Agus Bandriyati

Guru SD yang tidak punya hobby. Mengawali pekerjaannya sebagai guru SMU, lanjut turun jenjang mengajar di SMP dan " naksir berat" di SD hingga belasan tah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pesta Mewah Miskin Akhlak

(Tantangan hari ke-30)

#TantanganGurusiana

" Kak, jangan sembarangan bawa tamu ke ruangan ini, ini khusus VVIP harus tahu dong tamu-tamu yang boleh masuk ke ruangan ini!" ucap salah satu menantu tuan rumah dengan ketus.

" Iya, saya tahu, siapa saja yang boleh masuk ruangan ini, dan ini yang saya gandeng bukan orang lain, ini masih neneknya pengantin wanita, meskipun bukan nenek langsung, tapi dulu orang tua mempelai wanita yang memenuhi kebutuhan hidupnya, nenek ini dan suaminya, waktu mereka masih susah nenek ini dengan suaminya yang sekarang sudah almarhum yang membantu kalian! masih dianggap orang lain juga? termasuk kehidupan suami kamu! yang membantu suami nenek ini, kamu harus tahu itu dan tolong tunjukkan akhlakmu yang pantas!, bagaimanapun ini orang tua!" jawab wanita paruh baya di hadapan saya.

" Kamu menantu tidak tahu sejarah, tapi sok tahu dan jauh dari sikap santun, saya ini masih tante mempelai wanita, apa bisa kamu sedikit santun? Saya tahu kamu juga guru ya? tapi sama sekali tidak mencerminkan pendidik yang berakhlak!" ucapnya lagi.

Saya yang memperhatikan sejak jadi, jadi terkesima dengan perdebatan di depan mata siang itu. Seorang wanita paruh baya sedang menggandeng seorang nenek yang sudah uzur namun masih kuat berdiri dan berjalan.

Dan memang ada ruangan untuk tamu khusus dan tamu umum. Miris! Sangat miris, acara pesta yang terkesan bernuansa religi tapi ternyata kenyataannya berbanding terbalik.

Bukankah tujuan pesta pernikahan adalah untuk menginformasikan pada masyarakat banyak, bahwa pasangan halal ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar, informasi kebahagiaan dengan bersyukur dan berbagi hidangan. Namun, yang terjadi bukanlah acara syukuran yang penuh dengan keramahan, tapi menjadi ajang pamer dan membeda-bedakan manusia.

Bahkan, orang tua yang telah berjasa membesarkan seakan hilang jasanya karena dianggap hanya jadi aib ditengah pesta mewah dan tamu-tamu undangan pilihan yang kira-kira mampu membantu tuan rumah mengembalikan modal pesta. Pengakuan public lebih dibutuhkan ketimbang menjadi anak yang berbakti, pujian dan decakan kagum tamu-tamu lebih diaminkan dibanding do'a yang tulus ikhlas dari orang tuanya sendiri.

***

Wanita paruh baya itupun menggandeng nenek tersebut masuk ke dalam ruangan VVIP. Sementara anak-anak Si Wanita paruh baya tersebut berbaur dengan tamu umum lainnya. Bahkan mereka hanya berkeliling saja, tidak ada satu pun anaknya yang makan, mungkin mereka sempat mencuri dengar ucapan ibunya dengan wanita muda yang notabene keluarga baru di keluarga besar tersebut.

" Bu, aku laper!" ucap anak wanita tersebut.

" Tuh, makan aja." ucap Si Ibu.

"Ga mau ah, kita pulang aja, makan di rumah."jawab Si anak.

" Ya udah, yuk, kit pulang saja, sebentar ya, Ibu antar nenek dulu." jawab Si Ibu.

Tak lama, wanita paruh baya tersebut sudah menggandeng nenek menuju mobil yang sudah menjemput.

Sementara di sudut ruangan VVIP, saya melihat menantu yang punya hajat nanar menatap pintu masuk ruangan VVIP. Siapapun yang salah ruangan akan ditegur dan ditunjukkan ruangan untuk umum dengan nada ketus.

Pesta oh pesta......!

Jakarta, 13 Februari 2020

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post