Memaknai Hari Ibu di Era Digital
Hampir setiap tanggal 22 Desember di era digital ini, di media sosial ramai muncul status-status, mulai dari foto-foto selfi , video-vidio, sampai ungkapan-ungkapan yang memposisikan sosok seorang ibu yang menjadi tokoh sentral dalam memperjuangkan proses kehidupan seorang hamba yang lahir dari rahimnya.
Banyak ragam ungkapan yang mengagungkan seorang tokoh ibu, mulai dari ucapan “ Selamat hari ibu”, “ Untukmu kata terima kasih tidak akan cukup”, “I LOVE YOU IBU”, “Tidak ada yang lebih dari ibu”, “ Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah”, “Walau cerewet, galak, banyak melarang, namun kutahu itu adalah bentuk kepedulianmu terhadapku ibu”, “Aku bukanlah anak yang mengucapkan “happy Mother’s Day rutin setiap tanggal 22 Desember, tapi aku adalah anak yang mengucapkan ; Rabbighfirli waliwaa lidayya warhamhuma kama rabbayani saghira” di setiap do’aku”, dan masih banyak lagi ungkapan lainya.
Dari contoh ungkapan-ungkapan di Medsos tadi dapat disimpulkan bahwa makna kata “Ibu” adalah sosok seorang perempuan/wanita yang melahirkan tokoh anak yang keluar dari rahim seorang ibu yang berjuang membesarkannya sampai dewasa, baik seorang ibu yang masih hidup maupun telah tiada.
Makna lain kata “ibu” biasanya diungkapkan pada perempuan/wanita sudah menikah atau belum yang secara fisik dan secara usia pantas dan memenuhi syarat dipanggil dengan panggilan ibu.
Tidak lebay kiranya bahwa ungkapan tersebut sering muncul, yang menandakan peran seorang ibu sangat besar dan berjasa bagi anak-anaknya. Bahkan menurut para psikolog peran sosok seorang ibu sangat luar biasa, ditelusuri sampai mendapatkan 20 macam peran seorang ibu, antara lain : Ibu berperan sebagai seorang manajer keluarga, sebagai seorang pendidik, sebagai seorang psikolog bagi anak dan keluarga, sebagai perawat, sebagai seorang koki, sebagai pelindung, sebagai panutan, sebagai akuntan keluarga, sebagai motivator keluarga, sebagai dokter keluarga, sebagai fashion designer, sebagai interior designer, sebagai sekertaris, sebagai ahli perbaikan, sebagai sahabat, sebagai event organizer, sebagai pegawai tauladan, sebagai penjaga kebersihan, sebagai fatner, dan sebagai superhero.
Kalau ditelusuri dari catatan sejarah, peringatan Hari Ibu di Indonesia berawal dari digelarnya Konggres Perempuan Indonesia I tanggal 22 Desember 1928. Saat itu, peringgatan Hari Ibu diasosiasikan dengan pergerakan politik sejumlah organisasi perempuan. Namun pada perkembanganya, Hari Ibu cenderung dimaknai sebagai perayaan ungkapan kasih sayang atau apresiasi untuk ibu. Kiranya dari catatan sejarah tersebut relevan dengan apa yang diungkapkan oleh para “Nitizen” di era digital saat ini.
Seperti makna ibu yang dibuat oleh Presiden Suharto di era Orde Baru dalam pidatonya, yang di ungkap oleh Patresia adalah: Ibu adalah ibu bangsa, ibu adalah yang melahirkan anak, dan ibu adalah seorang istri atau pendamping suami. Berikutnya, dalam Panca Dharma Wanita juga disebutkan tentang wanita sebagai pencari nafkah tambahan.
Dalam perkembangannya pada tahun 1980-an ada gerakan perempuan baru yang mengubah atau menolak istilah wanita dan domestikasi Orde Baru. Dalam gerakan ini juga diusung ide bahwa perempuan bukan lagi pencari nafkah tambahan. Tetapi kedudukannya sama dengan laki-laki.
B.J Habibie membeberkan bahwa peran ibu dalam mendidik anak-anaknya sangat besar. Di tangan para ibu lah, nasib generasi penerus bangsa . B.J Habibie juga menekankan perlunya mendidik ibu rumah tangga agar mereka mampu memberikan kontribusi maksimal dalam keluarga, terutama mendidik anak.
Apapun pro dan kontra mengenai makna dan peran seorang ibu , tergantung situasi dan kondisi kehidupan yang ia jalani, menurut kekuatan yang mereka miliki, menurut kesempatan yang mereka peroleh, menurut hak dan kewajiban sebagai sosok perempuan, menurut kodrat yang mereka pahami dan diyakini. Semua makna dan peran seorang ibu diharapkan berkontribusi besar terhadap generasi penerus jaman.
Selamat hari ibu 22 Desember 2018.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin...terima kasih bunda telah mengapresiasi tulisan saya...
Benar Bunda, sebai-baiknya ucapan adalah doa. Karena doa biasanya dirangkai dari apa yang terdapat dalam alquran atsu hadis, hal ini yang menjadi ucapan (doa) menjadi luar biasa. Sukses selalu dan barakallah