Husni Mubarrok

Alhamdulillah, sudah 12 buku solo diterbitkan. Ia mulai tertarik di dunia literasi di akhir tahun 2016. Ketika guru dan siswa saling bercermin (Quanta) adalah k...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gemar Menyontek  Tantangan hari ke-83

Gemar Menyontek Tantangan hari ke-83

Gemar Menyontek

Tantangan hari ke-83

Saat hasil ujian tengah semester (UTS) dibagikan oleh Pak Agus kepada murid-muridnya. Sontak semua murid tertuju pada sosok Bambang, perlu diketahui Bambang adalah siswa yang mendapatkan Nilai tertinggi dikelas itu, nilai yang diperoleh mencapai 98 untuk pelajaran PPKn, beberapa jam sebelumnya ia juga mendapatkan nilai yang tertinggi diantaranya 91 untuk Bahasa Indonesia, 92 untuk IPS dan 94 untuk Biologi. Bagaimana teman-teman Bambang tidak terheran-heran saat itu?. Setiap hari Bambang dikenal sebagai anak pemalas, jarang belajar dan sering tidur saat pelajaran. Bagaimana bisa ia mendapatkan nilai sebagus itu ketika UTS???.

Melihat murid-muridnya terperanga pada Bambang. Pak Agus lantas berucap pada murid-muridnya. “Kenapa kalian heran atas nilai tertinggi yang diraih oleh temanmu Bambang, Bukannya itu baik dan pantas untuk kalian contoh”. “Ya pak itu bagus, tapi……”, jawab salah satu siswa dalam kelas itu. “Tapi apa, ko’ tidak diteruskan….ayo ada apa ini”, Tanya Pak Agus penasaran. Lantas beberapa teman yang lainnya berucap “Bagaimana tidak bagus pak nilainya, bambang itu suka nya menyontek” sindir temanya.

Singkat cerita, setelah jam pelajaran Pak Agus selesai, Bambangpun disuruh pak Agus ke ruang guru untuk menemuinya. Dan disana Bambang mengakui bahwa sebenarnya selama ujian ia sering menyontek, dan ia melakukannya sangat rapi hingga tidak diketahui oleh bapak/ibu guru pengawas. Setelah mendengar pengakuannya, Pak Agus lantas menasehatinya tentang pentingnya kejujuran dan larangan kebiasaan menyontek, kurang lebih 20 menit pak agus menasehatinya hingga akhirnya Bambangpun meneteskan air mata dan menyesali perbuatanya hingga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Cerita diatas bukanlah satu fenomena yang langka. Bahkan mungkin sering terjadi pada teman-teman kalian, atau juga kalian sendiri. Seringkali siswa sedemikian bangga saat mendapati nilai ujiannya bagus, padahal ia dapatkan dengan cara yang tidak benar. Ketika nilainya bagus dan diperoleh dengan cara yang benar, maka hal itu tidak menjadi persoalan. Namun manakala usaha-usaha curang dilakukan oleh siswa demi mendapatkan nilai bagus, maka yang demikian adalah tindakan salah, tidak terpuji, dan bahkan berdosa.

Melihat jawaban teman untuk ditiru baik sedikit atau banyak, bertanya tentang jawaban kepada teman, membuat catatan kecil untuk disalin saat mengerjakan ujian, mencoret-coret tangan atau lengan untuk dicontoh dan sebagainya adalah termasuk kategori menyontek.

Coba sekarang kita renungkan. Saat siswa sedang menyontek, maka sebenarnya secara tidak langsung ia tidak percaya atas kemampuannya, ia lebih percaya atas kemampuan temanya, Ia merasa bahwa temannya lebih hebat darinya, siswa demikian tentu tidak akan pernah menjadi lebih sukses dan lebih baik dari temanya, karena pikiran dan perasaanya yang telah membuat dirinya menjadi manusia lemah, kerdil dan tidak berdaya sebelum bertanding dan bersaing dengan teman-temanya. Bagaimana mungkin ia bisa mengeluarkan segala potensi dan kekuatan maksimalnya, kalau ia sendiri merasa tidak yakin atas kekuatan maksimal yang ia miliki.

Untuk bisa mengalahkan orang lain, maka kemampuan yang kita miliki harus lebih hebat dari orang lain. Saat ujian atau ulangan akan dihadapai, maka perbekalan kemampuan harus dipersiapkan sejak dini, bukan mengumbar kebiasan menyontek yang pastinya akan membuat kalian semakin kerdil, hina dan tentunya berdosa.

Dalam menyontek, terkandung sifat ketidakjujuran, dan ketidakjujuran adalah bagian dari akhlak tercela dan siapapun yang melakukannya pastinya berdosa. Sebagaimana Hadist Nabi yang berbunyi “Dari Ibnu Mas’ud RA Nabi Muhammad SAW bersabda “Sesungguhnya Kejujuran itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada Kejahatan dan sesungguhnya Kejahatan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang yang selalu berdusta maka dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang pendusta.” (Muttafaq ‘alaih)

Dalam surat At Taubah ayat 119 Allah SWT juga berfirma yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

Sekali lagi saya tegaskan bahwa kebiasaan menyontek bisa membuat diri kalian selalu mengantungkan pada teman dan pada akhirnya sulit bagi kalian untuk melepaskannya. Kalau demikian kenyataanya, maka segeralah bertaubat, perbaiki diri dan hargai sekecil apapun kemampuanmu sehingga engkau tidak lagi menyontek. Semoga!

Tantangan hari ke-83

#Tantangan MediaGuru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren...

06 Apr
Balas



search

New Post