Siti Zulaikah, S.Pd/Lika

Ridho Allah segalanya, InSyaa Allah qobul segala hajat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Keteladanan dan Pembiasaan Literasi

Keteladanan dan Pembiasaan Literasi

Lomba IPP Jatim

Membahas tentang literasi adalah kata yang tidak asing lagi di dunia pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam berbahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pembudayaan literasi sangat penting demi mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA), dirilis oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2019 (kemendagri.go.id, 23/3/2021), Indonesia menempati posisi 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara. Sebagai pendidik, ini merupakan berita yang sangat menohok. Hal ini akan menjadi masalah yang serius sekaligus tantangan yang harus segera dijawab.

Banyak rencana yang digagas pemerintah untuk menjawab rendahnya literasi tanah air. Guru sebagai garda terdepan pendidikan harus tergerak dan mampu bergerak menjawabnya. Menurut saya hal utama untuk menjawab semua ini adalah adanya keteladanan dari pendidik dan pembiasaan berliterasi di sekolah-sekolah. Keteladanan yang menjadi kebanggaan selain masuk sebagai 10 besar guru prestasi tingkat kota, peraih special award alat peraga, dan guru penggerak angkatan 2 Kota Surabaya adalah dalam literasi. Di antaranya adalah mengikuti pelatihan-pelatihan menulis, mengikuti tantangan menulis, menulis buku antologi, mengikuti lomba menulis, menulis di blog pribadi dan Gurusiana, menulis opini, rutin menulis reportase di surat kabar daerah.

Bergabung dalam komunitas menulis Mediaguru pada 2019 adalah langkah awal dalam berliterasi. Dilanjutkan menjadi anggota menulis di blog Gurusiana pada 23 Maret 2019. Mengikuti tantangan menulis selama satu tahun tanpa henti juga saya ikuti mulai 15 Januari 2020 sampai 13 Januari 2021. Mengikuti Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) tahun 2019 di Jakarta. Bertemu dan berkumpul para senior hebat Mediaguru dan semua penulis di tanah air adalah kesempatan emas.

Tulisan reportase di surat kabar sebagian besar tentang giat pembelajaran yang telah saya dan teman sejawat lakukan di sekolah, termasuk juga kegiatan sekolah dan kegiatan diri. Hal ini sebagai bentuk keteladanan.

Sebaik apapun sebuah rencana akan tanpa hasil jika tidak dibarengi dengan pembiasaan. Pembiasaan akan menumbuhkan karakter bagi siapapun, terutama jika pembiasaan diterapkan pada siswa maka akan muncullah karakter-karakter hebat anak bangsa. Dalam pencapaian prestasi siswa pastinya terdapat peran guru yang juga hebat. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, pengajar dan pembimbing bagi siswa. Guru juga berperan untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan literasi dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan membuat program literasi di kelas bahkan di sekolah.

Memberikan dukungan sepenuhnya terhadap program wajib baca di perpustakaan dengan mendampingi siswa satu kali dalam seminggu, kegiatan membaca di 15 menit pertama awal jam pembelajaran, melakukan moving class ke perpustakaan, membentuk komunitas baca kelas, menggiatkan mempercantik pojok baca masing-masing kelas, dan mengaktifkan kegiatan di pojok baca kelas dengan membaca bacaan selain pelajaran, mendongeng, menulis puisi, menulis karangan sederhana, sampai dengan latihan menulis cerpen. Dengan membiasakan siswa menulis karangan sesuai dengan kemampuan mereka maka akan memacu siswa untuk bernalar kritis untuk mau dan mampu memecahkan masalah.

Alhamdullilah meski belum maksimal hasil dari keteladanan diri, ada beberapa rekan guru yang ikut serta menulis dalam bentuk reportase, antologi, dan ikut serta menulis di Gurusiana. Dalam membimbing siswa menulis cerpen membuahkan hasil saat lomba menulis cerpen kategori kelas rendah juara 2 yang diadakan Dinas Pendidikan Surabaya atas nama Aqila Keishya Zahra dengan judul cerpen Antara Pekerjaan Rumah dan Lapangan Sekolah bulan April 2022. Membudayakan literasi memang bukan pekerjaan mudah. Hasilnya pun tidak instan. Jangan pernah berhenti memberikan keteladanan literasi untuk lingkungan sekitar serta pembiasaan kepada siswa. Perjuangan dalam menciptakan generasi literat membutuhkan fasilitas yang memadai dan proses yang cukup panjang, semoga kita dimampukan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

03 Oct
Balas

Terima kasih Bunda

03 Oct

Keren Jeng Lika

04 Oct
Balas

Terima kasih Bapak ketua

04 Oct



search

New Post