Delra Miati

Aku guru di MTsN 2 Kota Payakumbuh...

Selengkapnya
Navigasi Web

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Tantangan menulis hari ke 35# tantangan gurusiana#

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

SAAT PJJ di ERA PANDEMI COVID-19.MEMBUAT HATI JADI SEDIH.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu, mengajarkan dan mendidik karakter dan akhlak mulia pasa peserta didik. Sebagai seorang pendidik pastilah kita mengginginkan peserta didik kita dapat belajar dengan sempurna, memperoleh ilmu dan pengetahuan dan karakter serta akhlak mulia yang baik. Tidak ada guru yang hanya sekedar mengajar lalu ulang dan tidak mau tahu bagaimana selanjutnya.Setiap guru ada tupoksi dan tanggung jawabnya baik terhadap peserta didik, orang tua, negara dan agama.Guru itu adalah orang yang di gugu dan di tiru,seperti yang di sampaikan oleh KH Ajaran Ki Hajar Dewantara bagi dunia pendidikan juga terus dilestarikan.

Ada tiga ajaran penting dari Ki Hajar Dewantara, yaitu:

ng Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan.

Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani.”Guru itu pada saat berada di tengah-tengah orang lain,ia mesti mampu menggelorakan semangat demi perubahan yang lebih baik. Ketika dia berada di belakang sebagai pengayom/penasehat,dia mampu menggerakkan orang-orang di depannya supaya kehendak tetap menggelora dan keteladanan tetap berjalan.

Keadaan jadi berobah guru tidak bisa bertatap muka dengan peserta didik,semenjak wabah Covid-19 melanda negara kita Indonesia pada bulan maret 2020.Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.Covid-19 adalah penyakit yang di takuti oleh manusia di belahan bumi ini termasuk di Indonesia. Semua terganggu dan berdampak tidak hanya ke sector kesehatan,ekonomi tapi juga sangat berdampak pada sistim pendidikan di Indonesia.

Sistem pendidikan pun jadi berubah karena proses kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan secar tatap muka lagi.Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan atau sekolah / madrasah rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.

Pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sa­­ma tujuan dan kualitasnya.Pada keadaan da­rurat, ketika masyarakat (termasuk Peserta didik dan guru) masih dibayangi wabah mematikan covid-19, seharusnya desain dan proses pembelajaran yang diterapkan berbeda. kebijakan BDR—yang diputuskan dengan tujuan untuk menghambat pe­­nyebaran virus—dalam prak­­tiknya tetap harus mengacu pa­da kurikulum nasional yang digunakan. Kesiapan guru dan Peserta didik dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran, khususnya pada jenjang pendidikan menengah, relatif baik dan terus mening­kat kualitasnya. Namun, muat­an pembelajaran daring masih perlu terus disempurnakan agar lebih interaktif sehingga memungkinkan Peserta didik dapat lebih terlibat dalam pro­ses pembelajaran. Daya du­kung teknologi juga perlu te­rus ditingkatkan kualitasnya, sebagaimana fasilitas yang digunakan

Pembelajaran yang di gunakan selama pembelajaran di rumah menggunakan 3 methode yaitu.

1. Daring Method

Di madrasah kami mengunakan method daring dalam pembelajaran,metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung.Metode ini rupanya bisa membuat para Peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.

2. Luring Method

Sistim luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini bisa buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal.Dalam metode yang satu ini, Peserta didik akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini.Pembelajaran yang satu ini baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

3. Blended Learning

Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.

Metode pembelajaran yang cocok untuk peserta didik. mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut. tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Guru dapat memastikan Peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta didik maupun orangtua Peserta didik yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi Peserta didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi Peserta didik, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua Peserta didik yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi Peserta didik tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada Peserta didik yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.Peserta didik ada yang tinggal di daerah yang jaringannya sangat susah dan tidak ada jaringan.Mereka harus berjalan kaki atau pergi ke tempat yang tinggi seperti ke tempat perbukitan dan ada juga berkendara ke kota kabupaten mencari sinyal.

Saat orang tua mengantarkan tugas anak – anak mereka satu kali satu minggu mereka curhat,menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada dari mereka yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.harus mengantarkan anak mereka mencari sinyal ataupun jaringan internet dengan menempuh medan yang jauh dan terjal agar mendapatkan sinyal/ jaringan.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar, pengorbanan dan ketabahan mereka agar anak mereka dapat belajar.Orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar.Mereka mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.Jadi mengajar anak sendiri di rumah tidaklah mudah, kesabaran, ketabahan dan kebutuhan akan kuata internet sangat jadi beban bagi mereka.Selain itu orang tua juga sulit mengontrol hp anak,Anak terkadang tidak hanya belajar tapi kadang ada yang menyalah gunakan hp untuk main game online dan sibuk di sosmed.Orang tua yang gaptek juga tidak bisa melihatdan mengontrol isi hp anak mereka, karena mereka memberikan hp sepenuhnya untuk anak,hp bukan mereka yang menyimpan.

Ketidaksiapan guru dan Peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional atau tatap muka di sekolah/ madrasah ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan Peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil,

Walaupun solusi atas permasalahan ini sudah di sediakan pemerintah dengan memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring dengan cara mengadakan pelatihan/ webinar bagaimana cara mengajar di masa pandemic yang berbasis internet, media pembelajarn secara online, seperti e- modul, n=bahan ajar elektronik, dan media pembelajaran seperti video pembelajaran. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan Peserta didik melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, guru sangat penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Pembelajaran daring di madrasah saya menurut teman juga saya, pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua Peserta didik. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika Peserta didik akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.Tugas peserta didik terkadang tidak di kumpulkan karena mereka sudah mulai lalai dalam belajar,terkadang mereka hanya ambil absen dan tidak langsung mengumpulkan tugas. Guru sering menyampaikandi grup pembelajaran dan grup sekolah agar peserta didik segera mengumpulkan tugas yang di berikan.

Guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Peserta didik di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh Peserta didik.Kondisi gureu tidak sama semuanya karena ada juga guru yang masih gaptek,mereka tekadang hanya mengandalkan guru muda untuk membuatkan presentasi dan media pembelajaran untuk pembelajaran mereka.Mereka merasa tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses Peserta didik. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah Peserta didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak.Pihak madrasah membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal yang dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, Peserta didik, orangtua Peserta didik dan pihak madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta didik yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Biodata penulis:

Nama : Delramiati. S.Pd

Tempat dan tanggal lahir : Payakumbuh/ 13 september 1978

Instansi: MTsn 2 Kota Payakumbuh

Jabatan : Guru dan waka

Email:[email protected]

WA: 081276554941

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post