Rosnani

Lahir:Dumai 20 Desember 1969 Pekerjaan:Guru SMPN 1 DUMAI Alamat:Jl Diponegoro...

Selengkapnya
Navigasi Web
  APA SALAHKU KAU MADU AKU (tantangan hari ke 96)

APA SALAHKU KAU MADU AKU (tantangan hari ke 96)

HARI KE 96

PART 3

APA SALAHKU KAU MADU AKU

Sejak kejadian itu pertengkaran demi pertengkaran mewarnai rumah tangga kami. Suamiku yang dulu adalah seorang penyabar,kini berubah menjadi seorang yang pemarah. Hanya karena perkara kecil,dia naik tensi. Hanya karena masalah sepele emosinya meledak ledak tak terkendali. Bagi aku, masih bisa ku sikapi dengan perasaan sabar. Yang aku kasihani adalah anak anakku. Mereka begitu terkejut melihat perubahan sikap papa nya. Papa mereka yang selalu bercanda dan suka mencandai anak anak,kini menjadi papa yang tak perduli. Untuk mengantar jemput anakku,aku mengojekkan mereka dengan kawan kami yang dulu sama sama SMA. Tak ada jalan lain bagiku,walaupun sempat bersitegang pendapat dengan suami.

Ketidak harmonisan rumah tangga kami sampai juga kepada kedua orang tua. Mertua tak mampu untuk menasehati anaknya. Mereka juga tak mengerti hanya karena faktor gaji isteri lebih tinggi dari suami membuat suamiku bisa berubah. Berbagai nasehat mereka berikan kepada anaknya,namun usaha tersebut tak berhasil. Orang tuaku memanggil kami berdua untuk menyelesaikan masalah kami. Aku datang,namun suamiku ditunggu tak datang datang. Ayahku mengingatkan dan memberi nasehat kepadaku,bahwa rumah tangga lebih penting dari segala galanya. Jika suamimu merasa derajatnya turun karena status karirku,ayah mengatakan supaya mengambil jalan yang terbaik dalam meyelamatkan rumah tangga.

Aku telah berpikir dan berpikir dengan sematang matangnya. Ku pandangi anak anakku dengan rasa iba. Mereka jarang sekarang melihat papa nya di rumah. Dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk berbicara sekali lagi dengan suamiku. “Mas..aku ingin keadaan ini berakhir dengan baik baik”. “Aku ingin kita seperti dulu lagi”. “Tolonglah mas,berikan solusi,kembalikan kemesraanmu seperti dulu lagi”. “Semuanya tergantung kepadamu”. “Jika mau aku seperti dulu lagi,silahkan tinggalkan kerjamu,dan jadilah ibu rumah tangga sejati”. “Baik...apa setelah aku berhenti,mas betul betul menepati janji?”. “Oke ,aku ikuti keinginan dan kemauan mas,tapi tolong mas konsekwen dengan ucapan mas,akan kembali keluarga kita seperti semula”. “Aku kasihan mas melihat anak anak”. “Jadi sebenarnya kamu lebih kasihan liat anak anak ketimbang aku ya?”.” Bukan itu maksudku mas, mereka selama ini tidak terbiasa melihat kita seperti ini,aku takut mereka down mas?”. “Baik..kalau begitu,kamu pertimbangkan usulan ku, berhenti..jadilah istri sejati”.

Permintaan suamiku untuk aku berhenti,aku bicarakan dengan pimpinanku. Semua aku ceritakan dari A sampai Z. Pimpinanku mengatakan agar aku mempertimbangkannya sebaik mungkin. Jangan salah mengambil keputusan, Sekarang mencari kerja serba susah. Namun dia juga menekankan bahwa keluarga yang lebih penting dari semuanya. Pimpinan mengingatkan,apakah aku percaya dengan janji suamiku akan berubah, jika aku berhenti kelak. Berjuta keraguaan timbul dalam hatiku. Aku tak dapat mengambil sikap. Selama ini aku tak dapat menebak sifat suamiku yang sebenarnya. Sudah sekian puluh tahun aku mengenalnya,namun watak yang asli bagaimana belum dapat aku tebak. Ternyata begitu gampangnya manusia berubah.

Setelah tahajjud malam ini,aku memutuskan untuk berhenti. Aku sayang dengan keluargaku. Keputusanku sudah bulat,aku berhenti. Sore yang cerah ini aku katakan kepada suamiku,bahwa aku menuruti semua kehendaknya. Terhitung bulan depan aku berhenti. Mendengar ucapanku,suamiku tersenyum ke arahku. Dirangkulnya aku,dan dibisikkannya terima kasih kepadaku. Aku begitu bahagia,suamiku kembali mesra denganku. Memang uang tak ada harganya jika dibandingkan dengan kebahagiaan rumah tangga.

Menetes juga airmataku,kala surat pengunduruan diri itu aku letakkan di atas meja pimpinan. Pimpinanku terdiam tanpa kata. Aku mengucapkan terima kasih atas kebaikannya selama ini. Mohon maaf atas segala kesalahanku. Pimpinan juga mengucapkan hal yang sama. Dia berdoa,semoga rumah tanggaku bahagia kembali. Aku temui rekan kerja satu persatu. Rekan kerja yang perempuan aku peluk dengan rasa haru. Ada rekan kerjaku yang kami satu angkatan masuk kerja dengannya. Dalam pelukkannya pecah tangisku. Dia menghiburku untuk selalu bersabar. Kutinggalkan kantor dengan perasaan iba. Aku lurus ke depan berjalan. Tak aku tengok lagi kebelakang. Aku betul betul sedih. Namun apa mau dikata, aku harus menyelamatkan bahtera rumah tanggaku.

Kini rumah tangga kami normal kembali. Suamiku betul betul menepati janjinya. Dia sudah kembali ceria dan bercanda di rumah. Setiap gajian,kami akan berbelanja bersama. Pergi dan pulang suami aku nantikan dengan senyum manis menggoda. Dalam mengelola anak sekolah,kami bergantian. Jika dia capek,aku yang menjemput antar anak. Jika aku dilihatnya sedang sibuk di dapur dan dia lagi ada di rumah,maka suamiku bergegas menjemput buah hati kami di sekolah. Ahhh rasanya tak sia sia aku berhenti bekerja. Manisnya kebahagian hidup dengan orang orang yang dicintai memberikan kesan yang teramat indah.

Pada saat aku memutuskan berhenti bekerja,uang tabungan dari gajiku masih banyak. Memang sebagaian uang tersebut dapat mengatasi kekurangan dari gaji suamiku. Makin lama aku lihat saldo tabunganku bukan bertambah,malah semakin berkurang. Gaya hidup liburan kesana kemari masih tetap berjalan seperti biasa. Kini anak anakku semakin besar. Jenjang pendidikan mereka juga sudah semakin tinggi,sudah tentu biaya juga semakin besar. Aku memutar otak untuk mengatasi keuanganku yang pas pasan ini. Aku selalu berdiskusi mengenai keuangan,suamiku selalu mengatakan pandai pandai sajalah untuk mengelolanya. Otakku betul betul terkuras lelah dalam mengelola keuangan yang hanya berasal dari satu sumber saja.

Setelah yang tua masuk SMA,aku benar benar menyerah. Aku katakan dengan suamiku,uang di tabunganku telah habis. Suami hanya diam saja. Kebutuhan hidup semakin bertambah. Mendengar keluhanku yang hanya tentang keuangan saja,menimbulkan naik darahnya kembali kambuh. Dia mengomel mengatakan aku boros. Gaya hidup lama aku yang selalu jalan sana jalan sini sudah tidak ada lagi. Kata suamiku,hiduplah dengan seadanya. Aku mengatakan aku sudah hidup apa adanya. Kebutuhan sekarang yang seperti itu. Aku sudah cukup hemat dengan keuangan yang ada. Bosan membahas uang yang tidak pernah selesai,membuat penyakit suamiku kambuh lagi. Dia kembali suka keluar rumah. Ya Allah..hatiku mulai menangis kembali.

Tidak pernah seumur hidupku aku meminjam uang kepada kedua orang tua ku. Kali ini untuk mengatasi dompetku,ku tebalkan muka dihadapan ayahku. Semula ayah menatapku tak percaya. Dia bertanya,mengapa uang gaji suami tidak cukup. Aku berkata jujur dengan ayahku,segitulah gajinya. Selama ini kan aku yang menutupinya. Makanya dari awal menikah,keuangan kami adem adem aja. Berhutangnya aku kepada ayah,aku tutupi. Aku takut suami akan tersinggung bila tau aku meminjam dengan orang tuaku. Akhirnya lama kelamaan menggunung juga hutangku dengan ayah,hingga ayahku tak mau lagi memberikan hutang padaku.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup kembali aku harus bekerja. Otakku berputar,bagaimana aku dagang saja. Aku membuat makanan dan menjualnya secara online. Aku bicarakan usulan tentang keinginanku untuk berjualan online. Alhamdulilah,suamiku mengizinkan aku berjualan. Dengan ucapan bismillaah,hari ini dagang makanan buatanku sendiri secara online aku mulai. Alhamdulillah..tanpa aku sangka sangka,daganganku laris manis. Untuk pengantaran,kadang aku sendiri,kadang anakku yang tua. Atas kegigihanku berdagang, alhamdulilah dapat mengatasi keuangan kami yang seret. Aku sibuk melayani pesanan. Rezeki berlimpah,namun musibah juga datang menerpa. Dari antar mengantar jualanku,aku menangkap basah suamiku.

BERSAMBUNG

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

suaminya jahat bangeet kkk... keren ceritanya.. lanjut kkk

13 Jul
Balas

ya lili kalau kenyataan kak tabok tu suami,ha ha ha

13 Jul

Makin sedih aja nih ceritanya. tak sabar menunggu lanjutan ceritanya. Diksinya bagus. mantap

13 Jul
Balas

makasih laily ulfah

13 Jul



search

New Post