Senja Merah Saga (Tagur Hari ke-9)
Lembayung senja berubah merah saga. Angin sepoi-sepoi yang meniup mesra terasa bagaikan gelombang prahara. Degup jantungku berpacu dalam irama tak menentu. Dalam nanar masih bisa ku lihat sepasang mata tajam di balik belukar.
Berulang kali aku beristighfar dalam rasa bersalah yang mendalam. Entah apa gerangan yang mengintai. Aku benar-benar hampir kehilangan akal.
Rasa penasaran membuatku menepikan ketakutan dan rasa bersalah. Ku beranikan diri menghampiri mata di balik belukar itu. Astaga...! ternyata itu adalah tatapan marah dari anak kucing mungil nan lucu. Induknya tak sengaja terlindas oleh roda sepeda motorku. Aku semakin merasa bersalah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, anak kucing, udah deg degan yah Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih bu....salam literasi