Cermin ( cerita mini)

PAK LURAH JADI SOPIR PRIBADI

Supardi HR

" Jam berapa kita ke rumah sakit,Pak ?" tanya Winarti sambil menaruh secangkir kopi di atas meja.

"Kurang tahu" sahut pak Winarso pesimis.

Sambil menjulurkan tangannya mengangkat secangkir kopi , Pak Winarso, menyeruput kopi anget buatan putri cantiknya.

" Bagaimana keadaan ibumu sekarang?" tanya ayah Winarti.

" Kata suster , semalam ibu badannya demam dan tensinya masih tinggi " jawab Winarti cemas.

" Lebih baik kita ke rumah sakit pagi ini saja pak" ajak Winarti merayu ayahnya.

Pak Winarso tetap meneruskan mengunyah tempe goreng dan pisang rebus di mulutnya. Diam tidak menjawab pertanyaan putrinya. Seakan ia tidak paham apa yang diucapkan oleh putrinya itu . Namun, bukan berarti ia tidak mendengar apa yang dikatakan.

Tapi, karena tidak tahu naik apa ke rumah sakit.

" Bagaimana pak?" tanya Winarti sekali lagi, ingin tahu jawaban dari ayahnya.

Sambil menelan pisang rebus pelan-pelan , ayahnya menjawab," Ayah juga ingin menjenguk ibumu di rumah sakit. Tapi, ayah gak tahu naik apa ".

Winarsih, adik Winarti yang dari tadi sedang menyapu ruang tamu mendengar obrolan kakak dan ayahnya. Sudah tiga hari ini ia membantu pekerjaan ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Seperti menyapu lantai dan mencuci piring.

"Baru tiga hari ditinggal ibu, rumah kotor dan dapur berantakan" gumam Winarni.

"Kak, bisa minta bantuan Pak Sarjono untuk mengantar kita ke rumah sakit " usul Winarni.

" Oh iya betul juga katamu, Win" sahut Winarti yang sedang duduk di sebelah ayahnya.

" Iya Pak, saya coba ke rumah pak Sarjono sekarang. Bagaimana, boleh? "pinta Winarti dengan penuh harap.

Pak Winarso pun mengabulkan permintaan putrinya itu. Winarti dengan mengendarai sepeda motor langsung tancap gas ditemani oleh Winarni,adiknya menuju rumah Pak Sarjono.

Jarak rumah Winarti dengan rumah Pak Sarjono tidaklah jauh. Kira-kira 20 menit perjalanan naik sepeda motor. Seorang lelaki tinggi tampan nampak sedang menyiram tanaman di depan rumah. Ia menghentikan air salurannya. Dengan celana pendek dan kaos oblong Pa Sarjono berjalan menemui dua gadis kembang desa di teras depan rumahnya.

Winarti pun mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke rumah mantan lurah Suka miskin itu.

Yaitu hendak minta tolong pak Sarjono mengantarkan keluarganya ke rumah sakit.

Tanpa pertimbangan, pak Sarjono pun menyanggupi permintaan dari Winarti.

Setelah mandi dan ganti baju, pa Sarjono mengeluarkan mobilnya menuju ke rumah pa Winarso.

" Sinten ingkang sakit ,Pak?" tanya Sarjono dengan cemas, dengan bahasa Jawa tanda hormat kepada ayah Winarti.

" Ibunya Winarti, sudah 3 hari dirawat di rumah sakit" jawab pak Winarso.

Tak lama kemudian, Winarti dan Winarni keluar sambil membawa tas yang berisi baju salin untuk ibunya.

" Ayo.. semua naik.Mobil sudah siap" ajak pak Sarjono.

Satu persatu naik mobi. Winarni duduk di kursi jok di tengah bersama ayahnya. Dia tidak mau duduk di depan, alsan suka mabuk. Akhirnya, Winarti duduk di jok depan di sebelah sopir.

Pak Sarjono, menghidupkan mobilnya dan melaju ke rumah sakit menyusuri jalan kampung yang penuh pepohonan.

Tiupan angin yang redup , menembus pori-pori kulit. Naik turun jalan desa membuat jantungnya berdegup. Saat menoleh ke kiri seorang gadis yang dulu di idamkan di SMA.

Ceritanya bersambung......

Bekasi, 15 Oktober 2023