MASNIATI,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Ramadhan Kelima

Oleh : Masniati, S. Pd

Tagur ke-122

Sabtu, 02-04-2022

Bab 12

Tadarus di Musala

Bocah tujuh tahun itu berlari menghampiri perempuan yang baru saja pulang dari pasar. Diraihnya kantong plastik yang ada di tangan Fatimah.

“Wah, ada buah pir dan jeruk. Ada kue juga, kok, banyak sekali Ibu belanja hari ini?”

“Ya, Nak. Nanti malam giliran Ibu yang membawa hidangan ke musala untuk anak-anak yang tadarusan,” jelas perempuan yang memakai kerudung hitam penutup kepalanya.

“Buah ini, Ibu bawa juga?” Iqbal memperjelas.

“Ya, semuanya, Nak. Semoga anak-anak yang tadarus di musala senang dengan hidangan yang Ibu bawa.”

“Terus, untuk aku dan Bapak, mana?”

“Tenang, Nak. Ibu beli juga untuk kita bertiga di rumah.” Fatimah mengeluarkan buah yang terbungkus dengan dua kantong plastik. Iqbal tersenyum semringah.

“Wah, terima kasih, Ibu baik sekali,” puji bocah itu.

“Sama-sama Anak pintar.” Fatimah sembari mengelus kepala putranya.

“O, iya, Bu. Kapan dibawa buah dan kuenya ke musala?”

“Nanti setelah tadarus dimulai.

“Kalau begitu, aku ikut. Mau lihat mereka tadarus,” rajuk Iqbal.

“Ya sayang, sekalian Ibu tarawih. Kebetulan Bapak malam ini tarawih di masjid. Ibu juga akan diam tadarus di sana."

“Benar, Bu? Kalau begitu, Aku juga ikut tadarus," ucap Iqbal semangat.

Sementara itu, Iqbal pergi bermain bersama teman-temannya setelah salat Ashar terlebih dahulu.

Waktu terus beranjak. Di upuk Barat awan berwarna kemerahan menampakkan diri. Perlahan matahari bersembunyi di baliknya.

Dari selepas salat Ashar, Fatimah sibuk sendiri di dapur memasak menu berbuka hari itu.

Lama berkutat di ruangan yang dipenuhi peralatan dapur itu, dia menggotong satu persatu masakan yang selesai dikerjakan.

Piring dan gelas diambil di rak dapur. Kemudian menatanya di atas karpet. Tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu dapur.

“Sudah selesai, Bu? Aku bantu, ya.” Iqbal yang baru pulang bermain, meraih mangkuk yang sudah diisi dengan sayur asam oleh Fatimah. Dia memindahkan ke atas karpet.

“Semua sudah tertata rapi. Terima kasih, sudah membantu, Ibu,” ucap Fatimah tersenyum.

Sodik, Fatimah dan Iqbal, duduk menunggu waktu berbuka yang tinggal beberapa menit lagi.

Terdengar dari pengeras suara di masjid azan berkumandang. Ketiganya berbuka dengan meneguk segelas air putih terlebih dahulu.

Iqbal makan sangat lahap. Karena hari itu Fatimah membuatakan masakan kesukaannya.

Setelah selesai berbuka, ketiganya kemudian berwudu dan salat Magrib berjemaah.

Hampir masuk waktu Isya, suami Fatimah itu bangkit dari tempat duduk. dan melangkah ke luar.

Baru saja tangannya memegang gagang pintu, tiba-tiba terdengar suara Iqbal menghentikannya.

“Bapak, mau kemana?” Bocah itu menghampiri memegang tangan Sodik.

“Mau ke masjid, Nak. Malam ini Bapak tarawih di sana, kamu sama Ibu tarawih di musala saja,” terang Sodik, kemudian melangkah ke masjid.

Sementara Fatimah dan Iqbal bersiap menuju musala. Iqbal membawa sajadah dan mengenakan baju taqwa putih yang dipadankan dengan sarung.

“Berangkat, yuk!” Iqbal meraih tangan ibunya. Fatimah menurut. Sebab, terdengar jelas bacaan itigfar dari pengeras suara musala. Bacaan yang biasa dibaca oleh seorang Bilal sebelum salat tarawih dimulai.

Dengan tangan saling bergandeng, Ibu dan anak itu berjalan menuju musala yang letaknya cukup dekat.

Tak berapa lama, mereka sampai. Di sana sudah banyak ibu-ibu yang datang. Mereka duduk bersap dengan rapi. Fatimah mengambil posisi yang sama, sementara Iqbal di depan bersama anak-anak yang seumuran dengannya.

Kurang lebih empat puluh menit, salat tarawih dua puluh tiga rakaat selesai di kerjakan. Kemudian imam menutupnya dengan zikir dan doa.

Semua jemaah bubar meninggalkan musala, kecuali yang ikut tadarus. Mereka berdiam dan langsung duduk membentuk seperti lingkaran.

Fatimah meraih Qur’an yang ada di lemari musala. Di sampingnya duduk Iqbal yang sudah memegang Qur’an pula di tangannya.

Tadarus dimulai. Kebetulan Fatimah mendapat giliran pertama. Seseorang menyodorkan pengeras suara padanya, dia meraihnya dengan ragu. Karena, baru pertama kali mengaji di depan orang banyak. Namun, rasa ragu itu hilang perlahan setelah mulai membaca Qur’an. Hati Fatimah lega setelah selesai.

“Sekarang giliranmu, Nak,” ucap perempuan itu pada Iqbal dengan tangan terjulur memberikan bocah itu pengeras suara tadi. Iqbal pun meraih benda itu tanpa ragu.

Dia mulai membaca taawuz, lanjut membaca surah Al-Baqarah. Mulut mungilnya begitu landai membaca ayat demi ayat dari surah tersebut. Sesekali saat Iqbal keliru mengucapkan makhorijul huruf, Fatimah langsung memberikan isyarat untuk berhenti, kemudian memperbaiki bacaan putranya.

“Pelan-pelan, Nak. Yang terpenting bacaannya baik dan benar.” Fatimah mengingatkan bocah yang hobi bernyanyi lagu religi itu. Iqbal menjawab hanya dengan mengangguk.

Meskipun ini pengalaman pertamanya tadarus dengan sang Ibu, Iqbal sama sekali tidak grogi. Dia begitu tenang ketika membaca Qur’an. Karena Iqbal oleh kedua orang tuanya sudah dibiasakan di rumah mengaji menggunakan pengeras suara.

Setelah bocah itu selesai, Fatimah bangkit dari tempat duduk.

“Tunggu sebentar, Ibu mau ambil hidangan yang tadi dibeli di pasar.” Perempuan itu berbisik kepada putranya. “Ya, Bu,” ucap Iqbal singkat.

Tak berselang lama, Fatimah datang dengan membawa nampan yang berisi buah dan kue, lalu menaruhnya di tengah anak-anak yang tadarus. Iqbal dan Fatimah kemudian permisi pulang lebih awal karena Iqbal sudah mengantuk.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah keren Mbak inspirasiku,kubaru masuk Tagur ke-1Salam kenal Salam Literasi

02 Apr
Balas



search

New Post