Ratno

Bermarkas di Kabupaten Nganjuk, Tepatnya di Jalan Citarum III RT.03 RW.05 Kelurahan Kauman Kec/Kab. Nganjuk Jawa Timur info lebih lengkap kli...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pusaran Kehidupan di Tahun Baru

Perayaan pergantian tahun Masehi selalu ramai dirayakan di seantero jagad raya. Ini merupakan buah dari peradaban bangsa yang sudah mendunia. Yang hakekatnya menandai suatu pergantian akhir masa ke suatu masa yang baru, dengan berbagai macam alasan dan tujuan. Kegembiraan mewarnai moment tersebut, dari sekedar jalan-jalan, cangkrukan, meniup terompet, menyalakan kembang api  sampai menunggu detik-detik pergantian tahun pukul 00.00.

Moment tersebut bisa kita petik dari sisi perjalanan kehidupan dan peradaban manusia dari masa ke masa. Kita bisa merenung ke belakang. Dari kapan kita dilahirkan, diawali dari kapan kita ingat bahwa kita lahir dan sebagai makluk hidup, merangkah step by step, dari tahun ke tahun. Bagaimana perjalanan hidup kita sampai ke detik ini, kita sebagai makluk penghuni dunia yang masih bernyawa? 

Tentu ingatan kita masih melekat ksuatu peristiwa yang mewarnai perjalanan hidup kita. Susah senang, sedih gembira, suka-duka, suka cita dan masih banyak lagi entah apa sebutannya. Patut kita ingat, patut kita renungkan, patut kita putar ulang memori kehidupan  kita sebagai kalendoskop yang panjang. Di mana kita dilahirkan, siapa disekeliling kita, bagaimana bapak, ibu, kakek, nenek , paman, bibi, saudara-saudara kita, tetangga kita dan lain sebagainya.

Coba kita putar ulang hal tersebut dari waktu ke waktu, dari tahun ke tahun. Apa yang dapat kita rasakan? Tersenyum, ceria, tersipu malu, terbahak-bahak atau menangis, tersinggung, “woow”, dan masih banyak lagi yang terekam dalam memori kita.

Semakin banyak memori yang muncul maka semakin bermakna hidup yang pernah kita lalui. Yang kebetulan usia kita sudah senja, maka masing-masing individu pasti bisa menyimpulkan sendiri.  “Apa sih arti kehidupan yang sebenarnya”? Tentu setiap orang jawabanya beragam, tergantung seberapa dalam memaknai kehidupan mereka. Apakah sekedar menjalani saja, seperti manusia lahir-hidup-mati, terus berputar-putar itu saja atau menikmati hidup, hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, sampai tak terasa usianya  sudah sampai di penghujung dunia.

Kadang misalnya, usia kita sudah kepala lima, “kok baru sebentar ya rasanya”. Mungkin dalam pikiran kita masih ingin hidup seribu tahun lagi. “Ah, jawabannya pasti ngak mungkin. Ayo kita coba tengok di sekeliling kita. Bagaimana anak-anak cucu kita?   Sudah berapa karatkah bekal untuk hidup yang sudah kita berikan kepada mereka?  Mampukah mereka ke depan lebik baik dari kita? Itu semua berpulang kepada kita sebagai pengantar estafet kehidupan mereka kelak sampai purna bakti menghadap sang khalik.

Hidup adalah misteri, kita lahir disini, besok nikah di sana dan mungkin dapat pekerjaan di sono, dan dihari tua sampai mati di lain tempat. Itulah kehidupan selalu berubah dan berputar, kadang di atas kadang di bawah. Seperti bumi berputar tanpa henti, begitu juga masa waktu  berjalan terus tanpa henti  sampai kiamat yang menghentikan.

Dalam rentang perjalanan hidup kita sampai detik ini, pasti ada capaian yang tertinggi dan capaian yang paling terpuruk. Mana capaian tersebut yang mengawalinya. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian atau sebaliknya.

Tentu kita merasa senang bila capaian tersebut secara material  spiritual bisa seimbang, yang sampai detik ini bisa mencapai puncak tertinggi. Seberapa jauh capaian kita dari anggan-angan , cita-cita dari perencanaan sampai terwujud menjadi kenyataan. Sering gagal atau sering berhasil? Seberapa persen ketercapaian kita? Tentu jawabanya tidak sama setiap orang. Keberhasilan hidup seseorang tergantung dari mana mereka memulai. Tergantung seberapa rapi mereka menplaning. Tergantung seberapa besar modal yang mereka siapkan. Baik modal finansial, modal intelektual maupun modal spiritual.

Nah perlu kita ingat penentu keberhasilan terakhir adalah dari kekuasaan yang hakiki, kekuasaan Sang Khalik. Pepatah mengatakan “ Manusia berusaha Tuhanlah yang menentukan”.

Di penghujung tahun  ini marilah kita merenung sejenak, sudah kita bawa ke mana cerita hidup kita yang terlewati? Seberapa sering kita menyapa Sang Khalik dalam kehidupan yang telah kita lalui?  dan seberapa sering kita menyapa saudara-saudara kita yang kurang beruntung? Dan di Tahun baru ini mau kita bawa ke mana cerita sisa hidup kita?  Jawabannya adalah pada diri kita masing-masing.  Wallahu a’lam

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik

17 Jan
Balas

Terima kasih

20 Jan



search

New Post