Holikin

Guru dan penulis tinggal di sebuah pulau terpencil di Kabupaten Sampang, Madura....

Selengkapnya
Navigasi Web
Jargon
gambar by: likin

Jargon

Di sebuah tempat, maksudnya mungkin daerah atau desa, terpampang sebuah reklame (mungkin semacam sepanduk) yang bertuliskan "Hidup sehat dengan makan srikaya setiap hari". Tempat yang tak jauh jaraknya dari tempat yang terpampang reklame tersebut, terpasang sebuah reklame yang bertuliskan, "Hidup berumur panjang dengan mengkonsumsi pisang setiap hari". Dan tempat yang sebelahnya lagi, terpasang satu reklame berukuran besar bertuliskan kalimat yang agak menantang, "Dengan mengkonsumsi rambutan setiap hari, hidupmu dijauhi dari ragam penyakit!"

Kita mungkin memahami, dari reklame-reklame yang terpasang di tiga tempat itu mengindikasikan akan beragamnya hasil tanaman penduduk setempat. Tentu kita paham juga, betapa ketatnya penduduk ketiga tempat tersebut berebut menarik konsumen. Sekalipun, srikaya, pisang, dan rambutan, tidak baik dikonsumsi bagi orang-orang tertentu dengan alasan tertentu.

Demikianlah, mungkin pula jargon kelembagaan. Baik formal dan sesebalik dengannya. Bahkan, demi menggaet peminat, jargon keagamaan turut menyertai. Turut serta pula, hal-hal yang berkaitan dengan sentimen, hidup-mati, surga-neraka, beruntung-celaka, dan sebagainya.

Memang, setiap "diri" atas apa yang ia miliki cenderung berbangga-bangga (kullu hizbin bima ladaihim farihun). Saking bangganya, hingga kadang mempersekusi "diri" lainnya. Kata persekusi, di sini bisa verbal dan non verbal, bisa secara fisik bisa juga melalui jargon lagi. Dan, yang terakhir ini yang paling sering dijumpai. Kosa katanya menggunakan "anti", "non", dan kadang "in", "un", atau "a". Terkadang menggunakan bahasa ambigu yang hingga tahun 2021 ini tidak ditemukan definisinya. Definisi yang benar-benar definitif dan tidak bersatandart ganda.

Jargon, akhir-akhir ini menjadi semacam kata yang semakna dengan benda-benda fisik yang mematikan. Jika ia ditaruh di sepetak reklame yang kemudian dipasang di pinggir jalan, ia seperti ranjau atau mungkin seperti bom waktu. Jika ia dilisankan, berwujud semacam basoka yang siap memorak-porandakan. Jika ia diupload di layar kaca, menjadi seperti wujud martil. Anehnya, ia laku di tempat-tempat yang sepi klarifikasi, dan mau menang dan benar sendiri.

Yang jelas, kembali ke fungsi awal. Jargon datang dari tempat dan disdesain oleh tempat dan disesuaikan oleh "matapencaharian" mayoritas penduduk setempat. Semua demi itu. Tapi, tidak benar-benar semuanya sebenarnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post