"Malu adalah sebagian dari iman." Begitulah penggalan arti hadits yang diriwayatkan Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Hiban, dan Al Hakim.

Saat menyendiri, perlu bermuhasabah. Hal tersebut, diperlukan untuk mengoreksi diri atau evaluasi diri. Apa yang sudah di lakukan, bermanfaatkah bagi orang banyak, dan banyak hal. Rasa malu, harus ada pada diri seseorang karena sebagian dari iman. Saya sebagai guru, masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan. Sedangkan siswanya, terkadang lebih tahu terlebih dulu daripada gurunya. Dari mana? Iya, mereka menjelajah dunia melalui gadget. Terkadang juga, mereka lebih terampil. Dari mana mereka bisa? Iya, dari tutorial youtube. Nah, apakah sosok guru harus lari dari kenyataan yang ada? Tentu tidak. Namun, sebagai guru perlu mengupdate selalu keilmuannya. Bagaimanapun juga, sosok guru juga diperlukan bagi pendidikan karakter mereka saat di sekolah. Sosok guru tidak dapat tergantikan oleh dumay. Perlu pendidikan penguatan karakter (PPK).

Seberapa penting PPK? Sangat penting sekali.

Tanpa adanya pendidikan karakter, mau dibawa ke mana negara ini. Kita berada di negara yang Bhinneka Tunggal Ika. Hidup sosial dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Sangatlah utama demi keutuhan negara ini. Sehingga terhindar dari perpecahan dan perselisihan.

Berdasar itulah, guru perlu membudayakan malu dalam segala hal. Tapi lihat dulu, aspek apakah itu? Malu dengan apa yang disampaikan kepada siswanya, sedangkan dia sendiri tidaklah sesuai dengan yang disyiarkan. Guru, digugu lan ditiru. Maka, kita perlu menjaga diri dari hal-hal yang negatif sebagai tauladan bagi siswanya.