Demung sukaria sungai kendawangan
DEMUNG SUKARIA SUNGAI KENDAWANGAN
Oleh: Fransisca Setyatun
Keinginan Romo Budi untuk menjadi Pastor sudah tumbuh saat kelas 6 SD. Namun, kegagalan saat tes masuk Seminari Mertoyudan membuatnya sempat mengubur mimpinya. Dia akhirnya, ia kembali menjalani panggilan itu hingga ditahbiskan menjadi Imam Projo Ketapang. Keuskupan Ketapang dengan medan menantang dipilih sebagai ladang pelayanannya.
Suatu hari dalam intensitas hujan cukup deras, Romo Budi harus tetap pulang ke Sepotong untuk melayani misa. Jalanan tak hanya tergenang, tapi juga sangat licin. Sekitar pukul 2 dini hari motor yang dikendarainya tergelincir dan jatuh terbanting ke tanah, lalun menindih tubuh dan kakinya. Romo Budi berusaha menarik kakinya, tapi tetap bergeming. Rasa sakit, dingin, dan bajunya yang mulai kuyup makin membuat badannya menggigil. Batinnya berkata ”Inikah cara mati pelan-pelan?” Dalam sakit, raganya yang lemah tak berdaya. Romo Budi memilih diam dan menyerahkan semuanya pada kuasa Tuhan. Dia tertidur dalam dinginnya lumpur dan pekatnya malam.
Pengalaman selama 25 tahun Imamatnya, banyak kisah yang akan menggugah agar orang muda mengoyak hati menanggapi panggilan Tuhan. Sebuah kisah yang tak hanya menarik untuk dibaca, tetapi perlu direnungkan dan diambil inspirasinya. Baca keseruan kisah Romo Budi di buku Demung Sukaria Sungai Kendawangan.



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Sukses selalu. Saam literasi
Terima kasih Pak Dede. Salam sukses selalu.
Selamat dan sukses, ya Bu. Top Markotop deh!
Terima kasih Pak Yudi yang sudah berkenan menjadi editor buku saya, penuh kesabaran dan teliti hingga buku tampil cantik, selalu menyediakan waktu dan memberi motivasi.
Selamat ya Bunda. Sudah keluar ISBN bukunya. Perjuangan yang luar biasa. Semoga membawa berkah.
Terima kasih Bunda Samsimar untuk semua dukungannya sehingga bukunya dapat terbit. Amin.
Wahh. Super keren Bu. Kirim salam buat Romo Budi ya. Semoga Beliau setia dalam panggilannya. Salam sehat selalu.
Terima kasih Bu Ani. Siap sampaikan salam ke Romo Budi. 100 buku sudah sampai di tangan kolega dan umat, semoga makin menguatkan panggilan beliau. Salam sukses
Selamat dan sukses, ya Bu. Salam sehat dan slm literasi
Terima kasih Bunda Seir. Anugerah Tuhan dapat menyelesaikan buku ini, banyak orang baik datang membantu dan mempermudah langkah. Salam sukses selalu.
Mantap