bagai seribu kunang- kunang di Manhattan. Sungguh Pemandangan yang sangat memesona. Tersentuh hati ini, Ya Allah begitu kecilnya hamba ini, yang penuh khilaf dan dosa, dibandingkan dengan hamparan alam semesta. Malam - malam terbang dengan pesawat begitu menguggah hati ini. Betapa besar kuasa-Mu ya Allah, begitu luas bumi ciptaan-Mu ya Allah. Setelah menempuh waktu selama 1 setengah jam, akhirnya kami tiba di Bandara Syamsudin Noor. Nah dari bandara ini kami harus menggunakan travel perjalanan darat menuju Batu Licin tepatnya di Tanah Bumbu. Kami menyewa travel mobil Avanza dengan biaya Rp.750.000 dengan menempuh perjalanan kurang lebih 6- 7 Jam.

Kami pun mulai meluncur menuju Tanah Bumbu. Di kanan kiri sepanjang jalan sangat temaram, tak terlihat jelas pemandangan di luar sana, hari semakin malam dan gelap pun semakin pekat. Kami akhirnya bisa memejamkan mata juga ,walaupun Avanza larinya begitu sangat cepat. Tak terasa menjelang subuh akhirnya aku tiba di Tanah Bumbu, di pinggir jalan sudah berdiri keponakanku dan memberi aba- aba menganjak Avanza masuk ke parkiran rumah kakakku.

" Assalammualaikum Kakak, akhirnya sampai juga aku di istana Kakakku." kata ku.Aku mengajak Marwah masuk juga walau ia merasa malu- malu. Maklum walaupun kami semua bersaudara karena tempat tinggal yang saling berjauhan maka ada rasa sungkan di hati kami berdua terhadap kakakku.

Ternyata alhamdulillah, walaupun kakakku perantau di Banjarmasin. Rupanya kakakku seorang perantau yang berhasil. Berhasil di karier dan kerjanya yang punya jabatan tinggi di kantornya. Dari segi ekonomi juga sangat bagus .Kakakku mempunyai rumah yang sangat besar, tanah yang sangat luas yang ditanami kelapa sawit dan karet. Mempunyai seorang istri yang solehah dan memiliki seorang putra yang telah berhasil menjadi pilot. Alhamdulillah aku bangga mempunyai keponakan seorang pilot, mudah- mudahan menjadi inspirasi juga bagi keponakan- keponakan lain untuk mengikuti jejak saudaranya menjadi seorang yang berhasil mencapai cita- cita dan impiannya.

Sebagian besar masyarakat Tanah Bumbu, aku perhatikan berasal dari Jawa, tidak aku temui masyarakat Kalimantan asli. Di sana- sini terdengar percakapan dan senda gurau dengan bahasa Jawa. Mungkin mereka suku Jawa yang sudah lama merantau di pulau Kalimantan.

Di sepanjang jalan menuju Tanah Bumbu adalah pantai - pantai yang indah. Jika waktu malam kedatanganku itu, tak terlihat jelas keberadaan pantainya karena gelapnya malam. Nah di siang hari ini , aku berkeliling di Tanah Bumbu- Batu licin ada berbagai pantai yang indah- indah.

Pertama aku jelajahi pantai Pagatan. Pantai ini masih sangat asri, karena jarang didatangi orang, sangat sepi sekali, di musim kemarau terlihat air sungai sangat surut. Terlihat anak- anak kepiting berlari- larian di pasir pantai Pagatan . Anak kepiting berlarian dari satu lubang ke lubang yang lain, ia bersemangat berlarian di lubang- lubang pasir pantai. Aku dan Marwah berlarian mengejar anak kepiting yang imut- imut bersembunyi di lubang- lubang kecil. " Aseeek, aku bisa menangkap anak kepiting neh" teriak Marwah dan aku pun tak mau kalah dengan Marwah menangkap kepiting dan mengumpulkan dalam botol. Setelah terkumpul banyak akhirnya aku dan Marwah melepas kembali anak- anak kepiting itu ke habitatnya yaitu pasir pantai Pagatan. Tak ada satu manusia pun yang berkunjung ke pantai Pagatan saat itu, hanya ada beberapa pedagang rujak dan es serta pentol yang berjualan di pantai ini.

Sangat beda jika aku berkunjung ke pantai di Jawa Barat. Terlalu banyak manusia yang berkunjung di daerah pantai Jawa Barat. Malah kalau lebaran tiba , pantainya berubah jadi lautan manusia.Saking banyaknya orang yang berkunjung di pantai Jawa Barat dan sekitarnya seperti pantai Carita, pantai Anyer, pantai Karang Bolong dsbnya.

Belum puas menyusuri pantai di wilayah Batu Licin .Aku lanjut ke pantai Rindu Alam. Letak pantai ini tak jauh dari pantai Pagatan. Suasana nyaman,rindang, hijau segar ada di pantai Rindu Alam. Pohon - pohon cemara hijau menjulang mencakar langit biru yang terik. Sangat indah sekali pemandangan Alam di pantai Rindu Alam ini. Aku dan Marwah bermain di pantai kebetulan ada mobil- mobil kecil yang disewakan untuk berkeliling di sepanjang pantai, sekali putaran perorang dikenakan biaya Rp.20.000 untuk sewa kendaraan itu. Sangat sulit melaju kendaraan itu di tanah yang berpasir yang sangat tebal " Wah aku sudah mengegas mobil ini tapi mobil ini tak maju-maju, malah mukaku dan pakaianku penuh dengan semprotan pasir dari roda mobil sewaan itu. Menjelang sore angin di pantai semakin kencang, air terlihat semakin pasang. Tak lupa aku mengabadikan foto- fotoku dengan menggunakan drone. Sangat indah pemandangan di pantai yang hijau dengan pohon pinus, diabadikan dengan foto dari atas oleh drone.

Dari sela- sela pohon pinus terbentang ayunan yang terbuat dari kain. Sangat nyaman aku dan Marwah berbaring di ayunan antara pohon - pobon pinus menjulang, di hembusi oleh angin yang sepoi- sepoi sambil memakan pentol yang banyak dijual di pinggir pantai. Aku kira pentol hanya banyak dijual di daerah Jawa, ternyata di sini banyak juga penjual pentol. " Bapak asli dari mana Pak? " aku bertanya kepada beberapa pedagang di pinggir pantai. Ternyata mereka ada yang berasal dari Jawa dan Sunda. Mereka merantau ke Kalimantan dengan mencari nafkah sebagai pedagang. Pentol ini sejenis bakso yang makannya dengan cara ditusuk dengan lidi yang berasal dari bambu . Pentol ini masakan yang bahan bakunya ikan segar yang ditambah adonan tepung terigu dan bentuknya bulat- bulat kecil seperti bakso atau pentol, makanya dinamakan pentol.

Menjelang subuh , aku bersiap- siap untuk wudhu dan shalat subuh. Setelah itu tak lupa aku sarapan dengan nasi uduk khas Kalimantan, rasanya sangat maknyuus. Aku tidak menyia- nyiakan waktu selama di Kalimantan ini. Aku habisi waktuku untuk berkunjung ke desnitasi yang bagus dan indah. Setelah sarapan aku, Marwah diantar keponakanku mengujungi pelabuhan tempat penjualan ikan - ikan segar yang baru saja ditangkap nelayan dan diangkat ke darat. MasyaAllah begitu berlimpah rezeki yang diberikan Allah buat nelayan di Batu Licin ini.

Ada berbagai macam ikan segar dari yang besar sampai yang kecil- kecil. Ada kepiting, udang, sotong dan cumi. Semuanya dijual dengan harga yang sangat murah , jika dibandingkan dengan kita yang tinggal di Depok yang jauh dari pantai. Setelah puas berkeliling di pasar ikan , akhirnya kami pulang dan menunggu ikan segar yang baru dibeli untuk diolah. Kebetulan kakak iparku sangat jago memasak. Tak lama kemudian hidangan masakan dengan lauk ikan tenggiri, udang, kepiting sudah siap saji. Akhirnya kamu berkumpul untuk makan bersama keluarga kakakku dan menyikat habis semua olahan hasil laut di kalimantan ini, hasil masakan kakakku.

Siang menjelang, untuk menghilangkan rasa penasaranku , aku berkunjung ke home industri yang memproduksi makanan khas Kalimantan yaitu amplang. Aku langsung menuju tempat produksi di rumah penduduk. Aku memperhatikan bagaimana cara mengolah amplang dari bahan mentah ikan segar ditambah tepung terigu, akhirnya jadilah amplang yang gurih dan renyah. Aku memborong amplang sebagai oleh- oleh untuk teman di kantorku bekerja. Lumayan harganya jauh lebih murah, jika sudah dijual di toko- toko. Apalagi kalau sudah dijual di kantin bandara harganya jadi berlipat- lipat

Setelah puas berkunjung ke home industri makanan amplang. Sore harinya aku dan Marwah diantar sepupuku ke Pelabuhan Batang.Ternyata Pelabuhan Batang ini menjadi obyek wisata karena memiliki destinasi yang sangat indah. Di situ terlihat sangat banyak orang- orang yang menghabiskan waktunya untuk bersantai dan berjajan ria di sore menjelang senja. Jajanan khas Batu Licin yaitu pisang hijau. Yaitu olahan pisang kepok yang dipanggang dan dibakar kemudian dijepit jadi agak gepeng, setelah itu dilumuri air gula santan .MasyaAllah rasanya sangat enak dan nikmat, apalagi dimakan di pinggir Pelabuhan Batang di sore hari yang nyaman.

Di sebelah tukang pisang hijau ada sebuah kapal tua yang sangat besar berlabuh di tepi pelabuhan. Kadang beberapa orang berfoto ria di kapal besar itu." Hayoo Marwah kita berfoto ria juga di kapal tua yang sangat besar itu." Beberapa saat kemudian terdengar suara, " Maaf ya dilarang foto di sini." kata seorang berpakaian seragam satpam sambil mengambil rantai panjang dan besar membetangkannya di bagian sudut kanan dan kiri kapal besar itu agar orang- orang tidak masuk ke dalam kapal besar itu. Menjelang magrib kami pun pulang kembali ke rumah kakakku di Tanah Bumbu.

Hari yang ditunggu- tunggu tiba, sesuai rencana awal selain berlibur, kedatangan kami ke Borneo khususnya kota Tanah Bumbu adalah untuk mengucapkan selamat berbahagia, rasa syukur dan berdoa semoga kedua mempelai menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah. Semoga acara resepsinya berjalan lancar tanpa hambatan. Persiapan untuk acara itu sudah sangat matang aku lihat. Para tetangga yang jumlahnya cukup banyak sudah siap membantu kakaku sekeluarga untuk merayakan hajatan besar.

Tenda- tenda sudah terpasang megahnya.Panggung untuk penganten dan panggung buat orgen tunggal sudah siap dengan megahnya. Berbagai macam kue, makanan, masakan dan minuman disediakan untuk para tamu yang sangat banyak jumlahnya. Agak beda dengan di daerah jawa sajian makanan, kue ,masakan dan minuman, tentunya di Kalimantan ada sajian soto banjar dan minuman juga agak beda, aku mencoba minuman dari buah mangga kueni yang sangat harum, manis dan segar. Di samping itu juga gaun pengantin pria dan wanita menggunakan baju khas pengantin adat Kalimantan. Acara pernikahan keponakan berjalan cukup lancar dan sukses.

Pagi hari nya aku dan Marwah bersikap- siap untuk kembali ke Jakarta . Sebelumnya kami mampir dulu ke sebuah mesjid yang sangat besar di Tanah Bumbu yaitu Mesjid Agung Al Falah. Mesjid ini Sangat Besar, megah dan sangat luas di halaman mesjid ada taman yang sangat luas dan setelah masuk melewati tangga, ada halaman mesjid yang sangat luas, di kanan kiri ada kolam ikan yang sangat luas dan di tanam sejenis pohon kurma , masuk ke dalam melewati pintu yang sangat besar dan mewah, lanjut ke dalamnya lagi, ada hamparan permadani yang indah. Mimbar yang mewah dan lampu- lampu krital bergelatungan sangat artistik , indah dan mewah. Pokoknya mesjidnya berdiri dengan megah dan penuh dengan kemewahan., MasyaAllah.

Berbeda dengan waktu berangkat ke Kalimantan dari Bandara Syamsudin Noor menggunakan jalan darat yaitu dengan travel. Ketika akan pulang dari Kalimantan menuju Jakarta, kami menggunakan dua kali transportasi udara, pesawat yaitu dari Bandara Bersujud di Batu licin lanjut ke Bandara Syamsudin Noor lanjut lagi ke Bandara Sukarno Hatta.

Tak membutuhkan waktu lama akhirnya kami tiba di Bandara Sukarno Hatta dan dari sini kami naik Damri menuju ke Depok. Alhamdulillah rasa syukur yang mendalam kami telah selesai melakukan tadabur Alam ke pulau Borneo, Subhanallah wal hamdulillah wala ila haillallah waallahuakbar terasa nyaman hati ini mensyukuri keindahan alam negeri ini sambil bersilahturahmi. i Love U , Borneo..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

I love Boerneo

28 Mar
Balas



search

New Post