Dr. Hubban jamma, SIQ,S.Pd.I,M.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
INOVASI EVALUASI HASIL BELAJAR DENGAN MEDIA KAHOOT

INOVASI EVALUASI HASIL BELAJAR DENGAN MEDIA KAHOOT

Pendahuluan

Seorang pendidik dituntut Profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar dapat memberikan pendidikan kepada siswa dengan baik, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang semestinya. Guru yang professional itu harus mampu melaksanakan proses pembelajaran sebaik mungkin dan membuat evaluasi dengan baik.

Evaluasi dalam pendidikan Islam cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spritual religius peserta didik. Karena sosok pribadi yang diinginkan oleh pendidikan Islam bukan hannya pribadi yang bersifat religius, tetapi juga memiliki ilmu dan berkleterampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyrakat.

Dalam hal itu, evaluasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung agar tercapainya tujuan pendidikan tersebut, dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu evaluasi hasil belajar, dimana evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari seorang guru.

Evaluasi hasil belajar ini sangatlah penting dimana seorang guru harus benar-benar obyektif dan profesional dalam melaksanakannya, karena disisi seorang guru akan memutuskan berhasil tidaknya seorang murid. Agar pelaksanaan evaluasi ini dapat menarik perhatian siswa dan mengurangi stress siswa maka diperlukan suatu media untuk hal tersebut, salah satu media yang dapat digunakan adalah applikasi kahoot. Penggunaan Aplikasi Kahoot ini akan penulis bahas dalam artikel ini dengan sederhana agar mudah di pahami dan di mengerti.

Kajian Teori

Secara etimologi, ‘’evaluasi” berasal dari kata ‘’to evaluate’’ yang berarti ‘’menilai’’. Evaluasi pendidikan agama ialah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan agama. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ampai dimana penguasaan murid terhadap pendidikan yang telah diberikan[1].

Penilaian dalam pendidikan adalah keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pendidikan secara umum; baik mengenai perencanaan, pengelolaan, proses dan tindak lanjut pendidikan atau yang menyangkut perorangan, kelompok, maupun kelembagaan[2].

Evaluasi dalam pendidikan agama Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan agama islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai islam sebagai tujuan dari pendidikan islam itu sendiri[3]. Evaluasi disini adalah evaluasi tentang proses belajar mengajar dimana guru berinteraksi dengan siswa[4].

Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh Siswa, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetepkan dalam kurikulum, menilai daya guna pengalaman dan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan sekaligus mempertimbangkan hasilnya serta metode mengajar dan sistem pengajaran yang dipergunakan apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum[5].

Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu, program evaluasi bertujuan mengetahui siapa diantara anak didik yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat sekolah. Sasaran evaluasi tidak hannya bertujuan mengevaluasi anak didik saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan islam[6].

Fungsi Evaluasi Pembelajaran PAI sebagai berikut[7]:

1. mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan mengajar yang telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik yang berkenaan dengan sikap pendidik/ guru maupun anak didik/murid.

2. mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.

3. mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.

4. Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar siswa. Laporan ini dapat berbentuk buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dll.

5. Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.

Prinsip evaluasi pendidikan Agama dibedakan kedalam dua bagian:

1. Prinsip Dasar Evaluasi

Prinsip dasar evaluasi yang biasa diistilahkan dengan prinsip idealisme dari evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut[8]:

a. Evaluasi adalah alat komunikasi; yaitu komunikasi inter dan antar sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan masyarakat.

b. Evaluasi untuk membantu anak-anak dalam mencapai perkembangan yang semaksimal mungkin.

c. Evaluasi terhadap anak tidak hanya dibandingakan dengan nilai anak itu sendiri pada hasil-hasil sebelumnya akan tetapi juga dibandingkan dengan kelompoknya.

d. Dalam mengadakan evaluasi seharusnya mempergunakan berbagai macam alat atau cara-cara evaluasi dengan segala variasinya.

e. Evaluasi seharusnya memberi follow up

f. Bahwa dalam memberi nilai/evaluasi seseorang itu didasarkan pada keadaan yang bisa diserap oleh indera manusia, sedangkan keadaan bathiniyah seseorang menjadi urusan masing-masing orang dengan Allah SWT.

2. Prinsip pelaksanaan evaluasi

Dalam memberikan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar mengajar pendidikan agama harus berdasarkan prinsip pelaksanaan. Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan itu adalah Komprehensif, Kontinyuitas dan Obyektifitas.

Macam-macam jenis evaluasi hasil belajar dalam proses belajar mengajar pendidikan agama di sekolah dapat dibedakan ke dalam[9]:

a. Evaluasi Formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan satu pokok bahasan. Dengan demikian evaluasi hasil belajar jangkan pendek. Dalam pelaksanaannya di sekolah evaluasi formatif ini merupakan ulangan harian.

b. Evaluasi Sumative yaitu evaluasi yang dilakukan sesudah diselesaikan bebrapa pokok bahsan. Dengan demikian evaluasi sumative adlah evaluasi hasil belajar jangka panjang. Dalam pelaksanaannya di sekolah, kalau evaluasi formative dapat disamakan dengan ulangan harian, maka evaluasi sumative dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester.

c. Evaluasi Placement, Jika cukup banyak calon siswa yang diterima di suatu sekolah sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian diperlukan pertimbangan khusus. Apakah anak yang baik akan disatukan di satu kelas ataukah semua kelas akan diisi dengan campuran anak baik, sedanmg dan kurang, maka deperlukan adanya informasi. Informasi yang demikian dapat diperoleh dengan cara evaluasi placement. Tes ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa berkaitan dengan materi yang telah disampaikan[10].

d. Evaluasi Diagnostic ialah suatu evaluasi yang berfungsi untuk mengenal latar belakang kehidupan (psikologi, phisik dan milliau) murid yang mengalami kesulitan belajar yang hasilnya dapat digunakann sebagai dasar dalam memcahkan kesulitan-kesulitan tersebut[11].

Pelaksanaan evaluasi hasil belajar pengajaran agama, dengan tiga bentuk evaluasi, yaitu[12]:

1. Tes tertulis, ialah tes, ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang sudah ditentukan. Terdapat dua jenis tes tertulis, yaitu tes esai dan Obyektive tes.

2. Tes Lisan, ialah bila sejumlah siswa sorang demi seorang diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.

3. Observasi, ialah metode/cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secar sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat/ mengamati siswa atau sekelompok siswa secara langsung. Dalam rangka evaluasi hasil belajar, observasi digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau aspek Psikomotor.

Selama ini evaluasi yang lazim kita lihat menggunakan kertas yang diberikan kepada siswa, namun seiring berkembang teknologi, maka media yang digunakan dalam hal evaluasi ikut menyesuaikan pula, sehingga penggunaan aplikasi pun menjadi salah satu pilihan. Aplikasi yang bisa dijadikan media untuk evaluasi ini adalah Kahoot.

Kata media merupakan bentuk jamak dari ‘Medium’, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima[13].

Menurut Gerlach dan Ely (1971), media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Sehingga guru, buku teks dan lingkungan sekolah marupakan media. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi[14].

Penggunaan Media dalam pendidikan Islam sangat di pentingkan, hal ini sesuai yang menjadi dasar penggunaannya terdapat dalam AL-Qur’an dalam surat An-Nahl ayat 44 yang berbunyi:

ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ ̍ç/–“9$#ur 3 !$uZø9t“Rr&ur y7ø‹s9Î) tò2Ïe%!$# tûÎiüt7çFÏ9 Ĩ$¨Z=Ï9 $tB tAÌh“çR öNÍköŽs9Î) öNßg¯=yès9ur šcr㍩3xÿtGtƒ ÇÍÍÈ

Artinya: Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada merekadan supaya mereka memikirkan,(QS, An-nahl:44)

Manfaat media pembelajaran diantaranya adalah[15]:

1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkret (nyata).

2. Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.

3. Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.

4. Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu materi pembelajaran atau obyek.

5. Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa.

6. Membantu siswa belajar secara individual, kelmpok, atau klasikal.

7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan cepat dan tepat.

8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran sehingga siswa mudah mengerti.

9. Mengatasi ruang, waktu dan indera.

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah sebagai media sumber belajar. Kedua fungsi utama tersebut dapat ditelaah dalam ulasan di bawah ini.

1. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran

2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu[16]:

1. Memperjelas penyajian pembelajaran tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera

3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan.

Dalam Pendidikan Islam dikenal dengan berbagai jenis media yaitu:

1. Media Pembelajaran Audio.

Media pembelajaran audio adalah media yang hanya dapat didengar, berupa suara dengan pelbagai alat penyampai suara baik dari manusia maupun immanusia. Dalil yang berhubungan dengan suara sebagai sumber penyampai pesan, dapat diambil dari kata baca, menjelaskan, ceritakan, dan kata-kata lain yang semakna. Dalam hal ini terdapat beberapa ayat yang memberikan keterangan adanya media pembelajaran audio di dalam Alquran, di antaranya surah Al-Isrā’ (17) ayat 14:

ù&tø%$# y7t6»tGÏ. 4’s"x. y7Å¡øÿuZÎ/ tPöqu‹ø9$# y7ø‹n=tã $Y7ŠÅ¡ym ÇÊÍÈ

Artinya: "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab terhadapmu".

Kata lain yang mengisyaratkan penggunaan media audio adalah menjelaskan (asal kata kerja “jelas”), di antaranya terdapat dalam surah Al-Taubah (9); 11:

bÎ*sù (#qç/$s? (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨“9$# öNä3çRºuq÷zÎ*sù ’Îû Ç`ƒÏe$!$# 3 ã@Å_ÁxÿçRur ÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9 tbqßJn=ôètƒ ÇÊÊÈ

Arinya: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui.

2. Media Pembelajaran Visual

Media pembelajaran visual seperangkat alat penyalur pesan dalam pembelajaran yang dapat ditangkap melalui indera penglihatan tanpa adanya suara dari alat tersebut. Dalam Al-quran surah Al-Baqarah (2) 31:

zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä ’n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ’ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJó™r'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%ω»|¹ ÇÌÊÈ

Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

3. Media Audio-Visual

Media audio – Visual adalah media gabungan antara Audio dengan Visual.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain, pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.

Sementara itu, Kelemahan audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran[17].

Salah satu yang bisa di jadikan alat bantu dalam pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam itu adalah aplikasi Kahoot. Kahoot adalah permainan berbasis platform pembelajaran gratis, sebagai teknologi pendidikan. Kahoot adalah sebuah website di internet yang dapat menghadirkan suasana kuis yang meriah dan hebohke dalam kelas[18]. Dengan bermain Kahoot ini pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan membuat para peserta didik tidak bosan mengikuti pembelajaran yang sangat sulit dimengerti. Namun bermian Kahoot ini sangat memerlukan koneksi internet itulah syarat utamanya. Karena kuis atau pertanyaan yang tersedia dan dibuat menggunakan kahoot hanya bisa dimainkan secara online. Jadinya ada serunya dan ada gak enak juga sih karena yaitu jika tidak punya koneksi internetnya maka gak bisa bermain deh hanya bisa menonton saja. Namun ada kelebihanya juga sih yaitu sangat menariknya, kuis ini tidak hanya bisa dijalankan melalui PC, namun bisa dengan smartphone-pun bisa dengan syarat yang sama, bisa internet atau online. Kahoot terbagi menjadi dua yaitu untuk peserta dan untuk adminnya.

Ada dua langkah yang harus kita lakukan dalam bermain kuis dalam permainann Kahoot[19].

Langkah pertama adalah membuat kuis kahoot, dan langkah kedua adalah memainkan kuis kahoot. Untuk membuat kuis dalam kahoot, anda dapat masuk ke https://create.kahoot.it/. Jika masih belum memiliki akun, lakukan registrasi terlebih dahulu. Kamu dapat menggunakan akun email gmail untuk melakukan registrasi.

Langkah kedua mulai membuat kuis.Dalam proses pembuatan kuis, anda dapat menambahkan soal, altenatif jawaban, menentukan jawaban yang benar, dan pengaturan lain yang diperlukan. Setiap kuis yang dibuat secara otomatis tersimpan pada akun kahoot, jadi kamu dapat melihat kuis yang telah dibuat sebelumnya. Setelah kuis selesai dibuat, kamu dapat memainkan kuis di dalam kelas. Kuis yang akan dimainkan di dalam kelas diidentifikasi dengan sebuah PIN. Sebelum siswa mulai menampilkan kuis, anda harus mempublikasikan PIN terlebih dahulu, selanjutnya siswa dapat memainkan kuis baik secara individual maupun berkelompok melalui situs https://kahoot.it/ dan memasukkan PIN yang telah diberikan.Selama kuis berjalan, anda memegang kontrol penuh terhadap kuis. Kamu dapat mengatur kapan soal akan ditampilkan. Pada akhir kuis, kahoot menampilkan hasil dari kuis, dan kamu dapat melihat skor perolehan yang dikumpulkan oleh siswa atau kelompoknya.

Penggunaan kahoot sebagai salah satu media pembelajaran memang masih sangat jarang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah terutama di indonesia, namun tidak menutup kemungkinan dengan perkembangan teknologi yang terus mengalami perubahan yang signifikan. Penggunaan kahoot sebagai salah satu media pembelajaran akan menjadi pilihan utama guru dalam mengajar, dengan menggunakan kahoot guru dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif dan menyenangkan. Kahoot adalah permainan berbasis platform pembelajaran gratis, sebagai teknologi pendidikan. Diluncurkan pada Agustus 2013 dari Norwegia, Kahoot sekarang dimainkan oleh lebih dari 50 juta orang di 180 negara. Dirancang untuk dapat diakses untuk ruang kelas dan lingkungan belajar lainnya di seluruh dunia, Kahoot’s permainan belajar ( “Kahoots”) dapat dibuat oleh siapa saja dan tidak dibatasi untuk tingkat usia atau subjek.

Kelebihan dan Kekurangan Kahoot sebagai media pembelajaran[20]:

1. Kekurangan

a. Tidak semua guru yang update dengan teknologi

b. Fasilitas sekolah yang kurang memadai

c. Anak-anak gampang terkecoh untuk membuka hal lain

d. Terbatasnya jam pertemuan di kelas

e. Tidak semua guru memiliki waktu untuk mengatur menyusun rancangan pembelajaran dengan kahoot

2. Kelebihan

a. Suasana kelas dapat lebih menyenangkan

b. Anak-anak dilatih untuk menggunakan teknologi sebagai media untuk belajar

c. Anak-anak di latih kemampuan motoriknya dalam pengoperasikan kahoot

Pembahasan dan Analisis

Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuknya atau wujudnya "sesuatu yang baru" itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan.

Inovasi juga seringkali diartikan pembaharuan, penemuan dan ada yang mengaitkan dengan modernisasi. Menurut Nicholls (1982: 2) penggunaan kata perubahan dan inovasi sering tumpang tindih. Pada dasarnya inovasi adalah ide, produk, kejadian atau metode yang dianggap baru bagi seseorang atau sekelompok orang atau unit adopsi yang lain[21]. Baik itu hasil invensi maupun hasil discovery. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah[22].

Adapun inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam ruang lingkup pendidikan itu sendiri.

Inovasi yang terjadi dalam pendidikan tentu akan membawa inovasi juga kedalam proses pembelajaran, dan secara otomatis akan membawa pembaharuan juga kepada evaluasi pembelajaran tersebut, karena evaluasi yang diberikan kepada siswa biasanya menyatu dalam perencanaan pembelajaran itu sendiri. Keadaan evaluasi yang selama ini dilaksanakan sering membuat siswa jenuh dan stress, oleh sebab itu di perluakan alat bantu pelaksanaan evaluasi yang bisa membuat siswa enjoy dan asyik dalam pengerjaannya.

Evaluasi yang menggunakan alat Kahoot ini sangat mudah dilakukan dalam mendesain soal-soalnya, karena dalam aplikasi ini menyediakan berbagai fitur yang bisa disesuaikan dengan jenis bentuk evaluasi tertulis, seperti pilihan ganda, benar-salah ataupun menjodohkan.

Persiapan yang harus ada sebelum membuat Soal-soal evaluasi dengan menggunakan kahoot ini adalah membuat soal-soal terlebih dahulu, sehingga nanti ketikan memasukkan soal-saol tersebut tinggal mengkopian soal-soal yang telah dibuat sebelumnya.

Langkah-langkah penggunaan Kahoot sebagai alat bantu atau media pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut[23]:

1. Registrasi

a. Akses kahoot melalui alamat website kahoot.com

b. Setelah berhasil masuk ke website jika belum pernah membuat akun maka pertama-tama silahkan untuk mendaftar terlebih dahulu melalui tombol “Sign Up” yang terdapat pada bagian kanan atas halaman website.

c. Setelah berhasil klik tombol “Sign Up” maka akan ada pertanyaan jenis akun yang akan dibuat, untuk dosen dapat memilih “Teacher”

d. Setelah itu akan muncul pertanyaan tempat bekerja, pilihlah “Higher Education”

e. Setelah itu akan diminta untuk mengisi email dan password, dapat menggunakan tombol “Sign up with Google” lalu login menggunakan email @unika.ac.id agar lebih mudah dalam menyimpan user dan password.

f. Setelah berhasil login, dapat memilih jenis pembayaran, jika ingin menggunakan versi gratis, silahkan klik “Get Basic for free” dibawah pemilihan jenis pembayaran.

2. Membuat Kahoot

a. Setelah berhasil registrasi / login, akan mucul data diri terlebih dahulu, silahkan mengisi nama, username, country, dan nama sekolah.

b. Setelah berhasil maka dapat langsung membuat kuis kahoot dengan klik tombol “Create” pada bagian kanan atas dashboard.

c. Setelah berhasil, akan muncul pilihan Create a new kahoot. Klik tombol Create.

d. Mulailah membuat pertanyaan, untuk akun free hanya dapat membuat jenis pertanyaan “Quiz” dan “True or False”

e. Untuk menambahkan pertanyaan baru, maka dapat klik tombol “Add Question” di bagian kiri dashboard.

f. Setelah selesai membuat pertanyaan, maka dapat mengisikan deskripsi Kahoot dengan klik tombol “Setting” di kiri atas dashboard.

g. Setelah selesai membuat pertanyaan dan mengisikan deskripsi kahoot, dapat klik tombol “Done” yang ada pada bagian kanan atas dashboard

h. Jika ingin langsung digunakan untuk bermain silahkan klik “Play Now” jika belum ingin memainkannya langsung, maka klik tombol “Done”

i. Kahoot yang berhasil terbuat akan tersimpan di bagian kanan dashboard

Tata cara pelaksanaan Evaluasi dengan menggunakan Kahoot ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk bermain kahoot, siswa dapat diminta untuk download aplikasi terlebih dahulu atau masuk ke halaman Kahoot, lalu klik tombol “Play” pada bagian atas dashboard.

2. Untuk memulai bermain, dapat terlebih dahulu membuka kahoot yang sudah tersimpan, kemudian dapat langsung klik tombol “Play” di bagian kiri dashboard

3. Setelah berhasil akan muncul pilihan cara bermain kahoot, pilih mode “Teach” jika digunakan saat sedang dalam Virtual Classroom (Dosen share screen kahoot nya sehingga siswa dapat melihat soalnya melalui layar virtual classroom). Sedangkan mode “Assign” digunakan untuk pembelajaran mandiri (Guru tidak share screen, siswa dapat melihat soalnya secara mandiri di layar kahoot masing-masing.)

4. Setelah memilih mode permainan, berikutnya akan muncul opsi permainan, untuk virtual classroom disarankan menggunakan mode “Classic” agar setiap siswa dapat bermain secara mandiri.

5. Ada beberapa opsi permainan yang dapat diatur oleh dosen agar permainan menjadi lebih menarik.

a. Friendly Nickname Genarator -> jika di On kan, maka nickname siswa akan di generate otomatis oleh sistem untuk menghindari nama-nama yang tidak sopan (karena ketika siswa masuk ke dalam permainan, mereka akan dapat membuat nickname mereka secara mandiri)

b. Lobby Music -> jika diganti maka music akan berubah sesuai yang kita inginkan.

c. Randomize order of question -> Jika di On kan, maka urutan soal yang telah kita buat akan diacak, sehingga jika ada siswa yang sudah pernah mengikuti Kahoot ini maka mereka tidak akan mudah hafal dengan soalnya

d. Randomize order of answer -> Jika di On kan, maka urutan jawaban yang telah dibuat akan diacak, tujuan nya sama dengan merandom urutan pertanyaan.

e. Show minimized intro instruction -> Jika di On kan, maka akan memunculkan instruksi di awal

f. 2-Step Join -> Jika di On kan maka saat siswa hendak join, maka selain harus menginputkan kode ruangan, juka harus mencocokan symbol yang muncul di layar dosen agar dapat bergabung. Hal ini digunakan untuk mencegah adanya siswa luar yang menyusup bergabung dalam permainan.

g. Automatically move through question -> Jika di On kan, maka setiap pergantian soal akan otomatis berganti tanpa dosen harus klik tombol Next.

h. Rejoin after every game -> Jika di On kan, maka setelah game selesai siswa harus melakukan join ulang jika ingin bermain kembali.

6. Setelah melakukan konfigurasi opsi permainan, silahkan klik mode “Classic” dan akan dapat memulai permainan. Saat mulai masuk ruang permainan akan muncul Kode Permainan yang harus diinputkan oleh mahasiswa agar dapat mengikuti permainan.

Kesimpulan

Pengertian Evaluasi Pembelajaran PAI.yang dimaksud dengan evaluasi dalam pendidikan agama Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan agama islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai islam sebagai tujuan dari pendidikan islam itu sendiri

Tujuan evaluasi hasil belajar dalam proses belajar mengajar (termasuk belajar mengajar pendidikan agama): untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh muri, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetepkan dalam kurikulum.

Dalam suatu proses belajar mengajar, ada unsur yang amat penting yaitu media pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media.

Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.

Aplikasi Kahoot dapat dijadikan sebagai alat bantu yang menarik minat dan motivasi siswa dalam pelaksanaan evaluasi Pendidikan Agama Islam, karena dengan menggunakan Aplikasi Kahoot dapat meningkatkan gairah, motivasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di Kahoot.

Daftar Pustaka

Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002. Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers.

Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Harjanto. 2002. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sumiati, dkk. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wahana Prima

Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika Bandung : Alfabeta

S. Sadiman, Arie,. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sanjaya, Wina . 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Arif, Armai, “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Ciputat Press, 2002)

Anam, Choirul,”Metodologi Pendidikan Agama Islam”, (Jombang: Tebuireng, 2014)

Hasan, Basyri dan Beni, Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010)

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

Zuhairini dkk,” Metodologi Penelitian Agama”, (Solo: Ramadhani, 1993)

[1] Zuhairini dkk,”Metodologi Penelitian Agama”, (Solo: Ramadhani, 1993), hal.146

[2] Arif, Armai, “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 54

[3] Ibid,54

[4] Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal.130

[5] Zuhairini dkk, “Metodologi Penelitian Agama”,Hal. 147

[6] Choirul Anam, Metodologi Pendidikan Islam, hal. 25

[7] Arief, Armai,“Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Agama Islam”, hal. 58

[8] Ibid, 149-150

[9] Ibid.,151.

[10] Hasan, Basyri dan Beni, Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hal. 210

[11] Ibid., 152

[12] Zakiah Daradjat, “Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam”,

[13]Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika Bandung : Alfabeta

[14] Azhar Arsyad, M.A. Media Pembelajara, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Hlm.3

[15] Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika Bandung : Alfabeta

[16] Ibid., hlm 198

[17] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2002. Hlm. 90

[18] https://auliararablog.wordpress.com/2019/05/06/media-kahot-pengertian-kelemahan-dan-kelebihan/ di unduh hari senin tgl. 20 Februari 2022

[19] Ibid

[20] Ibid

[21] Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya. hlm 179-182

[22] http://noerdiandana.wordpress.com (diunduh pada tanggal 20 februati 2022)

[23] Andre Kurniawan, Panduan Penggunaan Kahoot, Makalah, hal. 1-6

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

keren ulasan yg lengkap, salam sukses

25 Feb
Balas

Salam sukses buat kita semua, salam literasi

25 Feb



search

New Post