TerJebaK
#172#
Nasib tinggal di batas kota, saat PPKM diberlakukan semua jadi terasa beda. Mau ke kota seperti biasa aktivitas, kerja, belanja dan lainnya harus melewati pemeriksaaan.
Mau ke kabupaten sendiri jarakknya sangat jauh. Tinggal di samping gerbang batas kota, hanya beberapa langkah dari gerbang batas kota.
Entahlah, aturan ini memang harus, tapi harus bagaimana meanggapinya, ada kesan lucu hatiku dengan negeriku saat ini.
batas kota tempatku berdiri saat ini, kupandang ke belakang rumahku, kupandang ke depan tempatku kerja, namun aturan tetap aturan,mmmm....
Yah...mungkin ini yang namanya kurang beruntung, kalau seandainya batas kota ini kugeser sedikit, aku sudah tinggal di kota, atau tepatnya pinggir kita.
Aku terjebak dilema di batas kota ini. Badai pasti berlalu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang keren bunda
trims bun
Hehehe, batas Kotaku sayang, batas Kotaku malang, kiki, dirimu antah org Padang, antah ughang piaman , ndak jalaih do, wkwkwkwk
aku terjebak uni, nik padang, tinggal di pinggiran, kaki sebelah padang , sebelah pariaman, kemana akan melangkah, badai pasti berlalu hikgikhik