SEMBUHKANLAH PENYAKIT HATIMU!

Tantangan hari ke-71

Husni Mubarrok

Siapapun ia, pasti ingin memiliki kondisi tubuh yang sehat, baik sehat jasmani, namun juga sehat secara rohani. Sangat disayangkan, bila jasmaninya sehat dengan tubuh kuat, namun rohaninya rusak, berpenyakit. Ia mampu beribadah dengan rajin sholat dan gemar membaca Al-Qur’an, namun sungguh disayang, sholat dan mengajinya hanya untuk pamer supaya dilihat orang lain sebagai pribadi yang alim. Ia mampu bekerja dan menjalankan aktivitas dengan lancar, namun sungguh disayang, jiwanya masih gemar hasud dan kerap ujub.

Kita patut bersyukur, bila Tuhan selalu memberikan kesehatan pada tubuh kita, karena sungguh sehat adalah mahal. Coba bayangkan, berapa uang yang harus dikeluarkan, bila tubuh sakit, terlebih sakit dalam kategori berat, semisal kangker, tumor dan sebagainya. Sangat mahal bukan?. Namun ketahuilah, meski mahal untuk mengobatinya, penyakit jasmani lebih banyak hanya menyerang pada si penderitanya meski ada pula beberapa penyakit yang bisa menular pada orang lain.

Sekarang coba, bandingkan dengan penyakit rohani. Meski sekilas nampak terlihat ringan, namun sesungguhnya bahaya dan dampaknya amat besar. Contohnya, akibat penyakit iri dan dengki, seseorang bisa bertindak nekat dengan melukai dan membunuh orang lain. Bisa pula akibat sifat takabbur dan ujub, terjadi pertikaian dan pertumpahan darah diantara mereka yang merasa teraniaya dan dilecehkan. Berbagai kasus kriminal, pergaulan bebas dan sebagainya, kalau kita sadari, bukan sebab karena penyakit tumor dan kanker yang dianggap sebagai penyakit jasmani yang paling menakutkan, namun sesungguhnya kasus-kasus tadi adalah berangkat dari mewabahnya penyakit rohani yang didera umat manusia.

Oleh karenanya, jika banyak yang ramai-ramai dan berbondong-bondong harus melakukan “General Cek Up,” dalam rangka antisipasi dini terkait dengan kondisi kesehatannya, maka sangat disayangkan bila kita tidak melakukan “General Cek Up” pada jiwa kita. Seringkali kita lebih peduli atas tubuh kita dengan merawatnya sebaik-baiknya, minum vitamin bercampur madu saat tubuh terasa capek, berolahraga setiap harinya demi menjaga kebugaran tubuh, terkadang pula kita rawat jasmani ini dengan perawatan ekstra, cek-up berkali-kali, konsultasi dokter tidak pernah absen, bahkan meski biaya mahal sekalipun, tidak jadi beban dengan penuh harap supaya tubuh sehat tetap terjaga.

Lantas sekarang bandingkan dengan perawatan kita terhadap penyakit-penyakit rohani yang menimpah kita, bahkan terkadang sudah tertanam dan menggerogoti hati kita, seringkali kita santai saja, seolah-olah tidak ada masalah. Kita tidak peduli dengan sakit rohani kita, bahkan membiarkannya menggerus hati kita.

Sekarang coba kita perhatikan, Berapa banyak, orang yang berlarut-larut dalam kesombongan dan ketakabburan, membiarkan dirinya sombong dengan berbagi kelebihan yang dipunya, bahkan mereka bangga dengan apa yang telah dilakukannya. Seringpula kita melihat, betapa banyak orang yang suka pamer dan berbuat riya’, pamer mobilnya yang baru saja ia beli, pamer perhiasannya yang baru ia miliki, pamer prestasi yang baru saja ia raih, dan berbagai pameran-pameran diri lainnya. Mereka puas saat keberhasilan dan kesuksesan yang diraihnya, diketahui banyak orang, mereka bangga dan puas atas dirinya karena dapat melebihi orang lain, bahkan saat orang lain ada diatas kita dan mendapatkan kebahagiaan lebih, kita sibuk iri dan dengki.

Mencari-cari alasan dan sibuk mencurigai dari mana mereka bisa membeli mobil baru sementara pekerjaannya hanya seperti itu, mereka sibuk mencurigai dari mana mereka bisa membeli rumah, membeli perhiasan bahkan terkadang pula mencurigai dari mana seseorang bisa berangkat naik haji, akhirnya yang terlintas dalam pikirannya hanyalah suudzon (berburuk sangka). Naudzubillah.

Sungguh penyakit hati itu, harus lebih diwaspadai, sungguh penyakit hati itu, harus lebih diperhatikan. Jangan hanya melakukan general cek up pada jasmani kita sementara rohani kita tak pernah di general cek up. Jangan hanya melakukan perawatan diri, dengan senam setiap hari, makan makanan yang sehat dan bervitamin, rajin berolahraga, sementara kita biarkan hati ini berpenyakit hasad, takabbur, riya’, bakhil, ujub dan berbagai penyakit hati lainnya.

Oleh karenanya, rawatlah rohani kita, sembuhkanlah penyakit hati kita dengan berbagai cara yang bisa dilakukan. Kembali pada Al-Qur’an, baca dan tadabburilah, perbanyak berdzikir, perbanyak amal sholeh, rajin beribadah, rajin mempelajari imu agama, perbanyak mengingat kematian, perbanyak ingat akan tibanya hari akhir, jangan terlalu mencintai dunia, dan perbanyak berdo’a kepada Allah agar senantiasa dijaga keimanan kita.

Ibnul Qoyim pernah menjelaskan bahwa salah satu upaya yang harus dilakukan bagi setiap manusia yang memiliki penyakit hati adalah dengan menjaga kekuatan mentalnya, dengan ilmu yang bermanfaat dan melakukan berbagai ketaatan. Hatinya harus dipaksa untuk mendengarkan nasehat dan ilmu yang bersumber dari Al- Qur’an dan Sunnah serta fisiknya dipaksa untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karena sesungguhnya ilmu dan amal, keduanya merupakan nutrisi bagi hati manusia.

Tantangan hari ke-71

#Tantangan MediaGuru