Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jelita dan Lolita tanpa Balita (Tour Japan part 1)
Asakusa Kimono Session

Jelita dan Lolita tanpa Balita (Tour Japan part 1)

Sebelum senja mengejar waktunya, para Jelita dan Lolita segera menuju mobil yang siap menanti, cussss....! Kembali ke Bandara Hongkong melanjutkan perjalanan menuju negara matahari terbit.

Sampai di Haneda airport, Jepang, sudah larut. Para Jelita dan lolita ini amat sigap dan wonder sekali, dengan koper yang melebihi setengah berat badan sambil berlari mengejar waktu operasional subway yang menjadi transportasi favorite di Jepang. Duh, ga bisa dibayangkan rempongnya. Selama di Indonesia bisa dihitung jari naik kereta, itu pun kereta Jabodetabek.

Setelah naik turun tangga, masuk keluar lift sambil geret-geret koper, akhirnya sampai juga diujung jalan yang sunyi. Jalan raya, tapi ga ada satu manusia pun yang nongkrong sebagaimana layaknya kota besar, senyap tapi aman. Kulirik weather di HP, 7°c, upsss....! Pantas saja jemari mulai terasa beku, secepatnya saya cari sarung tangan yang sudah disiapkan sejak keberangkatan.

Ah......! Akhirnya taxi yang kami tunggupun tiba, dengan dua taxi kami menuju apartment yang sudah dibooking sebelumnya.

Apartment yang sangat minimalis tapi lengkap dan.........! Jangan coba-coba ngobrol dengan suara keras, alamat ada penghuni lain yang langsung mengingatkan. Bagi mereka istirahat benar-benar digunakan untuk istirahat.

1st day......! Morning, Japan....! Negara yang tidak masuk bucketlist untuk dikunjungi karena mahal.........bro! But, now! Allah akan memberikan apa yang dibutuhkan sekalipun baru terbersit dalam hati. Asakusa, I am here!

Sesuai jadwal acara, Nakamise Street & Shibuya menjadi agenda jelajah hari ini.

~# Asakusa dan Kimono Session #~

Asakusa memelihara suasana tua Tokyo, dengan toko kerajinan tradisional dan kios makanan kaki lima di Nakamise Street dekat kuil Sensō-ji kuno. Taman hiburan Hanayashiki abad ke-19 memiliki wahana dan kafe, sedangkan Kuritsu Sumida Park di tepi sungai menyelenggarakan festival reguler dan pertunjukan kembang api. Restoran mewah trendi berkembang di tepi sungai.

Di Asakusa selain ada Kuil Sensoji juga ada Gerbang Kaminarimon yang merupakan tempat wisata Asakusa paling populer.

1. Kuil Sensoji

Kuil Sensoji merupakan tempat wisata paling populer dan ramai di Asakusa. Kuil Sensoji (浅 草 寺, Sensōji) ini adalah sebuah kuil Budha yang juga dikenal sebagai Kuil Asakusa karena lokasinya. Biasanya ada beberapa orang berkunjung ke kuil ini untuk beribadah. Namun ada banyak juga orang yang berkunjung ke Kuil Sensoji karena penasaran atau sekedar ingin mengabadikan moment special saat berada di Kuil Sensoji.

Kuil Sensoji dibangun pada abad keenam, dan menjadi salah satu kuil tertua di Tokyo. Meskipun sudah ratusan tahun, bangunan kuil masih tampak kokoh, dan tak terlihat sebagai bangunan yang telah berusia ratusan tahun. So, belum afdol liburan ke Tokyo kalau belum sowan ke kuil ini sebagai salah satu tujuan wisata favorite.

Mau pakai kimono berikut atributnya, layaknya wanita Jepang tempo doeloe? Nah......! Di Asakusa juga ada penyewaan Kimono berikut atributnya, sewanya? Hhhhmmmm....lumayan juga, kisaran 500 ribu rupiah, bahkan ada juga yang sampai 1 juta rupiah. Dengan berkimono kita bisa mengelilingi kawasan Asakusa sekaligus foto-foto cantik, serasa model artis yang gagal tayang di setiap stasiun TV. Kebetulan saat kami datang, daun-daun di pepohonan sedang menguning karena musim dingin lebih lambat tahun ini.

Next, favorite mak-mak nih! Di mana pun, kapan pun, pasti dibela-belain, tahan lapar, tahan lelah demi jalan dari ujung utara sampai selatan, yupssss....! Nakamise Street, aih.......! biasa aja kan, ga ada yang istimewa? Iya, sih, kalau belum coba melipir ke sini, kalau sudah melipir, langsung mampir, ga peduli rombongan ada di mana dan bersama siapa, ga peduli jam makan dan tour leader sudah wara-wiri informasi padatnya acara, sebegitu menariknya kah Nakamise Street??? Yuk, ah....!

2. Nakamise Street atau dikenal dengan nama Nakamise Dori

Nakamise Dori merupakan salah satu tempat berbelanja oleh-oleh di Asakusa, selalu penuh sesak dengan orang yang berbelanja maupun sekedar lihat-lihat, seperti saya. Harganya relative ya, kalau menurut saya masih standar harga Tokyo, beda lagi kalau di rupiahkan, lumayan banyak digitnya.

Biasanya saya selalu menghindari pusat perbelanjaan yang ramai. Namun, kali ini saya tak bisa menghindarinya karena jalan menuju Kuil Sensoji melewati Nakamise Dori, lumayan penyegaran mata tapi tidak menyegarkan dompet.

Nakamise Dori ini adalah tempat wisata Asakusa yang membentang sepanjang sekitar 250 meter dari Kaminarimon hingga sampai Kuil Sensoji. Di sepanjang Nakamise Dori ini tersebar puluhan toko, yang menawarkan kuliner khas setempat dan berbagai macam souvenir seperti kimono, yukata dan pernak-pernik lainnya. Saya sendiri menyempatkan diri membeli kimono, pakaian tradisional wanita Jepang, biar kelihatan jalan-jalannya. Halahhhh.........! 2 potong kimono seharga JP¥13000, kalau di rupiahkan kurang lebih satu juta tujuh ratus ribu rupiah.

So, kalau main kesini, siapkan segepok uang YEN. One more, kalau dilihat sih, Nakamise Dori mirip-mirip Passar Baroe di Jakarta ya, hanya di Nakamise Dori lebih aman, tas punggung saya tetap setia di punggung yang kaitannya mudah dibuka, handphone dan dompet setia di dalamnya, selama saya memanjakan mata, tidak ada rasa khawatir akan kecopetan karena berdasarkan informasi yang saya ketahui, Jepang aman untuk traveller terutama wanita. So, bebas tanpa ribet dengan pengawasan tas.

3. Kaminarimon

Selain Nakamise Dori, ada juga nih tempat yang favorite di Asakusa, Kaminarimon. Kaminarimon ini rame, dan penuh orang terutama siang hari. Jadi, lumayan sulit untuk mendapatkan gambar foto dengan hasil yang ok! Tapi kalau malam hari sudah mulai sepi, nah, bebas tuh mau berfoto ria berapa jam.

4. Jinrikisha Becak Khas Jepang

Jinrikisha merupakan becak Khas Jepang. Kendaraan tradisional Jepang ini banyak ditemukan di Asakusa, Tokyo.

Becak di Indonesia dikayuh dari belakang, namun Jinrikisha atau becak khas jepang ini berbeda. Untuk menjalankannya transportasi ini ditarik dari depan dengan tenaga manusia. Namun itulah yang menjadikan Jinrikisha ini unik dan direkomendasikan untuk dicoba ketika di Asakusa.

Saya tidak berani mencoba, bukan karena sedang berkimono yang pasti agak ribet juga, tapi mesti menyiapkan budget yang paling murah sekitar 3000-an yen atau sekitar 400 ribuan, untuk berkeliling selama beberapa menit di sekitar Asakusa. Jinrikisha ini cocok banget untuk yang males jalan kaki, tetapi ingin berkeliling melihat tempat wisata Asakusa sambil menikmati beberapa lansekap utama disana seperti Tokyo Skytree dan Kuil Sensoji. Begitu selesai biasanya baru terasa, dompet kok makin tipis ya......!

5. Naritaya Ramen Halal

Setelah puas berkimono dan berkeliling, kami pun mencari resto untuk makan siang sekaligus malam, maklum, keasikan belanja, lupa waktu makan, kami pun segera menuju kedai mungil namun komplit dengan masakan khas lidah Indonesia, ayam gorengnya mantap, Naritaya Ramen Halal, yang masih berlokasi di Asakusa. Sebuah kedai berlantai dua, di lantai atas terdapat musholla mungil beserta fasilitas untuk berwudhu.

~# Shibuya #~

Dua simbol wisata Shibuya, yaitu Hachiko dan persimpangan Scramble.

"Hachiko-mae Hiroba" adalah salah satu lokasi di Shibuya yang terkenal sebagai tempat untuk pertemuan, sedangkan "Persimpangan Scramble" adalah persimpangan yang paling banyak dilewati kendaraan di seluruh dunia. Dua lokasi wisata terbesar di Shibuya ini terletak sebelahan.

Setelah Keluar dari "Pintu Hachiko" Shibuya Station, disitulah letak "Hachiko Mae Kouba" dan "Persimpangan Scramble".

Hachiko - "Hachiko Si Anjing Setia" yang Selalu Menunggu Majikannya

Nama "Hachiko Mae Hiroba" berasal dari patung "Hachiko si anjing setia" yang terletak di Hachiko Mae Hiroba. "Hachiko si anjing setia" adalah anjing bernama Hachi yang dipelihara oleh dosen Ueno Eizaburo yang memberi dampak besar pada perkembangan pertanian, pertanahan, dan kayu di Jepang. Beliau tinggal di Shibuya dan pergi bekerja melalui Shibuya Station. Akan tetapi, beliau meninggal dunia setelah 1 tahun memelihara Hachi. Hachi tidak bisa melupakan majikannya yang telah meninggal dunia dan selalu menunggunya pulang di depan Shibuya Station.

Hachi menunggunya selama 7 tahun hingga dimuat di koran dan menjadi terkenal di Shibuya. Patung "Hachiko si anjing setia" didirikan pada tahun 1934 oleh penduduk yang kagum oleh kisah Hachi. Hachi meninggal 1 tahun setelah patung ini didirikan dan patung ini pun dikelilingi oleh bunga yang sangat banyak.

Setelah mengunjungi patung Hachiko, mari pindah lokasi ke "Persimpangan Scramble". Persimpangan Scramble adalah persimpangan terbesar di dunia yang dilewati oleh 500.000 orang per harinya. Ketika banyak,dalam satu kali lampu hijau, dilewati oleh 3000 orang.

"Persimpangan Scramble" tidak sama dengan penyeberangan yang biasa. Kendaraan dihentikan. Orang-orang dapat menyebrang dari 4 arah.

Saya sendiri justru asik memperhatikan orang-orang yang menyeberang secara bersamaan, sambil menunggu tiem shopping, saya santai sejenak di gerai kopi yang sudah familiar di Indonesia dan dunia. Pemandangan tempat saya menikmati segelas kopi tepat sasaran, langsung mengarah ke persimpangan Scramble.

Jakarta, 29 December 2019

#stay@home

#wikipedia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, asyik benar jalan jalannya Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

29 Dec
Balas

Alhamdulillah, diberi kesempatan dan kemudahan sejenak, bun..amin....YRA, do'a yang sama, bun....

29 Dec



search

New Post