SEPINYA HATI SEORANG IBU (Dimanakah Sebenarnya Dirimu Nak...?)
Tantangan Menulis Gurusiana hari ke- 19
Pak Ngah tak dijumpai di sana. Menurut informasi beliau sudah tidak bekerja lagi di sana. Beliau dikabarkan sudah pulang kampung semenjak setahun yang lalu.
Terkejut bercampur heran. Harapan yang begitu kuat ingin berjumpa dengan uda kandung sibiran tulang akhirnya harus kandas di tengah jalan. Uda yang dicari, seorang putra yang dirindu-rindukan oleh uwak entah di mana rimbanya.
Singkat cerita…
Akhirnya ayahku pulang dengan tangan hampa. Tak satupun informasi didapatkannya tentang keberadaan Pak Ngah. Hal ini membuat Uwak larut dalam kesedihannya. Setiap pagi dan malam menjelang tidur Uwak selalu menangis dan meratap berharap kehadiran Pak Ngah di sisi beliau. Kesepian itu kembali dirasakannya.
Pak Ngah bak di telan bumi. Segala daya dan upaya telah dilakukan. Bukan hanya ayahku tapi sebagian tetangga pun ikut membantu mencari keberadaan beliau. Namun apalah daya semua berakhir dengan tangan hampa.
Keadaan uwak semakin hari semakin memprihatinkan. Seakan-akan beliau telah lupa bahwa beliau masih memiliki seorang anak lagi yang berada di sisinya. Putra bungsu beliau yaitu ayahku.
Betapa tidak…selama hidupnya beliau telah megalami masa yang suram, ditinggal suami dan harus membesarkan buah hati beliau seorang diri…Putra pertama meninggal dunia karena sakit…sekarang putra kedua hilang entah kemana. Sungguh membuat trauma yang berkepanjangan.
“Di sini kita masih bisa makan enak…tapi di sana anakku entah makan entah tidak…kita di sini bisa tidur nyenyak…tapi di sana anakku tidur entah di mana…” itu yang terus dikatakan oleh Uwak.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Seiring berjalannya waktu orang-orang sudah melupakan semua kejadian yang menimpa Uwak. Mereka sudah beranggapan bahwa Pak Ngah sudah meninggal dunia.
Dukungan demi dukungan membuat Uwak sedikit demi sedikit bisa bangkit kembali. Namun kesepian itu terus menghantui. Jika ayahku bekerja ke luar kota Uwak selalu merasa sedih. Takut hal yang sama akan terjadi kembali.
Seorang tetangga datang ke rumah Uwak. Doni itulah panggilannya. Seorang pemuda yang masih kerabat dekat dengan Uwak.
“Wak…saya mau pergi merantau Wak…rencananya saya mau pergi ke daerah Bengkulu. Di situ nantinya saya akan bekerja di rumah makan bersama ayah saya” Kata Doni.
Mendengar semua itu air mata Uwak mengalir dengan derasnya. Trauma itu datang kembali menghantui beliau. Takut hal itu kan terjadi lagi. Takut nantinya Doni pun tidak akan kembali seperti Pak Ngah.
“Gimana uwak bisa melepasmu pergi Doni…nanti kamu juga akan seperti Pak Ngah…Pergi tak pulang-pulang…” ratap Uwak.
“Insya Allah itu takkan terjadi lagi Wak…Saya juga mohon doa restunya Wak…doakan saya berhasil di negeri Orang…” Doni meyakinkan Uwak.
“Baik-baik di rantau orang…setelah sampai di situ cari jugalah Pak Ngahmu. Ini foto beliau..” Pesan Uwak sembari memberikan selembar foto Pak Ngah.
Dengan segala harapan akhirnya Doni berangkat menuju daerah Bengkulu. Daerah di mana dia akan bekerja bersama ayahnya di sana. Harapan Uwak juga tertumpu di bahunya. Harapan akan bertemu dengan putra kandungnya yang sudah lama dirindukan Uwak.
Apakah yang akan terjadi…? Akankah harapan Uwak bertemu dengan putranya menjadi kenyataan…? Kita nantikan ceritanya di episode selanjutnya…Para pembaca yang budiman... jangan lupa dibagikan tulisanku ini ya...
Husna Herawati, S.Pd (Guru MIN 3 Padang)
#Tantanganmenulisgurusianake-19-06Maret2020#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baa episodenya nggak d buek ra?
Ndk takana se doh ni..
Mangkonyo fotonyo ra edit baliak..