Nadya

NADYA,M.Pd. Alumni FKIP UNTAN pada jurusan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi, Guru di SMK Negeri 8 Pontianak Kalimantan Barat. Mengampu Mata Dikla...

Selengkapnya
Navigasi Web
Robo-robo Tradisi Adat di Rabu Terakhir Bulan Syafar

Robo-robo Tradisi Adat di Rabu Terakhir Bulan Syafar

#Tantangan Gurusiana

#Tantangan hari ke-191

#Tantangan 365 hari

Robo’-Robo’ merupakan tradisi adat yang dilakukan masyarakat Bugis di Kabupaten Mempawah Tradisi ini telah dilakukan sejak dulu hingga saat ini. Tradisi adat ini bertujuan untuk memohon ampun dan pertolongan kepada Allah Subhanahuwata’ala agar seluruh masyarakat terhindar dari bala bencana yang diturunkan pada setiap bulan Syafar. Menurut kepercayaan mereka, bulan Syafar adalah bulan bencan

Sebelum acara inti Robo-Robo, terlebih dahulu dilaksanakan beberapa acara untuk persiapan. Dimulai dengan pembersihan pusaka dan haulan atau tahlilan yang dilaksanakan pada hari senin. Dilanjutkan dengan ziarah ke sebukit dan toana pada hari selasa. Hari Rabu dilaksanakanlah acara inti dari Robo-Robo yaitu makan syafar atau makan saprah dan buang-buang. Untuk buang-buang dilakukan di Kuala Mempawah (pinggir sungai)

Acara makan syafar dilakukan di halaman keraton Opu Daeng Menambon. Masyarakat yang tidak bisa hadir di keraton biasanya melaksanakan di masjid atau di halaman rumah masing-masing . Orang-orang yang hadir duduk berjejer saling berhadp-hadapan. Makanan disajikan dengan menggunakan nampan atau talam atau baki dengan diisi ketupat dan berbagai macam lauk pauk. Setiap nampan diperuntukan bagi 4 sampai 5 orang. Sebelum memulai makan terlebih dahulu dibacakan doa selamat.

Robo-robo’ diadakan hanya sekali setiap tahun menurut kalender Islam, yaitu setiap hari Rabu terakhir dibulan Syafar. Event budaya Robo’-robo’ sebenarnya diadakan dengan tujuan untuk mengenang kembali napak tilas kedatangan Raja Mempawah Pertama Opu Daeng Menambon beserta istri dan pengikutnya yang datang di Mempawah dari Sulawesi ke Kerajaan Matan (Tanjungpura) di Kabupaten Ketapang dan beranjut ke Kerajaan Mempawah. Opu Daeng Menambon bergelar Panembahan Senggaok . Berkuasa di Kabupaten Pontianak pada sejak tahun 1737 M atau 1448 H. Opu Daeng Menambon berasal dari keturunan Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan.

Perayaan Robo’-robo bukan hanya dilaksanakan di Keraton, tetapi juga di semua wilayah pesisir Kabupaten Mempawah. Di Kecamatan Kakap, Kecamatan Telok Pak Kedai, Kecamatan Sei Kupah dan kecamatan-kecamatan lainnya.

Kabupaten Mempawah dahulunya bernama Kabupaten Pontianak. Berdasarkan aspirasi masyarakat Kabupaten Pontianak, Bupati Pontianak melalui Surat Nomor 130/0660/Pem-A tanggal 25 Maret 2011 menyampaikan Permohonan Persetujuan Perubahan Nama Kabupaten Pontianak menjadi Kabupaten Mempawah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pontianak. Kini Kabupaten Pontianak telah beralih menjadi Kabupaten Mempawah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post