Sepertinya Semesta tahu akan kegalauan hatiku. Meskipun tidak terucap dari lisanku. Tiba-tiba terapis yang lama tidak pernah bertemu, menanyakan kabar. Ia menanyakan kabar tentang anakku. Ya, anakku dulu pernah mendapat terapi wicara karena keadaannya yang celah langit. Pada operasi yang ke tiga kalinya waktu itu, anakku lanjut dengan terapi wicara. Penuh cerita untuk bisa berbicara seperti anak-anak lainnya.

Sore ini sang terapis ingin mendapatkan video anakku dalam pengucapan. Teks materi latihan beliau kirimkan. Beliau ingin mengetahui keberhasilan pengucapan dalam kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria tersebut yaitu high pressure sound, konsonan dalam kata untuk posisi awal, tengah, dan akhir, serta konsonan dalam akhir kalimat.

Setelah membaca berulang-ulang materi latihan, akhirnya perekaman videopun dilakukan. Hasil dari perekaman dikirimkan kepada sang terapis untuk dianalisis. Dalam hati sudah merasa ada yang belum berhasil dalam pengucapan, karena memang kesehariannya sangat mudah didengar.

Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya sang terapis pun menyampaikan keberhasilan pengucapan. Memang benar masih ada yang belum sempurna yaitu ada udara ke hidung. Hal ini memerlukan pemeriksaan lagi terhadap hasil operasinya. Namun demikian sang terapis memberikan motivasi agar melakukan latihan berulang-ulang pada kriteria tertentu. Jika hasilnya tidak menunjukkan signifikan yang memuaskan maka fix dilakukan pemeriksaan lagi terhadap hasil operasi.

Namun naluri seorang Ibu mengatakan bahwa ini adalah cahaya terang. Semoga dengan terapi lagi di rumah, bisa sempurna dalam berbicara. Tidak ada lagi rasa minder.