JIWA YANG LABIL

Tantangan hari ke-44

#Gurusiana

Oleh: Zainaldi. 

Jiwa yang labil adalah perubahan perasaan dan jiwa seseorang,  dari sedih berubah marah,  dari bahagia menjadi gelisah. Sifat labil biasanya dimiliki oleh anak yang masih tergolong muda. 

Jiwa yang labil selalu merasa khawatir,  cemas, tidak tenang,  tidak sabar, risau, gundah,  gelisah.  Semua ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhinya.  Bisa jadi karna faktor percintaan,  kekayaan,  penderitaan,  cobaan dan ujian,  bahkan perobahan keadaan. 

Perhatikanlah keadaan dunia saat ini.  Bagaimana ia berubah dan bagaimana kenikmatannya pergi dan menghilang. Kenikmatan mengumpulkan harta,  kenikmatan berkumpul bernostalgia,  kenikmatan menjelajahi dunia,  dan kenikmatan yang tidak ada aturannya kini seolah musnah  dengan satu virus corona. Suami pimpinan rumah tangga ujian berat tanpa kerja apalagi hidup bersama mertua jiwa labil tak pandang usia,  benci,  amarah, datang tiba-tiba,  salah berucap luka dihati seolah terlihat.

Ditengah mewabahnya virus corona.  Semua manusia merasakan akibatnya. Pedagang,  petani,  nelayan,  guru,  dokter, pejabat negara semuanya tak mampu berbuat apa-apa.  Semuanya resah, jiwa labil berkeluh kesah sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-Ma'arij 19 - 2

(۞ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا ۝  إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعࣰا ۝  وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَیۡرُ مَنُوعًا ۝  إِلَّا ٱلۡمُصَلِّینَ ۝  ٱلَّذِینَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ دَاۤىِٕمُونَ ۝  وَٱلَّذِینَ فِیۤ أَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ حَقࣱّ مَّعۡلُومࣱ ۝  لِّلسَّاۤىِٕلِ وَٱلۡمَحۡرُومِ)

Artinya: Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat,  mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu untuk  orang-orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta. 

Ayat diatas menjelaskan sifat keluh kesah adalah sifat yang ada pada setiap manusia,  miskin kaya berkeluh kesah kendalikan diri dengan sholat dan bersedekah. namun ada manusia yang memancing diair keruh bersadekah dengan nasi bungkus berlabelkan nasi anjing disaat jiwa manusia sedang labil. Hati terluka agama dihina dengan modal menyelamatkan bangsa dan negara dari virus corona. 

Virus corona membawa manusia kepada masa-masa sulit.  Salah bicara besar akibatnya betapa banyak kita ceroboh dalam bicara,  berkomentar di sana sini,  penyesalan dikemudian hari.  kita pun harus sibuk klarifikasi sana-sini, sibuk mencari-cari alasan agar bisa dimaklumi, juga sibuk meminta maaf atas perasaan saudara dan teman yang terluka atas komentar dan ucapan kita. Sesuatu yang harusnya tidak terjadi ketika kita selalu menimbang dan berpikir atas setiap ucapan dan komentar yang hendak kita ucapkan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits lain juga menjelaskan bahwa seorang mukmin yang mampu bercampur dengan keramaian manusia dan sabar dengan gangguan mereka serta sabar dalam menjaga lisannya dan norma-norma syari’at lebih baik daripada seorang mukmin yang ber’uzlah lantaran tidak kuat dengan gangguan mereka.

Maka melalui tulisan ini teruslah sholat berdoa dan bersedekah agar jiwa tidak labil dan gelisah, jaga ucapan jangan sampai membuat resah dan terus berharap agar virus corona yang mewabah agar segera berakhir dengan izin Allah.  

Koto Tinggi,  27-4-2020