Gadis kecil yang kesehariannya hanya berkutat di kamarnya saja. Belajar dari rumah membuatnya jarang keluar kamar. Hanya berteman dengan buku, bolpint, laptop, dan HP. Hal ini terkadang membuat membuat orang tua semakin kepikiran. Kepikiran akan sosial masyarakatnya, akhlak prilaku, bahkan pengalaman. Namun, tak ayal bila gadis kecil ini bisa menjelajah di penjuru dunia. Gawai membuatnya bisa menjelajah ke mana pun dia inginkan. Pikiran orang tua yang tak menentu, berusaha agar si gadis kecil ini bisa keluar dari zona tersebut. Sebagai orang tua, beranggapan bahwa karakter sosial masyarakat dan akhlak itu lebih penting. Bagaimanapun juga, kita tidak terlepas dengan kehidupan bermasyarakat.

Dengan bermasyarakat, banyak ilmu yang didapat. Seperti menambah wawasan, teman, saudara, kerjasama, bahu membahu, dan masih banyak yang lainnya. Tanpa berinteraksi dengan orang lain, kita tidak dapat memilih dan memilah mana yang baik dan tidak. Salah satunya tentang akhlak prilaku. Seorang anak bila hanya diberikan teorinya saja tanpa adanya praktik langsung, maka hasilnya akan nihil. Jangan salahkan si anak bila kepada orang lebih tua tidak ada rasa hormat atau menghargai orang lain. Guru utama sang anak adalah kedua orangtuanya, dan madrasah utama anak adalah rumahnya. Sekolah adalah rumah kedua bagi sang anak.

Di masa pandemik ini, orang tua dapat mengevaluasi diri sendiri. Apakah sudah bisa dikatakan guru profesional di rumahnya atau masih belum. Antara teori dan praktik sangatlah berbeda. Seharusnya balenced . Disinilah peran orang tua dibutuhkan oleh anaknya. Orang tua berusaha mencari alternatif yang tepat bagi anaknya.

MGI hadir dengan memberi solusi. Yakni, menghadirkan webinar secara gratis bagi anak-anak Indonesia. Webinar tersebut menggugah literasi anak. Sehingga anak dapat keluar dari zona kejenuhan. Apa yang ada dipikirannya dapat dituangkan menjadi tulisan. Karyanya dapat dikonsumsi oleh halayak dan menghasilkan pundi-pundi.

Tak disangka dengan mengikuti webinar tersebut, si gadis kecil tiba-tiba berteriak kegirangan. Dia memenangkan kuis. Pastinya berhadiah, lho. Hadiahnya berupa beasiswa. Beasiswa untuk menempuh pendidikan secara daring dan dibimbing selama sebulan. Gurunya (nara sumbernya) hebat-hebat. Bertaraf nasional. Keren menewen, pokoknya. Dari kegiatan tersebut, orangtua telah terbantu, meskipun tidak seratus persen. Paling tidak, anak mandiri untuk berinteraksi dan mengungkapkan pendapat. Selain itu, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan menghasilkan karya.

Terima lasih, MGI.

#SalamLiterasi

#VinaMIN02Jember