Susilowati Susi

Bu Suzi, begitu ibu dari empat putra-putri ini disapa. Ibu yang memiliki nama lengkap Susilowati ini lahir di Banten, 06 Oktober 1973. Tak sengaja menjadi...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Zaman Now

Guru Zaman Now

Guru Zaman Now

Oleh Susilowati

Berbicara tentang guru sungguh banyak cerita dan keuikan yang dipahami oleh para peserta didik.Uraian berikut mengupas sebagian keunikan apa saja yang dialami oleh seorang guru ketika dipandang oleh peserta didiknya.

Apakah Anda sudah menjadi guru yang dirindukan? Berdasarkan pengamatan penulis, guru yang dirindukan oleh siswa tidak dijamin guru tersebut pintar. Ataupun sebaliknya, guru yang tidak dirindukan oleh siswa bukan berarti guru tersebut tidak pintar atau menyebalkan. Guru yang dirindukan atau tidak dirindukan tergantung kepada cara pandang siswa masing-masing, bagaimana mereka mendambakan sosok gurunya sebagai sosok yang dirindukan.

Sikap demikian pun dilandasi latar belakang siswa dalam memandang kerinduannya terhadap guru. Latar belakang tersebut terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu latar belakang dengan orientasi pendidikan, latar belakang orientasi kenyamanan, dan latar belakang dengan orientasi kebutuhan.

Orientasi Pendidikan

Disebuah sekolah dengan model pesantren ditemui bahwa guru mata pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, Fisika, Kimia, dan mata pelajaran umum lainnya tidak disukai oleh siswanya. Dengan alasan yang sangat dangkal keluar begitu saja dari siswa tersebut, bahwa di Padang Mahsyar tidak akan dihisab pelajaran tersebut di hadapan Allah SWT. Bagi guru yang baper menghadapi fenomena seperti ini akan segera angkat kaki alias tidak mengajar lagi. Akan tetapi berbeda dengan guru yang sangat menyukai tantangan seperti ini. Siswa terus didekati dengan diajak dialog yang dikutip dalam bahasa arab adalah muhadasah mustaniiru (dialog yang cemerlang). Hingga pada suatu titik siswa tersebut dihadapkan pada sikap yang tidak arogan lagi menolak ilmu umum dengan alasan tidak akan dihisab oleh Allah SWT.

Apa gerangan yang disampaikan oleh guru sang guru?. Pertama adalah tentang adab dan ahlak yang ditanyakan kepada siswa tersebut. Seandainya benar bahwa ilmu-ilmu yang disebutkan tadi tidak mendapat hisab dari Allah, lalu apakah dengan menyepelekan atau tidak menghormati guru akan lepas juga dari hisab Allah? Jawabannya tentu tidak. Hingga Rosululllah SAW berkata dalam sebuah hadsitnya bahwa barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menghormati gurunya. Itu point pertama. Lalu ilmu apa yang digunakan untuk berinteraksi di dunia untuk mencapai akhirat? Manusia sebagai mahluk sosial, maka ia harus berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Pasti membutuhkan ilmu bahasa Indonesia. Karena tidak semua orang paham dengan bahasa arab?Lalu dalam mencarai nafkah apakah yakin hanya di bagian ilmu yang saat ini saja (ilmu akhirat), yang ditelami tanpa ilmu-ilmu umum? Tentu tidak. Berniaga membutuhkan ilmu matematika. Menjadi tenaga perbengkelan membutuhkan ilmu fisika. Bertani membutuhkan ilmu biologi. Tidak ada ilmu-ilmu umum yang tidak berguna . Semuanya berguna, berbuatlah yang terbaik untuk sendiri dan untuk ummat manusia di dunia. Telami ilmunya sebagai modal tersebut. Sebuah belenggu diri manakala memisahkan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Karena keduanya sama-sama akan menentukan ke mana kita setelah dari dunia ini. Siswa tersebut diam seribu bahasa, bola matanya nanar. Tanpa berkata-kata beberapa hari kemudian didapatkan kabar bahwa siswa tersebut semakin semangat dalam belajar dan terakhir menemui guru BKnya ingin masuk ke IPB, sebuah perguruan bergengsi di daerah Bogor.

Orientasi kenyamanan

Apa arti guru yang memberikan kenyamanan bagi siswanya. Ternyata guru yang memberikan rasa nyaman adalah guru yang memberikan sedikit tugas. Menerangkan materi banyak diselingi oleh ragam ekspolarasi dalam membelajarkannya, sehingga arah materi ajar tidak berfokus pada tujuan. Untuk kenyamanan yang satu ini guru harus waspada karena ancaman pada fokus kurikulum akan mendapatkan penyimpangan. Memang, menyamankan dan menyenangkan bagi siswa. Tetapi indikator tidak akan tercapai dengan sempurna. Lalu guru yang disenangi oleh siswa adalah guru yang sering memberikan tontonan. Hal-hal yang menyamankan lainnya adalah manakala guru keluar dari zona amanah kurikulum yang dibebankan padanya. Untuk sesaat akan membuat keceriaan. Akan tetapi dalam jangka waktu yang panjang guru yang disenangi dengan pola mengajar yang demikian akan mengalami kelelahan di akhir, manakala harus mengejar indikator materi untuk setiap SDKD di masa evaluasi. Atau guru yang melanjutkan materi di jenjang berikutnya. Bagaimana menjadi guru yang membuat nyaman siswa tanpa keluar dari amanah yang diberikan? Tentu membutuhkan daya kreativitas yang tinggi yang harus dipelajari secara terus menerus. Tidak itu saja, guru hendaknya menyadari bahwa guru bukanlah sosok yang sempurna. Ketika ketidaksempurnaan itu diketahui oleh siswanya, tidak menutup kemungkinan rasa nyaman terhadap guru tersebut akan berubah menjadi rasa benci karena orientasi terbesar yang mengikat keduanya adalah perasaan atau emosi.

Orientasi Kebutuhan

Nah, orientasi seperti ini yang akan membangun positif tanggapan terhadap seorang guru. Bukan karena nyamannya dalam membelajarkan, atau hal yang bersifat subjektif lainnya. Dikisahkan suatu hari berjalan secara paralel kelas tambahan untuk memenuhi materi diniyyah, materi tersebut diperlukan manakala akan melanjutkan ke fakultas yang berbasis diniyah atau ilmu-ilmu keagamaan. Jatuh giliran di kelas A yang mengisi materi adalah guru X, dan yang mengisi materi di kelas B adalah guru Y. Ada sebuah ketimpangan manakala guru Y datang ke kalas A. Dari 22 siswa yang seharusnya hadir, hanya ada 8 siswa saja yang mengikuti jam pelajaran tambahan tersebut. Berbeda dengan kelas B, guru X atau Y yang mengisi materi keadaaan kelas tidak berubah. Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa siswa di kelas B ternyata mereka melakukan hal tersebut apapun keadaannya mereka butuh kepada ilmu tersebut. Sementara kelas A masih memandang hal yang subjektif terhadap guru Y tersebut. Ternyata pemahaman yang dipegang oleh siswa di kelas B adalah ambilah ilmu yang bermanfaat darinya jangan melihat siapa orang yang membawakan ilmu tersebut. Karena, jikalau mengambil ilmu berfokus pada siapa yang membawakannya, niscaya seluruh manusia tidak akan memiliki ilmu yang lengkap. Gurunda Imam Syafii mengatakan kepada Imam Syafii yang diriwayatkan dalam sebuah tulisan tentang adab menuntut ilmu, bahwasanya kamu akan menjadi orang yang idiot manakala meninggalkan seorang guru yang kamu pandang tidak suka. Ambillah ilmu yang bermanfaat darinya. Dan guru pun demikian, cukuplah kamu seorang menjadi guru yang idiot manakala meninggalkan siswa karena kamu tidak menyukainya. Karena perlakuan seperti ini akan memadamkan cahaya ilmu dan tidak berbuahnya sebuah sebuah ilmu.

Jelaslah sudah bahwa ikatan kebutuhan akan membuat ikatan yang paling shahih untuk berinteraksi dalam menuntut ilmu antara siswa dan guru. Ikatan yang paling tinggi dalam upaya mewujudkan manusia yang memenuhi panggilan Allah dan Rasulnya, bahwa menuntut ilmu sebagian dari pada Iman. Tidak memisahkan antara ilmu dunia dan akhirat amatlah bijak. Karena ilmu akhirat dapat melandasi karakter positif peserta didik sedangkan ilmu dunia membangun kecakapan intelektual peserta didik. Karena kebahagian dunia harus diawali sebelum kebahagian akhirat.

Semoga setiap guru dipandang utama oleh peserta didik karena ilmunya. Kebutuhan dan kecintaan mereka terhadap ilmu. Bukan dari hal-hal subjektif dari seorang guru. Jadilah guru yang dibutuhkan!

Selamat hari guru.

Bogor, 24 November 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tidak mengapa Pak semakin memperkaya untuk menginspirasi seorang guru. Salam.

26 Jan
Balas

Saya juga menulis tema yang sama dari sudut pandang yang sederhana guru jaman now

24 Nov
Balas



search

New Post