Dengan bangganya dia mengenakan dan mendeskripsikan secara gamblang pakaian daerah yang dikenakan kepada pemirsa di seluruh Indonesia , seakan tak nampak bahwa dia warga negara asing. Senyum sapa yang ramah mengelora di seantero gedung Indosiar dengan sapaan khas “tepuk tangan yang gemuruh untuk Indonesia”.

Dia adalah Rosalina Musa Warga Negara Singapura yang didaulat menjadi komentator di stasiun televisi Indosiar yang bertitel D’Academy Asia 3. Ada yang menarik di D’Academy Asia 3 ini, dia setiap tampil hampir selalu mengenakan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Menghilangkan prasangka bahwa pantas saja dia melakukan seperti itu karena dibayar mahal, tetapi lebih dari itu. Ini menandakan bahwa lintas budaya antar daerah antar Negara membuktikan bisa menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa persatuan antar Negara tanpa memikirkan perbedaan suku, ras, idiologi dan politik.

Pantas rasanya kita sebagai bangsa yang majemuk mengapresiasi sikap Rosalina Musa yang merasa takjub dengan keberagaman bangsa Indonesia dengan segala macam seni budaya yang ditampilkan di sela-sela acara D’Academy Asia, Mulai dari tari daerah, makanan khas daerah, pakaian daerah lagu-lagu daerah yang menyatu satu panggung seolah tak ada cerca dan cela.

D’Academy Asia sendiri punya misi untuk mengangkat derajat dan pamor musik dangdut Indonesia yang kampungan, pinggiran dan penuh tanda kutip di jaman dulu, kini diangkat menjadi musik yang bertarap internasional walaupun masih sebatas beberapa Negara tetangga.

Tokoh kita Bapak Din Syamsudin menurut hostnya D’Academy Asia juga sangat mengapresiasi acara tersebut sebagai langkah yang positif sebagai pemersatu budaya Indonesia karena pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan pemersatu antar bangsa yang diikuti dari 6 negara di Asia Tenggara.

Pada D’Academy Asia 2 sebelumnya ada salah satu peserta dari Negara Timor Leste yang bernama Maria, oleh komentator Indonesia dipuji-puji, dielu-elukan dan banyak pemirsa yang sangat simpati dan terharu atas prestasinya dapat menyanyikan lagu-lagu dangdut dengan fasih dan dengan rasa bangga peserta tersebut dapat menyanyi dengan Bahasa Indonesia, di samping latar belakangnya yang tergolong ekonomi kurang beruntung, tapi sekali lagi komentator Indonesia memberikan semangat yang luar biasa untuk terus berprestasi, bahkan di sela-sela acara tersebut memberikan hadiah secara pribadi.

Patut kiranya kegiatan tersebut kita apresiasi sebagai wujud cinta kita terhadap persatuan NKRI sebagai wadah bangsa yang beragam. Keberagaman bukan merupakan pemicu perpecahan, tetapi keberagaman merupakan perekat persatuan bangsa.