Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Curhat Balita Lanjut Usia

Curhat Balita Lanjut Usia

Gemes.....! Ya, gemes banget! Sesampainya di rumah sore itu, tak kutemui gadis lincahku, Annisa. Segera setelah menyimpan tas kerja, mencari ke rumah kakeknya. Nihil......!

"De, antar k Pulomas!" ucap ku, pada adik lelaki paling kecil. Wuuuzzzzz.......! Motorpun melaju, hitungan menit sampai di rumah besar itu, rumah yang selalu jadi tempat Annisa sembunyi.

Di depan rumah nampak ibu mertua sedang santai, setelah salam dan sedikit berbincang, aku pun menanyakan keberadaan gadis kecilku. "Annisa ada, mi?" Tanyaku. "Ada, sedang tidur di dalam." Jawab beliau. Setelah ijin untuk membawa pulang, aku pun segera menuju kamar di mana Annisa tidur. Segera ku gendong dan pamit pulang.

Di tengah perjalanan, Annisa terbangun dan sadar kalau ibunya pasti sangat marah. Kejadian seperti ini bukan yang pertama kali. Dalam perjalanan semua terdiam. Biasa kalau ada yang emosi lebih baik diam.

Sesampainya di rumah, segera ku mandikan Annisa. Selesai mandi barulah Annisa berani bicara, "Umi marah ya? Annisa minta maaf ya, Mi" ucap gadis cilikku. "Hhhmmmm, kelihatannya marah, ga?" Jawabku sambil membuat susu coklat kesukaannya. "Umi marah, itu jawabnya aja begitu suaranya." Ucapnya lagi sambil menoleh ke arahku. Gadis cilikku sangat paham, kalau intonasi suara Uminya sudah berubah, tandanya ada yang kurang berkenan.

"Kalau ada anak kecil main hujan, tidak sekolah, tidak mau sarapan dan makan siang, tidak baca Qur'an juga, trus bukannya nunggu di rumah tapi sengaja pergi ke rumah neneknya, kira-kira marah ga ibunya?" Tanya ku pada gadis cilik ini. Kulihat dia mulai berpikir, mungkin sadar kalau yang dimaksud adalah dirinya. Usianya sih belum genap enam tahun, tapi pertanyaannya semua harus dijawab dengan penjabaran. "Ya......, pasti ibunya marah lah, Mi, kan sekolah biar pinter, makan biar badannya kuat, belajar baca Qur'an biar pinter ngaji ga masuk tempat yang ada apinya (neraka maksudnya)!" Jawabnya dengan gamblang. "Anak pintar......! Nah, tuh tahu jawabannya, trus kenapa masih tanya, Umi marah atau ga?" Jawabku. Annisa hanya diam sambil pura-pura menggambar, kelakuan bocil.......!

"Mi, minum susunya di depan (teras) ya?" Pintanya sambil memelas. "Iya..." jawabku. "Mi, beli baso ya" pintanya lagi. Kebetulan sore itu ada tukang baso keliling. Dan memang sejak pagi gadis bocil ini belum makan makanan yang berat. "Iya, tapi dihabiskan ya" jawabku memberi persetujuan. "Iya, Mi" jawabnya singkat.

Sambil menemaninya makan, ternyata masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang disimpan. "Mi, kenapa sih kita harus ngaji dan sekolah?" Tanyanya. Hadeuh......., ini bocah, ga bisa santai sejenak pikirannya. "Kita harusnya ngaji untuk membaca kita Suci agama kita, paham isinya, dan dikerjakan sesuai ajaran kitab suci, tanda kita hamba Allah. Biar jangan masuk ke tempat yang ada apinya, trus kita juga harus sekolah, untuk belajar banyak hal, membaca, menulis" jawabku sambil menarik nafas. Perasaan mau santai, kok jadi penjabaran panjang. "Oh, biar ga jadi anak bodoh ya, Mi?" Tanyanya dengan wajah polos. "Iya....!" Jawabku sambil mempertahankan senyum...(hiks.....hiks....., ujian banget ya dari anak).

"Mi, kenapa kita harus makan, kenapa tidak boleh mandi hujan?" Cecarnya lagi dengan pertanyaan lanjutan. "De, sudah menjelang maghrib, masuk dulu yuk, persiapan sholat, nanti baru diteruskan lagi." Jawabku sambil membereskan dan mengajak masuk ke dalam rumah.

Ah......! Gadis bocilku, andai kau tahu, Anak adalah aset dunia akhirat, titipan yang akan diminta kembali beserta pertanggung jawabannya. Sebagaimana pesan-pesan moral yang disampaikan oleh pak Ustadz dalam setiap pertemuan, "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"

#anakku

Diujung senja muka rumah

Jakarta, 17 Februari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, anak yang cerdas dan bunda yang penyabar. Sukses selalu dan barakallah

17 Feb
Balas

Aminn......., semoga bisa trus sabar....terima kasih, bun.....!

18 Feb



search

New Post