#219#

Belajar dari kecil berbagai hal yang unik. Semua hal dicoba termasuk jadi petani cilik.

Minggu hari libur, entah kenapa orang ynag biasa kerja di ladang tidak datang, juga tida ada kabar berita.

" gimana lagi pa" abang bertanya. Papa diam sebentar "kalau kita aja bersama gimana, abang adek mau bantu'.

"Mau pa ayo kita aja" abang adek semangat. "gimana ma". Twntu saja tidak ada pilihan selain ikut.

Sampai juga di ladang. Ternyata yang akan dikerjakan cukup luas juga. Meniyisip jagung karena siap diterpa banjir.

Mulai jam 9-30 pagi sampai pukul 12.00 masih aman, tidak ada keluhan. Istirahat sholat makan pukul 14.30 mulai lagi. Pukul 15.00 abang adek nyerah.

"ma, ternyata jadi petani berat ya, kaki capek, pinggang sakit, tangan jadi belang kena panas, aduhhhh" abang duduk karena kecapekan.

"iya ma, ngak kuat adek" adek menimpali. " Iya, berat, karena iru kita tidak boleh kasar sama petani, coba kalau tida ada yang jerja jadi petani siapa yang akan kerjakan ini. kita baru bantu sedikit sudah tidak kuat, abang adek bisa bayangkan yang orang tuanya kerja sebagai petani, setiap hari seperti ini".

Abang adek diam sambil melihat tangan, kaki dan celana yang kotor penuh tanah. Lalu mereka tersenyum seolah paham kalau kita harua menghargai orang, tidak bolah menganggap rendah pekerjaan apapun.

Hari ini abang adek merasakan beratnya jadi petani cilik. Alam takambang jadi guru. Pepatah ini cocok untuk hari ini, karena pelajaran hari ini tidak akan ditemui di sekolah.

Lelah membawa berkah, walau badan sakitnya luar biasa, tapi pelajaran yang didapat abang adek lebih luar biasa.

Alam takambang jadi guru.