Eko Imam Suryanto

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR , KURIKULUM YANG MEMBEBASKAN

KURIKULUM MERDEKA BELAJAR , KURIKULUM YANG MEMBEBASKAN

Sejak ditetapkan Kuikulum Merdeka Belajar sebagai Kurikulum yang menjadi alternatif pilihan,mualai banyak sekolah yang sadar akan fleksibel dan leluasanya Kurikulum ini. Beda dengan Kurikulum yang terdahulu, dimana dirasakan sangat membelenggu dan kaku. Membelenggu, karena Capaian Pembelajaran dituntut ketuntasan dengan ukuran Angka Ketuntasan Minimal (AKM). Kaku, karena siswa dituntut menyelesaikan Modul Ajar dan Materi Pembejaran yang sudah ditetapkan sehingga sangat kaku, siswa tidak leluasa dalam mengembangkan pasionnya. Sejak diterapkan Merdeka Belajar, maka ada beberapa hal yang pokok, yang menyebabkan rantai belenggu keterkungkungan itu putus dan lepas :

· Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila

· Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi

· Fleksibilitas bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan local

Selain itu. ada juga perbedaan yang mendasar dari kurikulum yang lalu lalu, sehingga siswa dan guru lebih bebas dalam berkreasi untuk mengembangkan nbakat minat siswa;

1. Tidak terbelenggu menuntut pada nilai capaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru diberi keleluasaan dalam menentukan ketercapaian Tujuan Pembelajaran Peserta Didik.

2. Materi yang diajarkan lebih sederhana dan mendalam, berfokus pada materi esensial dan pengembangan peserta didik sesuai fase

3. Lebih merdeka. Tidak ada peminatan atau jurusan pada Sekolah Menengah Atas.

4. Lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran dilakukan melalui berbagai kegiatan berbasis proyek

Terkait hal diatas, kami SMP Negeri 23 Medan sangat merasakan adanya Kurikulum Merdeka ini. Siswa yang dulu ingin mengembangkan bakat minatnya, sangat susah karena aturan sekolah yang sangat memprioritaskan ketuntasan akademik dan siswa harus disiplin dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sejak adanya Kurikulum Merdeka Belajar, banyak potensi siswa di SMPN 23 Medan yang selama ini tidak teraktualisasikan sekarang muncul dan teraktualisasi dalam bentuk prestasi. Salah satu contoh, Raysha. Siswa Kelas 8B SMPN 23 Medan ini mempunyai potensi di olahraga sepatu roda. Sudah hampir dua tahun pihak sekolah tidak mengetahui hal itu. Pihak sekolah sangat bangga dan mengpresiasi Prestasinya yang meraih Juara III Katagori 3000meter dalam Kejuaraan Sepatu Roda Piala Walikota Medan pada tanggal 29 Juli 2022. Dari hal ini kita semua dapat memetik pelajaran, bahwa untuk sukses seorang anak tidak harus mempunyai nilai Akademik yang baik. Tetapi sukses dan prestasi itu muncul apabila siswa diberikan ruang untuk mengembangkan minat, bakat dan passion yang dia gemari. Artinya, PRESTASI DAN JALAN SUKSES TIDAK HARUS DARI AKADEMIK. Dan jalan sukses bisa diraih sesuai dengan bakat dan passion si Anak. Pilihan tidak harus dipaksakan Semoga Kurikulum Merdeka Belajar menjadi mKurikulum yang Membebaskan sehingga semakin banyaak anak anak Indonesia yang bisa berprestasi dalam segala bidang
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

03 Aug
Balas

Makasih Pak Dede. Salam Literasi

04 Aug
Balas

Makasih Pak Dede. Salam Literasi

04 Aug
Balas



search

New Post