Gara-gara Masker (Tagur Hari ke-16)
Aku terkejut dan spontan mendekap dada. Suara peluit petugas Satpol PP menghentikan laju becak yang ku tumpangi. Ternyata si abang becak tak pakai maker. Aku jengkel harus telat sampai di kantor. Tapi juga iba karena aku tahu persis kejadiannya.
Abang tukang becak tersebut baru saja melepaskan masker karena terengah-engah kelelahan mengayuh becak. Aku sadar bobot tubuhku menjadi salah satu penyebabnya. Sialnya saat itu sedang ada razia masker.
Aku menemani persidangan yang dilaksanakan di tempat kejadian perkara. Sungguh air mataku hampir menetes ketika hakim memutuskan denda lima puluh ribu rupiah. Sementara ia menghiba minta dikurangi karena uangnya hanya dua puluh ribu rupiah tapi sama sekali tak digubris. Aku berinisiatif untuk membantunya agar perjalananku lancar kembali. Aku segera merogoh kantongku. Ups...ternyata dompetku raib digondol pencopet. Kali ini aku benar-benar ingin menangis meraung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ikutan sedih buuu. Apes sekali
trims hadirnya bucan....
Pentigraf yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
ikut sedih bund
Ikutan sedih bun
trims hadirnya bun...salam literasi