TAKDIR
Kamu...Bukankah dia cintamu?
Ya, tapi itu dulu
Kamu...Bukankah dia belahan jiwamu?
Ya, tapi itu dulu
Kamu...Bukankah dia asamu?
Ya, tapi itu dulu
Ayolah
Aku harus terus melangkah
Aku ingin menjalani sunnah
Aku telah mendapat restu mereka
Robbi...
Ini takdir yang tak dapat kupungkiri
Bantu aku melapangkan hatiku
Mengikis beban batinku
Biarlah air mata melarutkan egoku
Menghapus sedihku
Menerima kebahagiaanmu yang baru
@(Titip rindu di bulan Sya'ban, 22 April 2020)@
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Salam literasi
Trima kasih. Salam Literasi juga pak Dede