IKHLAS MENGABDI (Bagian 21)
Seperti biasanya rapat bulanan ustaz dan ustazah dilakukan di kantor madrasah dengan lesehan. Setelah mengevaluasi kegiatan pembelajaran selama sebulan baru ustazah Ningtami melanjutkan membahas persiapan pelaksanaan Penilaian Tengah Semester Ganjil. Ustazah Ningtami memberikan arahan terkait bentuk dan jumlah soal serta batas pengumpulan terakhir.
“Mohon maaf tanya ustazah, apakah pengetikan soal bisa diberikan ke pada operator,”tanya ustazah Ratih.
“Untuk pengetikan soal, analisis, dan kunci jawaban diketik sendiri karena semuanya sudah menjadi tugas pokok dan fungsi dari ustaz dan ustazah sendiri,” jawab ustazah Ningtami.
Sebelum rapat ditutup terdengar suara orang mengucap salam dari luar.
“Assalamualaikum wr wb,”salam dari seorang polisi wanita.
Waalaikumsalam wr wb. Jawab spontan dari ustaz dan ustazah.
“Mari ibu silakan masuk kebetulan rapatnya sudah selesai,”sapa ustazah Ratih.
“Terimakasih Ibu, Cuma sebentar mau mengantar beras satu zak untuk yayasan,”jawab Ibu polwan tersebut.
Kemudian ustazah Ningtami keluar menghampiri tamunya yang sedang berbicara dengan ustazah Ratih.
“Terimakasih Ibu bantuannya semoga Allah membalas kebaikan Ibu dengan rezeki yang barokah. Mari masuk dulu ibu,”pinta ustazah Ningtami.
“Mohon maaf ustazah ini terburu-buru lain kali saja,”jawab ibu polwan tersebut.
Setelah berpamitan dan mengucapkan salam ibu polwan tersebut pergi meninggalkan madrasah ibtidaiyah.
“Siapa ibu polwan itu ustazah yang membawa satu sak beras?” tanya ustazah Ratih.
“Beliau donatur yang memberikan satu sak beras setiap bulannya,”kata ustazah Ningtami.
Sambil menunggu jam pulang, ustazah Ratih menanyakan suatu hal terkait informasi akan bergabungnya ustazah Indah dari kecamatan lain.
“Gimana kelanjutannya perihal kepindahan ustazah Indah ke madrasah ibtidaiyah kita?”tanya ustazah Ratih.
“Sepertinya batal karena sampai sekarang belum ada permintaan surat penerimaan dari madrasah ibtidaiyah. Dia terlalu banyak minta saran ke banyak orang sehingga membuat dia malah tambah ragu untuk pindah di sampingnya itu dia sudah berada di zona nyaman dengan jumlah siswa sesuai pagu, tidak perlu lagi melakukan kengiatan mempromosikan madrasah sekaligus mencari siswa untuk bersekolah di madrasah, sedang disini harus bekerja keras meningkatkan dan mengembangkan madrasah. Itu menjadikan faktor utama kegagalannya untuk pindah tugas. Tapi kalau jadi Alhamdulillah, akan menjadi tambahan amunisi dalam mengembangkan madrasah ini,”kata ustazah Ningtami
“Gimana dengan adik iparnya ustazah Irma apa jadi yang bergabung dengan kita, soalnya tadi ustazah Irna menyampaikan kalau adik iparnya akan pindah ke madrasah kita,kata ustazah Ratih.
“Kalau yang ustazah Eva adik iparnya ustazah Irma insyaAllah jadi. Dia sudah meminta surat penerimaan dari madrasah ibtidaiyah kita hanya saja masih dalam proses kepindahannya. Semoga kita dapat tambahan amunisi untuk meningkatkan dan mengembangkan madrasah ibtidaiyah kita tercinta ini,”jawab ustazah Ningtami.
Tak terasa mereka berdua bercengkrama cukup lama akhirnya bel berbunyi tanda berakhirnya pelajaran dan siap-siap untuk berangkat pulang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar