SAHABAT TERBAIK

Tantangan hari ke-56

Husni Mubarrok

Coba apa yang kita rasakan, saat kita mempunyai teman dalam kondisi yang lebih wah !. mungkin teman kita itu punya rizqi yang berlimpa, atau punya posisi yang lebih mentereng, tentu perasaan kita lebih senang bukan ?. Harus diakui atau tidak, umumnya kita lebih cinta punya teman dalam kondisi serba kecukupan daripada miskin papa, atau juga kita lebih bangga saat kita punya teman dalam kondisi punya pangkat mentereng atau dari keluarga dengan status sosial hebat nan terpandang daripada seorang yang hanya dari kelas bawah, tak berpangkat serta hidupnya susah dan menderita.

Memang secara naluri, siapa sih? Yang tidak senang kalau punya teman anak seorang pejabat, siapa sih yang tidak bangga jika teman kita hidupnya berkecukupan. Bahkan dalam realitas kehidupan di masyarakat telah membuktikannya bahwa mereka yang punya harta lebih sering diburu untuk dijadikan kawan dan mereka yang punya kedudukan hebat lebih banyak dicari untuk dijadikan sahabat.

Betapa tak mudah anak seorang kuli bangunan saat harus bersosialisasi dan bergaul dengan teman-temannya, rasa minder dan takut sering menghantui perasaannya, jangan-jangan kehadiranku kurang diterima oleh mereka, betapa sulitnya bagi mereka yang hidup serba kekurangan dan miskin papa jika harus bersanding dan melebur di antara kawan-kawannya yang bergelimang harta. Sungguh tidak mudah mendapatkan teman yang siap menerima kita dalam kondisi apapun, siap meyambut kita meski kita terbalut serba kekurangan.

Umumnya, banyak yang mengaku teman saat kita bergelimang kesuksesan, banyak yang mengaku sahabat saat kita bergelimang kejayaan, namun akankah mereka tetap menjadikan kita sebagai temannya saat kita sedang di timpa musibah?, masihkan mereka istiqomah menjadikan kita sebagai sahabatnya saat kita tertimpa kemalangan dan hidup serba kekurangan?. Sungguh tidak mudah mencari teman sejati dan sebaliknya sungguh tidak mudah, memang menjadi kawan sejati.

Menjadi teman yang selalu hadir saat teman kita sedang ditimpa musibah, tentu akan menenangkan hatinya, menjadi sahabat yang tetap mendampinginya saat ia sedang di timpa cobaan, tentu akan menguatkan jiwa dan perasaannya. Sahabat yang baik adalah mereka yang selalu mensupport temanya, baik suka maupun duka. Ia ikut bahagia saat temanya mendapat anugerah, bukan malah iri dan dengki dan sebaliknya ia pun merasa sedih saat temannya tertimpa musibah, bukan malah lari dan meninggalkannya.

Rasulullah SAW pernah berkata “ Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri” (HR Bukhari & Muslim). Oleh karenanya, masihkan kita meninggalkan teman dan saudara kita saat ia sedang kesusahan?, bukankah ia adalah teman kita dan bukankah ia adalah sahabat kita?. Cintailah ia seperti engkau mencintai dirimu sendiri, perlakukan ia sebaik engkau memperlakukan dirimu sendiri dan hargailah ia selayaknya engkau menghargai dirimu sendiri. Dan yang pasti, jadikan persahabatanmu dengannya sebagai media dan sarana untuk mengapai ridho-Nya, dalam berbagi kebaikan dan kemanfaatan baik dalam suka maupun duka, dan pastinya bukan karena ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Waspadalah wahai sahabat!

Semoga bermanfaat!

Tantangan hari ke-56

#Tantangan MediaGuru