Hujrah Rafi'ah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Optimalisasi peran keluarga dalam mendukung prestasi anak

OPTIMALISASI PERAN KELUARGA DALAM MENDUKUNG PRESTASI BELAJAR ANAK

Teriakan seorang ibu membuyarkan lamunanku pagi ini. Seorang ibu sedang memaki salah satu anaknya yang berusia sekitar lima tahun. Kupandangi dengan lekat anaknya dari tempatku berjalan menuju sekolah.

Jantungku seakan berhenti berdegub saat mendengar makian si ibu. Betapa tidak, bagiku rasanya perih di hati melihat dan mendengar peristiwa ini. Anak sekecil ini haruskah dimaki seperti ini ?

Saat kupandangi anaknya, kukenal baik anaknya karena terkadang bermain bersama anakku dirumah. Setiap bermain bersama anakku, kulihat anak ini sebenarnya baik dan cerdas. Namun kulihat dalam keseharian interaksi anak ini bersama sang ibu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Acapkali kulihat anak tersebut dipukul atau dicaci maki seperti pagi ini.

Fenomena ini kadang kita jumpai pada keluarga disekitar kita. Walau dengan berbagai alasan yang seakan akan membenarkan perilaku ini, seperti memukul karena tidak mau makan, memukul karena anaknya tidak mampu mengerjakan pekerjaan rumah matematika dan berbagai alasan lain yang sebenarnya klise.

Sebagai orangtua kadang kita lupa, bahwa seperti apapun anak adalah miniatur kecil kita sebagai orangtua. Maka alih alih menyalahkan anak, alangkah baiknya kita evaluasi cara mendidik dan mengasuh anak. Anak tidak berprestasi sebagaimana seharusnya hendaknya memacu kita sebagai orangtua untuk mengevaluasi kecakapan kita dalam mengasuh anak.

Kecerdasan seorang anak ditentukan dari pola pengasuhan anak di dalam keluarganya. Atau dengan redaksi yang berbeda bahwa pengasuhan anak mempengaruhi kecerdasan anak.

Dalam salah satu sesi KulWap Neuroparenting dasar I yang penulis ikuti, disampaikan oleh Dokter Amir Zuhdi , Founder Neuro Parenting Indonesia (NPI) : Pengasuhan yang sesungguhnya adalah pengasuhan otak. Rangsangan atau stimulan yang masuk ke benak anak (melalui panca indera) akan membuat baik atau tidaknya tumbuh kembang otak anak.

Selanjutnya Dokter Amir Zuhdi juga memaparkan bahwa stimulan ini dapat berupa : nutrisi, kondisi lingkungan, pengalaman emosi anak, rangsangan – rangsangan rasional anak, dan aktivitas anak. Termasuk cara kita berkomunikasi, intonasi suara, melototkan mata, bentakan, pelukan, sanjungan ... dan masih banyak lagi. Semuanya adalah stimulan atau rangsangan otak anak yang dapat membuat otak anak tumbuh berkembang baik atau buruk.

Oleh sebab itu, pengasuhan anak adalah pengasuhan otak, baik otak anak maupun otak orangtua. Jaringan otak dibangun oleh sel-sel saraf (neuron). Neuron yang membangun sistem otak manusia. Di dalam neuron itulah proses pengasuhan atau pendidikan terjadi.

Dokter Amir Zuhri juga menyampaikan bahwa yang membuat anak tangguh , Cerdas dan Akhlaq Mulia itu bukan besaran otak. Semua anak lahir rata – rata memiliki 100 Milyar neuron. Dipakai atau tidaknya neuron ini yang membedakan anak tangguh, cerdas dan akhlaq mulia bagus atau tidak.

Neuron yang dipakai akan membentuk rajutan seperti jala. Semakin banyak rajutan seperti jala maka anak semakin hebat. Neuron yang merajut melakukan proses penyambungan antara neuron yang satu dengan yang lain. Satu neuron bisa menyambung dengan 1000 sampai 10.000 neuron.

Proses penyambungan inilah yang sesungguhnya hanya bisa dilakukan melalui rangsangan penggasuhan atau pendidikan. Dipenggasuhan inilah peran sikap dan perilaku orangtua untuk anaknya akan mempengaruhi prestasi belajar anak.

Orangtua yang otaknya sehat akan memberi rangsangan yang membuat neuron –neuron anak bersambungan dengan cemerlang.sebaliknya orangtua yang otaknya tidak sehat (kejam, otoriter dsb) akan membantu kerusakan sambungan neuron –neuron sehingga terganggu perkembangan otak anak.

Memperbaiki otak anak (perilaku anak) harus dimulai dengan memperbaiki otak orangtua. Karena untuk mengoptimalkan kecerdasan anak dibutuhkan kondisi otak orangtua yang baik. Kecerdasan Rasio (IQ),, Kecerdasan Emosi (EQ), Kecerdasan Spiritual (SQ) dan kecerdasan memecahkan masalah (AQ) diolah diotak anak.

Menurut Dokter Amir Zuhdi, dalam Hal kecakapan emosi, ada 4 tipe orangtua :

1. Orangtua Otoriter, tipe ini selalu mengatur, mengancam bahkan menghukum anak bila tidak sesuai dengan kemauannya.

2. orangtua mengabaikan, tipe ini adalah orangtua yang tidak menghiraukan emosi-emosi destruktif yang muncul pada anak.

3. Orangtua Laissez-Faire, yaitu orangtua yang menerima emosi anak dan berempati, sabar namun tidak memberi bimbingan batasan –batasan emosi ke anak.

4. orangtua pelatih emosi, yaitu orangtua yang menerima emosi anak, berempati, sabar dan selalu memberi bimbingan emosi dan batasan emosi anak.

Idealnya kita berada di tipe ke empat. Namun pada prakteknya tentunya perlu banyak latihan dan belajar agar dapat menjadi orangtua pelatih emosi. Sebab anak yang orangtuanya mampu menerima emosi anak, berempati, sabar dan selalu memberi bimbingan emosi dan batasan emosi anak, akan memiliki prestasi belajar yang cemerlang.

Maka peran keluarga dalam mendukung prestasi belajar anak sangat besar. Sebab anak adalah makhluk unik yang banyak belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Pengasuhan anak adalah pengasuhan otak," Alhamdulillah saya dapat ilmunya nih bu. Terima kasih sudah berbagi.

03 Jul
Balas

iya pak Yudha, sama sama... terimakasih sudah mampir.

03 Jul

senang banget membacanya mbak..

03 Jul
Balas

terimakasih bunda...

03 Jul

Anak bukan diri kita. Kita mencoba mewarnai dengan asih dlm asuh. Agar terasah.

03 Jul
Balas

iya pak tugas kita hanya menstimulan perkembangannya. terimakasih sudah mampir.

04 Jul



search

New Post