Siswa yang berada di dalam pesantren, tentunya telah dibimbing dan dilatih dengan pendidikan karakter. Salah satunya adalah pendidikan akhlak yang terimplementasi dalam lehidupan sehari-hari. Bagaimana cara menjaga kebersihan, kesucian, etika bila berjumpa dengan orang tua dan guru, dll. Tak diragukan lagi bila di zaman teknologi saat ini, banyak orang tua yang meletakkan putra-putrinya di dalam pesantren. Kebanyakan orang tua memiliki pola pikir bila anaknya berada di dalam pesantren, mereka akan aman dalam segala hal. Khususnya, aman dalam pergaulan bebas. Nah, hal tersebutlah yang sangat dikhawatirkan. Bukan hanya di kalangan orang tua saja, pemerintah pun juga mengkhawatirkannya, karena akan berdampak pada ketertiban dan keamanan dunia.

Bila pemudanya suatu negara berakhlak, maka negara akan aman dari kerusakan moral.

Bukan hanya dalam hal pergaulan bebas yang berdampak, gadget pun juga berdampak positif maupun negatif. Dampak negatifnya adalah siswa bila jauh dari kontrol orang tua, yang dikhawatirkan adalah menontoh hal yang negatif. Sedangkan dampak positifnya adalah memudahkan dan membantu siswa dalam belajar. Platform yang disediakan untuk siswa merdeka belajar, sudah tak dikhawatirkan lagi. Perlu adanya pendampingan orang tia di rumah dan guru di sekolah. Bila semua saling sinergi, peluanv siswa untul melenceng keluar garis akan berdampak pada karakter siswa.

Bila pendampingan dan motivasi keluarga maksimal, maka hasilnya pun maksimal. Begitu pula sebaliknya