Husin Ludiono

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Makna sebuah Hadiah
hadiah dan kopi

Makna sebuah Hadiah

Pemberian hadiah, bingkisan, parsel, kado sudah menjadi budaya yang melekat bahkan hampir semua orang melakukannya atau setidaknya pernah melakukan itu. Ada perasaan bahagia, suka, bahkan terharu bagi si penerima hadiah, yang kemudian melahirkan kata syukur. Pun demikian bagi si pemberi hadiah, ada perasaan bangga, bahagia, juga kepuasan batin manakala hadiahnya diterima dengan baik.

Tentunya level rasa dalam pemberian dan penerimaan hadiah setiap orang berbeda-beda. Mungkin menjadi berbeda melihat kepada situasi dan kondisi, siapa yang memberi dan diberi, pada momen apa dan di usia berapa, serta profesinya apa. Dalam hal ini misalnya apa yang dialami seorang guru berbeda dengan pengalaman pemberian antara dosen dan mahasiswanya, ustad dan santrinya, masing-masing memiliki nuansa memori dan rasa tersendiri.

Sebagaimana halnya yang dialami oleh seorang guru, kita sebut saja namanya Pak Gama, suatu hari saat beliau sedang duduk sambil menilai tugas-tugas yang ia berikan kepada siswanya, salah satu satu siswi menghampiri Pak Gama, "Bapak ini dari mamah", siswi ini menaruh bingkisan di atas meja Pak Gama. Pak Gama senang, apalagi sedang tanggal tua, itu menjadi hal yang "menolong" baginya.

Keesokannya Pak Gama menjadi penuh perhatian kepada siswi itu, padahal di kelas itu siswi ini biasa saja, bahkan ada yang lebih pintar darinya. Nah, disanalah pemberian yang tadinya menyenangkan menjadi momen persimpangan pemikiran Pak Gama, karena setelah hari itu Pak Gama menjadi terfokus pada siswi yang memberi daripada biasanya. Dalam hal ini sikap Pak Gama menjadi berbeda dalam perlakuan diantara siswanya di kelas itu, apakah dapat dimaknai sebagai tantangan, rintangan, masalah atau biasa saja? Apakah ada kemungkinan Pak Gama kemudian akan menolak jika ada siswa lain yang memberi hadiah kepadanya? Ataukah Pak Gama dapat bersikap objektif dan profesional meskipun dalam bayang-bayang kebaikan siswanya? Kalau Pak Gama bersikap profesional dan objektif, apakah siswanya akan tidak lagi memberi sesuatu kepadanya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

30 May
Balas

terima kasih Pak

30 May



search

New Post