Dua pulu tahun yang lalu
Dua puluh tahun yang lalu
Aku masih muda belia saat itu
Ibarat buah aku sangatlah ranum
Ibarat bunga aku harum
Nampak seperti yang dimabuk cinta
Banyak kumbang datang
Ada yang terluka
Ada juga yang riang
Dua puluh tahun setelah itu
Aku merenungi
Nampak kerut di dagu
Nampak juga kerut di dahi
Akankah masa itu terulang kembali
Saat tiada duka
Saat tiada lara
Hanya suka pengobat rindu di hati
Kini usiaku mendekati senja
Aku tersadar kala terjatuh
Congkak kala bahagia
Lupa akan dunia runtuh
Semoga karunia Tuhan tiada henti
Mencoba memperbaiki diri
Berharap rido sang ilahi
Mengharap syurga dikemudian hari
Serang, 17 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar