MANIS (Hari ke-29)
Siang itu Andri, Nona, dan Rani sedang bercengkrama di halaman rumah. Mereka berkali-kali menyanjung Susi. Mereka mengatakan bahwa Susi itu manis. Namun anehnya Susi justru malah cemberut mendengar sanjungan teman-temannya. Aku sempat penasaran.Aku pu mendekati mereka.
“ Susi itiu manis sekali, Bu,” kata Nona lagi. “Hem. Tuh, Bu. Nona selalu mengolok saya. Kata Susi seolah mengeluhkan teman-temannya. “Kan, Susi memang manis?” aku mengiyakan. “ Kenapa kamu tak suka, Susi?” aku bertanya. Semua teman Susi terdiam dan menutup mulut masing-masing.
“Susi, ada apa?” aku semakin penasaran. “Iya, Bu. Manis itu nama ibu saya. “Oh,” aku mengangguk-angguk. Kemudian aku menasihati mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigrafnya keren
Terima kasih, Bu Risma. Sukses selalu. Salam literasi
pentigraf yang keren
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi
Terima kasih, Bu Fifit. Salam literasi