Saat Aku Menunggu Telepon
Telpon itu berdering berulangkali. Tak kuasa rasaku menahannya. Menahan untuk tidak mengangkatnya. Namun, bagaimanapun juga aku harus memaksakan diri untuk mengangkatnya. Wah, ternyata bukan yang aku tunggu.
Aku menunggu telepon khusus. Menunggu karena sudah ada tanggal untuk mendapat telpon. Harap-harap cemas. Ternyata, telpon itu tak kunjung jua. Hanya pesan singkat yang dikirim melalui WA. Jadwal untuk mengikuti Zoom. Namun, hal tersebut tidak memupuskan harapanku. Aku merasa senang, telah mendapat kabar baik untuk dilakukan wawancara. Suatu kehormatan tersendiri bagiku, mendapat kesempatan untuk wawancara. Seumur hidupku, hal tersebut pertama kalinya mendapat wawancara melalui Zoom.
Sehari penuh menunggu giliran. Stanby di depan lapy membuatku berkali-kali ke kamar mandi. Rasa haus dan lapar, tak dirasakannya lagi. Keringat dingin bercucuran membasahi badan. Hati ini gundah gulana. Apa gerangan yang akan ditanyakan oleh pewawancara.
Ternyata, rasa itu beda saat wawancara tatap muka langsung dengan melalui Zoom. Satu kuncinya, berusaha tenang dan santai saat menjawab pertanyaan. Tak terasa, pertanyaan itu berlalu dengan cepat. Semoga Allah memberikan jawaban yang terbaik terhadap usaha yang aku lakukan. Aamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat, Bunda
Semoga diberikan yang terbaik bund. Seleksi Fasilitator? Salam sukses.