Tantangan ke-18

#gurusiana

Oleh : zaianldi.

Gadget Bagi santri ibarat pisau bermata dua

Gadget adalah sebuah alat yang berfungsi untuk saran komunikasi, informasi, dan multi media. Banyak manfaat yang diperoleh didalamnya namun mudharatnya lebih tajam dari manfaatnya jika kita tidak bisa menggunakan dengan secara bijak. Tajamnya mudarat dari penggunaan gadget bagi siswa terbukti banyak pondok pesantren yang melarang santrinya untuk memakai gadget dan jika ketahuan maka Gadget itu akan dihancurkan bukti lainya ada sebuah tulisan yang penulis kutib dari tulisan kompasiana yang menjelaskan bahwa beberapa tahun yang silam ada upaya pemerintah DKI Jakarta untuk melindungi siswa dari dampak penyalahgunaan gadget di lingkungan sekolah terhadap maraknya pornografi namun larangan itu menuai protes dan kontra ia ibarat pisau bermata dua siapa yang paling bijak dalam menggunakan maka dia akan selamat dari lukanya, ini menjadi alasan bagi orang tua, siswa dan sekolah untuk menyatakan penolakan keputusan Gubernur DKI Jokowi dengan pelarangan membawa gadget di lingkungan sekolah dianggap tergesa-ges waktu itu. Kemajuan teknologi yang ada sekarang dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk bisa mengakses situs yang dilarang tidak lagi hanya melalui gadget saja. Sebagai landasan menjawab pertentangan antara orang tua dan pemerintah perlu diketahui tingkat kegunaan pemakaian gadget yang dimiliki siswa di lingkungan sekolah. Data yang diperoleh pada sekolah yang telah menyelenggarakan pembelajaran berbasis e-learning menunjukkan hasil yang signifikan. Dari 1000 siswa beberapa sekolah menegah atas yang telah menyelenggarakan e-learning dalam proses pembelajarannya terdapat 74% (740) siswa memiliki gadget. Dari siswa sebanyak itu di dapatkan 44,4 % (444) siswa diantaranya adalah siswa pengguna e-learning. Gadget yang paling sering dimiliki adalah jenis laptop, smartphone dan handphone. Terdapat lima matapelajaran yang telah diajarkan secara e-learning. Matapelajaran kimia dan fisika adalah matpel terbanyak yang diajarkan secara online. Terdapat 444 siswa yang aktif menggunakan gadget untuk mengakses e-learning lebih dari 4 kali dalam sehari. Penggunaan gadget di lingkungan sekolah yang telah menyelenggarakan e-learning efektif. Untuk itu sekolah sebagai penyelenggara pendidikan perlu mendorong pengembangan strategi memanfaatan gadget agar selaras dengan perkembagan pemerintah memberlakukan Kurikulum 2013.

Melihat sepintas lalu memang gadged dapat menajamkan kemampuan siswa dalam memahami pembelajarannya akan tetapi kita dihadapkan kepada sebuah tantangan bagaimana orang tua bisa memantau anaknya dalam penggunaan gadget, karna rata-rata anaknya membuat kata sandi agar tiadak bisa dibuka oleh orang tuanya. Maka ini sebuah persoalan jika disebuah pondok pesantren ada aturan santri tidak boleh memakai gadged tapi dalam kondisi saat sekarang ini ada aturan dari sekolah agar santri mengerjakan tugas secara online, ini berarti santri dituntut untuk mempunyai gadget, pisau bermata dua bisa saja digunakan santri jika pengawasan dari orang tua tidak ada, ia cerdas dalam mengerjakan tugas secara online tapi ia juga jerdas dalam memberikan alasan kepada orang tua dengan ucapan lagi mengerjakan tugas padahal ada yang merusak otak sedang mengintai anaknya bisa saja ia melihat sesuatu yang fulgar dan fonografi semakin terbuka luas dan ujung-ujungnya akan merusak proses pendidikan melalui pembelajaran secara online jika sudah rusak siapa yang salah.