Penghalang Ilmu

Tantangan hari ke-57

Husni Mubarrok

Pada satu kesempatan seorang guru, sebut saja pak Lubis bertanya kepada salah satu muridnya yang bernama Hendro. Pak Lubis berkata “Hendro, nilaimu kurang bagus, tolong besok belajar lagi ya..nak”, “Saya sudah belajar pak, bahkan Hadist itu sudah saya hafalkan dirumah berulang-ulang, tapi tetap saja saya ndak bisa”, jawab Hendro dengan ketus. “Coba hafalkan lagi hadist itu dengan benar, teman-temanmu bisa semua, ayo insyaallah kamu pasti bisa, belajar lagi ya…nak”, Tanya pak Lubis lagi sembari memegang pundak Hendro dengan lembut.

Hendropun berdiri dari tempat duduknya, Sambil memalingkan muka, ia langsung nyelonong pergi dari ruang kelas itu, wajahnya nampak ketus dan bermuka masam, terlihat betul ia sangat marah kepada gurunya karena merasa diinterogasi. Padahal tidak demikian keadaanya, pak Lubis bertanya dengan tutur kata yang lembut, karena memang ia adalah sosok guru yang baik, ia amat sabar dan tidak pernah memarahi murid-muridnya meskipun si murid bandel sekalipun.

Entah apa yang terjadi pada diri si Hendro, saat ia ditanya gurunya dengan lemah lembut, ia malah membalasnya dengan sikap yang kurang sopan, bermuka masam dan pergi begitu saja. Lantas pak Lubis bertanya kepada salah satu temanya perihal sikap Hendro tadi. Menurut keterangan dari temanya, Hendro memang sering berprilaku demikian, bahkan ketika dirumah saat kedua orang tuanya menasehatinya, ia sering tidak menghiraukan, bahkan terkadang membentaknya dengan keras.

Pelajar yang dirahmati oleh Allah, Cerita diatas memberikan pelajaran kepada kita, bahwa sesungguhnya saat belajar diperlukan hati dan pikiran yang bersih, tidak hanya cukup hati dan pikiran yang bersih saja, namun prilaku dan kepribadian juga harus baik. Ketahuilah bahwa ilmu laksana cahaya. Ilmu akan masuk dan mudah dipelajari dengan baik, manakala hati dan pikiran dalam keadaan bersih, dan prilaku jauh dari kemaksiatan.

Saat seorang siswa yang hari-harinya diliputi dengan dosa dan kemaksiatan. Dosa karena tidak pernah menghormati gurunya, dosa karena sering membentak orang tuanya, dosa karena sering menyontek saat ujian dan ulangan, dosa saat berkata jorok dan kotor, dosa saat berbohong pada temannya, dan puluhan kemaksiatan lain yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak. Maka saat itulah semakin sulit dan susah baginya untuk belajar.

Saat pelajar melakukan satu kemaksiatan, saat itulah satu noda menempel pada cermin miliknya, saat satu kemaksiatan dilakukannya lagi, maka bertambahlah satu noda pada cermin tadi, demikian seterusnya, sampai cermin itu tertutupi penuh noda karena semakin seringnya dosa dan kemaksiatan yang dilakukannya.

Sekarang coba intropeksi diri, apakah saat kalian belajar, kalian juga mengalami sulitnya menghafal sebuah hadist, padahal sudah puluhan cara dilakukan, namun tetap saja tidak mampu menghafal?, Apakah saat kalian belajar satu soal matematika, kalian mengalami kesulitan luar biasa, padahal sudah ratusan kali dicoba namun tetap tidak mampu?. Ketahuilah banyak pelajar sukses dalam belajar karena hari-harinya dilaluinya dengan berbuat baik dan amal saleh.

Sekedar mengingatnya, dalam sebuah buku tentang kisah perjalanan B.J Habibie yang pernah saya baca dijelaskan bahwa B.J Habibie saat menjadi pelajar adalah sosok pribadi yang baik dalam hal aktivitas ibadah, berpuasa Senin Kamis sudah dilakukannya sejak beliau menjadi pelajar, saat malam hari tidak lupa beliaunya rajin melaksanakan sholat tahajjud. Aktivitas ibadah sunah ini istiqomah dilakukannya hinga beliaunya dewasa. Oleh karenanya tidak mengherankan bila BJ Habibie tumbuh dan berkembang menjadi pelajar yang cerdas dan luar biasa hebat hingga mengantarkannya menjadi salah satu tokoh penting Negara yang berjasa dalam pembangunan industry penerbangan nusantara, selain cerdas dan jenius, beliaunya pernah menjadi bapak presiden indonesia yang ke-3, sebagian besar masyarakat mengenalnya sebagai bapak teknologi.

Sahabat, kisah pelajar sukses yang ibadahnya baik tidak hanya terjadi pada diri BJ Habibie saja, masih banyak contoh-contoh yang lain. Mungkin saat ini kalian bisa mengamati pada diri teman-temanmu yang ada disekeliling kalian. Adakah temanmu yang khusu’ saat melaksanakan sholat, rajin dalam melaksanakan ibadah sunah seperti sholat dhuha dan puasa senin kamis atau bahkan tahajjud?. Lihatlah prestasi belajarnya?, Apakah mereka tergolong anak yang pandai?. Saya sangat berkeyakinan bahwa mereka adalah para pelajar yang pandai. Karena ilmu akan mudah dipelajari dan difahami oleh mereka-mereka yang hatinya bersih yang jauh dari noda kemaksiaan dan dosa. Hal ini sejalan dengan sabda nabi yang artinya “Ilmu adalah cahaya”.

Allah SWT juga berfirman “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan .Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.

Oleh karenanya jadilah pelajar yang unggul, yang baik ibadahnya dan berakhlak mulya. Insyaallah kemudahan dalam belajar akan kalian raih. Rosulullah SAW juga pernah bersabda yang artinya “Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim)

Tantangan hari ke-57

#Tantangan MediaGuru