HUSIN EKA SETIAWAN

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENGUATAN JIWA PROFETIK SISWA SDN PANGEREMAN IV  MELALUI  PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS

PENGUATAN JIWA PROFETIK SISWA SDN PANGEREMAN IV MELALUI PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS

Pamekasan. SD Negeri Pangereman IV adalah Sekolah Dasar Negeri yang terletak di desa Pangereman Kec. Batumarmar Kab. Pamekasan sekolah yang terletak pada sisi pantura yang sangat jauh dari pusat kota. Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu merupakan upaya untuk mensinergikan semua komponen organisasi agar berkomitmen pada mutu sekolah. Selain itu peran kepemimpinan kepala sekolah yaitu peran menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi untuk bersedia melakukan serta menjalankan program yang telah dibuat secara bersama. pendidikan karakter ditanamkan mulai awal. Salah satu karakter yang terpenting untuk ditanamkan pada peserta didik yaitu karakter religius. Karena karakter religius merupakan karakter yang menjadi pondasi atau dasar dari karakter yang lain. Atau dalam kata lain jika seorang anak memiliki karakter religius yang bagus maka akan memiliki akhlak mulia.

Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran penting dalam penanaman karakter pada peserta didik. Kepala sekolah dapat mengatur strategi baru dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah diharapkan berani bertindak demi membangun kultur sekolah yang unggul. Perbedaan terbesar yang tampak adalah pada upaya menjunjung tinggi karakter karakter religius. Hal itu karena karakter religius merupakan pondasi untuk karakter-karakter yang lain.

Penanaman karakter di SDN Pangereman IV Batumarmar tidak hanya menjadi tugas kepala sekolah, guru agama, dan guru ekstrakurikuler. Tetapi semua guru, serta orang tua/wali memiliki peran penting dalam penanaman karakter. Sehingga semua aspek kegiatan yang dilaksanakan di sekolah tersebut selalu menyisipkan pendidikan karakter. Itu merupakan salah cara yang dilakukan oleh SDN Pangereman IV Batumarmar dalam menanamkan karakter pada diri peserta didik.

Karakter pertama yang ditanamkan oleh sekolah ini yaitu karakter religius. Karena menurut beberapa guru, karakter religius ini merupakan pondasi dari segala karakter yang akan ditanamkan oleh peserta didik. Sekolah ini mempunyai beberapa program unggulan dalam menanamkan karakter relius pada peserta didik. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan model penanaman karakter religius dan mengungkapkan hambatan-hambatan dalam penanaman karakter religius di SDN Pangereman IV Batumarmar

visi misi SDN Pangereman IV Batumarmar telah secara tegas menjadikan nilai-nilai ke-Islaman sebagai basis untuk mewujudkan sekolah berprestasi dan peduli pada lingkungan. Karena itu, penanaman karakter religius menjadi prioritas di samping beberapa nilai budaya dan karakter lainnya. Pernyataan menarik yang disampaikan Muhammad saleh, Kepala SDN Pangereman IV Batumarmar bahwa SDN Pangereman IV Batumarmar merupakan laboaraturium hidup dalam bidang keagamaan. Ini berarti bahwa segala aktivitas yang dilakukan selama di sekolah maupun di lingkungan sekolah senantiasa berlandaskan pada nilainilai keagamaan.

Agar aktivitas sekolah berpijak pada landasan nilai-nilai keagamaan, AS menyebut ada program internalisasi nilai-nilai Islam yang dilakukan melalui serangkaian aktivitas rutin yang dilakukan di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Aktivitas rutin tersebut dijalankan terus sehingga menjadi kebiasaan. Diantara pembiasaan yang dilakukan di SDN Pangereman IV Batumarmar adalah pembiasaan untuk melaksanakan salat dhuha berjamaah, membaca Surat Pendek Al-Qur’an, sebelum memulai pelajaran dan membiasakan perilaku berdasar akhlakul karimah.

Aktivitas rutin salat dhuha berjamaah dilakukan bukan hanya oleh peserta didik, tetapi guru, kepala sekolah, dan seluruh sivitas akademika di SDN Pangereman IV Batumarmar juga terlibat. Demikian juga aktivitas membaca Al-Qur’an dan perilaku yang berakhlakul karimah. Ketiga aktivitas tersebut melibatkan seluruh komponen sekolah. Guru sebagai orang tua di sekolah, kepala sekolah, maupun sivitas akademika lainnya di sekolah berperan menjadi contoh perilaku terbaik (teladan).

Adanya pembiasaan aktivitas rutin, dan keteladanan yang ditampilkan oleh guru, kepala sekolah, dan sivitas akademika merupakan salah satu cara penanaman karakter pada peserta didik ketika berada di sekolah. Peserta didik pada usia sekolah dasar sedang berada pada tahap meniru. Sehingga keteladanan yang ditampilkan merupakan langkah efektif dan efisien bagi penanaman karakter peserta didik. Bandura (Slavin, 2011:202-203) mengemukakan bahwa pembelajaran manusia tidak dibentuk oleh konsekuensinya tetapi dipelajari dengan lebih efisiensi langsung dari suatu model (peniruan). Peniruan ini melalui empat tahap yakni tahap perhatian, pengingatan, reproduksi, dan motivasi. Peserta didik akan memperhatikan contoh guru ketika salat dhuha, membaca Al-Qur’an, dan berperilaku berdasarkan akhlakul karimah, dengan mempraktikkannya dan mereproduksinya. Strategi peniruan ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Gunawan (2012:19-21) bahwa faktor intern yang mempengaruhi karakter peserta didik adalah adat atau kebiasaan (habit).(HES)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Patut di contoh

19 Oct
Balas

Mantap pak husin, ternyata punya bakat terpendam

19 Oct
Balas



search

New Post