Duapuluh Februari, dua puluh enam tahun yang lalu, seorang perempuan mungil dibersihkan, dibedung dan ditidurkan disisi ibunya yang baru sadarkan diri setelah dibius total. Ibu yang melahirkannya dibius karena penangganan pasca melahirkan dengan perjuangan yang berat. Selain itu, bayi yang dikandungpun mengalami konstraksi terus menerus di usia kandungan 7 bulan. Perawatan yang intensif dilakukan agar janin ini tidak mengalami prematur seperti bayinya yang sebelumnya.

Perjalanan yang ibu lakukan membesarkan putri keduanya tentu mengalami liku liku yang beragam. Ada sakit, senang, susah, dan bahagia.

Masa bayipun dijalani dalam keadaan tidak seperti bayi normal lainnya. Perawatan di usia batita mengharuskan si bayi memakan makanan khusus agar ususnya dapat mencerna dengan baik. Badan yang kurang gizi membuatnya kurus, namun tetap lincah.

Si bayi yang sudah memasuki sekolah raudha dibimbing dan didampingi terus. Hafalan demi hafalan selalu didengarkan dari mulutnya saat berjalan kaki setelah pulang sekolah. Dua tahun berturut turut mendapatkan gelar santriwati teladan. Memasuki usia SD, dia selalu menjadi siswa terbaik. Berbagai macam ekstrakurikuler diikuti, kadang tidak ada bakatnya di sana. Sepeti menari, ternyata badannya tidak seindah penari. Akhirnya dia hanya memgikuti beberapa bulan.

Hingga akhirnya dia menemukan bakatnya.

Bakat yang dimiliki diasahnya terus sampai cita citanya tercapai.

Di usianya sekarang, kekuatan rindu dari ibunya membawanya kembali ke kota kelahirannya. Pertualangan mencari ilmu pengetahuan di negeri seberang sudah berakhir pada tahap ini. Cita cita lain sudah dipatrikannya, seiring mengembangkan karier di pekerjaan baru yang akan diarunginya.

Selamat ulang tahun putri mama yang telah dewasa.

*lah duopuliahanamtahundibawahkatiakmamajuo* ada yg paham?