Husni Mubarrok

Alhamdulillah, sudah 12 buku solo diterbitkan. Ia mulai tertarik di dunia literasi di akhir tahun 2016. Ketika guru dan siswa saling bercermin (Quanta) adalah k...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERBAGI ITU INDAH

BERBAGI ITU INDAH

Husni Mubarrok

Khoirunnas anfauhum linnas, “Sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi sesama.” Tutur Nabi diatas sungguh sangat mulya. Betapa kita sebagai insan manusia tidak seharusnya hidup untuk diri sendiri. Memantaskan diri hingga menganggap rendah orang lain. Meningkatkan kualitas diri, hingga mengabaikan kebermanfaatan bagi kawan sesama.

Hidup itu bersama, berkelompok dan bermasyarakat. Ketangguhan kita sesungguhnya adalah berkat orang lain. Kesuksesan kita sesungguhnya adalah atas andil orang lain. Tak pantas kiranya, mengagungkan diri sendiri, padahal sesungguhnya kesuksesan kita itu hanyalah amanah sementara. Titipan Tuhan yang disemayatkan pada diri, yang harus dipertanggungjawabakan dan dibagi untuk rekan sesama.

Agama telah mengajarkan, bahwa hidup itu harus berbagi, saling menolong dan mengasihi. Sebagai mana firman-Nya, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS. Al Maidah: 2)

Bahkan sebagai contoh sikap saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, Rasulullah SAW., pernah bersabda, "Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Lantas ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?" Beliau menjawab: "Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya." (HR. Al Bukhari)

Dalam hadist lain, Rasulullah bersabda,"Orang yang menunjukkan (sesama) kepada kebaikan, ia bagaikan mengerjakannya." (HR. Muslim)

Sungguh, alangkah indahnya kehidupan ini, bila dengan sesama saling tolong-menolong. Betapa sejuk hati ini, jika melihat antar saudara hidup rukun. Betapa hangat jiwa ini, jika melihat antar sesama hidup damai, saling memahami dan mengerti. Bukan malah sebaliknya, menebar permusuhan dan kebencian.

Sahabat yang tercinta. Sebagai insan yang diberi kesempatan oleh Allah untuk bisa mengenal dan mencintai dunia literasi, meskipun sadar bahwa ilmu yang aku miliki, masihlah sedikit selaksa buih di tengah lautan. Maka tak sepantasnyalah membanggakan diri. Apa yang harus dibanggakan, pada hamba yang masih fakir ilmu ini. Ya Rabb, ampuni kami, dari segala sifat yang Engkau murkai.

Sejatinya, apa yang aku lakukan dengan mengajak orang lain untuk juga bisa berkarya adalah semata-mata untuk menjalankan perintah-Nya. Bukankah saling berbagi dan menginspirasi adalah perintah Tuhan? Terlebih mengajak orang lain agar mencintai aktivitas membaca dan menulis. Membaca adalah perintah-Nya, ayat pertama yang diturunkan kepada sang baginda Rasulullah Muhammad SAW saat menerima wahyu kenabian di gua Hiro’

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang menganjarkan (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)

Sungguh, berbagi itu indah. Saling memotivasi dan memberi inspirasi. Teringat apa yang dulu pernah aku lakukan. Iya, tepatnya di hari Jum’at, tanggal 06 April 2018 di komplek pendidikan milik sekolah muhammadiyah MA 08 Takerharjo, Solokuro Lamongan.

Alhamdulilah, aku diundang untuk berbagi semangat, berbagi inspirasi di bidang literasi di acara seminar literasi. Kurang lebih ada sekitar 250 peserta dari kalangan siswa dan beberapa guru pembina yang ikut mendampinginya. Acara yang bertajuk “Meningkatkan Daya Baca & Tulis Untuk Membuka Jendela Dunia” bersama dengan kak Irfan Saifullah, Ketua PD IPM Lamongan berlangsung cukup antusias dan meriah. Para peserta dengan konsennya mengikuti seminar literasi sampai tuntas. Tentu saja ada banyak pertanyaan setelah materi tersampaikan.

Untuk menumbuhkan semangat agar peserta aktif, aku membawa beberapa buku hasil karyaku. Tak lupa aku bagikan kepada para penanya yang terpilih dengan pertanyaan yang hebat dan luar biasa. Seketika disambut gemuruh tepuk tangan dari peserta seminar, saat aku memberikan buku kepada beberapa penanya yang terpilih. “Selamat ya, semoga buku ini mampu menginspirasi dan mendorong kalian untuk lebih semangat lagi dalam membaca dan menulis. Kutunggu karya-karyamu setelah ini” tuturku saat itu dengan perasaan lega sebagai tanda bahagia.

Sungguh, aku bersyukur kepada Tuhan. Sebab telah ditakdirkan dan diberi kesempatan untuk bisa berbagi. Bagiku, berbagi itu tak melulu soal harta dan kekayaan. Ada banyak ruang yang bisa kita bagi untuk sesama. Ingat ya! Berbagi itu, bukan hanya milik sang kaya raya, bukan pula milik sang pejabat atau sang jutawan. Berbagi itu, milik siapa saja, milik kita semua, dan hak setiap orang. Tak harus dengan harta kita berbagi. Ilmu, tenaga, kemauan dan hal-hal kecil nan ringan yang kita punya, pun bisa kita bagi.

Saat kita tahu teman salah, lalu kita ingatkan, sesungguhnya kita telah berbagi ilmu. Saat kita menyingkirkan duri di jalan agar orang lain tak terluka, maka sesungguhnya kita telah berbagi tenaga untuk menyelamatkan orang lain. Pun saat kita menebar senyum dan bertegur sapa dengan sesama saat berjumpa, maka sesungguhnya kita pun telah berbagi kebahagian dengan mereka.

Sahabat, berbagi motivasi dan inspirasi, khususnya dibidang literasi yang selama ini aku lakukan adalah semata-mata ingin mengajak agar lebih banyak lagi sahabat dan kawan semua untuk lebih mencintai dunia literasi. Iya, cinta membaca dan cinta menulis. Apalagi sampai kemudian mampu berkarya. Alhamdulillah.

Ingatlah, mungkin dengan karya buku yang kita tinggalkan, bisa menjadi ladang amal, sodaqoh jariyah yang akan terus mengalir pahalanya meski raga sudah tak bernyawa. Teringat apa yang pernah disampaikan oleh para tokoh berikut ini,

“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.” (Imam Al-Ghazali). Demikian pula dengan sahabat Ali bin Abi Thalib Ra “Ikatlah ilmu dengan menulis.” atau Pramoedya Ananta Toer, Sang Novelis Indonesia, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Olehkarenanya, Yuk, mari kita berbagi. Berbagi tentang apa yang kita punya. Berbagi inspirasi, motivasi, berbagi karya ataupun yang lainnya. Bismillah, kita bisa!

#motivasi diri

#catatan ramadhan hari ke-4

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah. Salam sehat dan sukses pak ...

09 May
Balas

Aamiin, terimakasih bu. salam literasi

19 May

Waw.. Sangat menginspirasi buat saya pribadi dan lainnya. Mudah-mudahan virus literasi akan menular ke diri saya. Dan yang paling penting niat ikhlas unruk berbagi apa saja yang kita miliki. Salam literasi

09 May
Balas

alhamdulillah, semoga. aamiin, salam kenal & salam literasi

09 May



search

New Post