Menumbuhkan Budaya Baca di Sekolah Dasar
Menumbuhkan Budaya Baca di Sekolah Dasar
Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Jakarta, (PR).-
Hal itu terungkap dalam forum Kafe PT Bank Central Asia Tbk (BCA) V yang mengupas "Bagaimana budaya membaca perlu ditumbuhkan sedini mungkin" dengan tema "Membaca dari generasi ke generasi", seperti disebutkan dalam siaran pers di Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.
Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut agar dapat mengetahui tentang dunia yang belum kita tahu sebelumnya. Oleh karena itu, kebiasaan membaca harus ditumbuhkan sejak usia dini.
Membaca memang kalau bukan sebuah kesenangan, sangat sulit dilakukan. Apalagi kalau membaca tidak menjadi kebiasaan sejak kecil yang terus dipupuk hingga dewasa. Seperti apa yang sampaikan oleh Anies Baswedan penggagas gerakan ‘Indonesia Mengajar’ itu menilai agar membaca bisa menjadi budaya perlu beberapa tahapan. Pertama mengajarkan anak membaca, lalu membiasakan anak membaca hingga menjadi karakter, setelah itu barulah menjadi budaya. "Jadi budaya membaca itu hadir karena ada kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca ada jika ada rencana membaca secara rutin dan rutinitas dalam baca itu penting sekali,
(JAKARTA, KOMPAS.com)
Lebih lanjut, Subekti Makdriani, Pustakawan Utama Perpus RI saat menjadi pembicara
Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2017, di Pendopo Kabupaten Kendal, Senin (15/05/2017). Subekti mengungkapkan rendahnya minat baca disebabkan beberapa faktor satu diantaranya budaya masyarakat Indonesia yang masih didominasi budaya tutur. (TRIBUN JATENG.COM)
Sekolah Dasar menjadi gerbang ke dua untuk menciptakan masyarakat pembaca ke depan. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) saat ini tengah dilakukan oleh pemerintah pada berbagai jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada jenjang Sekolah Dasar (SD). SD merupakan awal dari pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun, sehingga gerakan penumbuhan minat baca sangat strategis untuk dilakukan. Walau demikian, sebelum masuk SD, ada anak-anak yang telah cukup akrab dengan buku pada masa Pendidikan Usia Dini (PAUD).
Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca pada Anak
Sesungguhnya banyak hal yang menjadi faktor penyebab rendahnya semangat dan motivasi untuk membaca, yaitu berikut ini: 1. Lingkungan keluarga Mustahil seorang anak tumbuh dengan kebiasaan membaca bila kondisi di rumah atau lingkungan keluarga tak pernah membiasakan budaya membaca bagi anggota keluarga. Inilah sebabnya sedini mungkin sangat penting untuk membiasakan buah hati kita untuk membaca agar karakter ini tertanam hingga mereka dewasa kelak. Padahal membaca bisa menjadi salah satu bentuk rekreasi yang menyenangkan dan bisa membuat kita menjadi lebih santai.
2. Lingkungan masyarakat Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini lingkungan sekitar masih sering memandang ganjil orang yang menghabiskan waktu dengan membaca misalnya sambil mengantri, saat berada di kereta, atau sekedar duduk di taman kota sambil membaca. Tak hanya dipandang dengan aneh, kadang ada pula yang meremehkan atau mengatakan hal-hal yang negatif sehingga yang bersangkutan merasa malu. Padahal orang-orang yang membaca di area publik seperti ini umum ditemui di negara-negara lain.
3. Perkembangan teknologi yang kian canggih Kemajuan pesat teknologi selain membawa dampak positif dengan memudahkan pekerjaan manusia ternyata juga bisa membawa dampak negatif bila tak digunakan, diawasi, dan dikendalikan dengan baik. Pengguna terbesar produk-produk berteknologi tinggi adalah para pemuda dan sayangnya mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget-gadget canggih tersebut daripada membaca.
4. Di sekolah siswa kurang dirangsang untuk membaca dalam mencari informasi Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah ternyata juga mempunyai dampak terhadap Minat baca. Pada umumnya proses belajar mengajar di tanah air menggunakan model penjelasan dan sangat minim mengarahkan siswa untuk mendapatkan informasi dengan membaca buku. Inilah sebabnya siswa menjadi pasif dan hanya menerima saja tanpa berusaha sendiri untuk mencari tahu lebih banyak. Kondisi ini telah dikoreksi pada kurikulum yang baru tetapi tentu dibutuhkan waktu untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan.
5. Kurang motivasi Masih banyak orang yang menganggap membaca adalah hal yang tak terlalu penting sehingga kurang mempunyai kesadaran serta motivasi untuk rajin membaca. Intinya harus ditanamkan dalam diri bahwa membaca adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas diri sehingga tercipta motivasi untuk menggiatkan diri dalam membaca buku.
6. Sarana yang minim Kurangnya Minat baca pada anak bisa juga karena tak ada atau kurangnya sarana untuk kegiatan tersebut. Di rumah orangtua mungkin kurang menyediakan buku-buku bacaan berkualitas sehingga anak tak diperkenalkan dengan kegiatan membaca. Sementara itu kondisi perpustakaan juga kadang masih lemah terutama di daerah-daerah terpencil.
Sebagai solusi atau permasalahan rendahnya minat baca terutama pada usia anak di Sekolah Dasar perlu dilakukan terutama oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan misalnya : Gemakan “Gerakan Cinta Membaca” yang harus dan selalu didenggung-denggungkan pada anak didik baik melalui poster-poster yang terus terpampang di lingkungan sekolah maupun anjuran secara lisan oleh Kepala Sekolah, Guru dan warga sekolah lainya tanpa kenal bosan.
Membaca bukan sekedar “menyuruh anak membaca”, tetapi melatih kepekaan dan kecintaannya pada buku melalui seringnya dia diberi pengalaman bermanfaat dari membaca buku, atau mendengarkan cerita dari buku (kalau dia belum bisa membaca).
Kegiatan riil untuk “Gerakan Cinta Membaca” bisa dimulai dengan “One Week One Book” artinya setiap siswa setiap minggu wajib membaca satu judul buku selain buku pelajaran dibuktikan dengan mengisi “ Kartu Pintar Baca” Ini terinspirasi pada Bulan Ramadhan ada program membaca Alqur’an “One Day One Juz" sehingga dalam satu bulan Ramadhan dapat menyelesaikan 30 juz. Kalau satu minggu siswa membaca 1 judul buku, satu bulan 4 judul buku, satu tahun sudah membaca 48 judul buku.
Untuk tahun-tahun selanjutnya bisa ditingkatkan secara kuantitas, anak yang paling banyak membaca buku non pelajaran diberikan penghargaan berupa sertifikat “Gerakan Cinta Membaca’ yang diberikan pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan menghadirkan orang tuan siswa.
Seperti juga telah lama dilaksanakan oleh sekolah Taisanji di Jepang ada program memberikan penghargaan (semacam sertiļ¬kat) kepada anak yang sudah membaca 50 buah buku dari perpustakaan sekolah dalam waktu sebulan. https://murniramli.wordpress.com/2013/08/11/
Tak kalah penting lagi yaitu kegiatan pembiasaan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum pelajaran dimulai. Hal ini sesuai dengan “Gerakan Literasi Sekolah” sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu pelajaran dimulai. Ternyata kegiatan tersebut juga telah lama dilaksanakan oleh sekolah Taisanji di Jepang . https://murniramli.wordpress.com/2013/08/11/
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar