Husnul Abid

Sebagai Pendidik memiliki peran yang penting dalam transfer Knowladge kepada peserta didik. Lika-liku Pendidik banyak di jumpai ketika masuk dalam kegiatan bela...

Selengkapnya
Navigasi Web

Karakter Secangkir Kopi

Pagi itu..

Tak kuasa diriku mmbendung rasa sakit kepala akibat belum tersalurkan racikan secangkir kopi. Seluruh organ dalam terasa begetar, denyut nadi yang semakin kencang, mengikat urat-urat di kepala semakin tak bisa meluberkan pikiran normal.

Aku berhenti di persinggahan, oroma dari sedukan secangkir kopi menyentuh pikiranku. Keramaian para pecinta kopi berkolaborasi dengan hisapan aneka warna rokok dengan sentuhan obrolan kesana-kemari. Merasakan atmosfir tanpa ada beban dalam hidup. Begitu tenang rasanya hidup ini.

"Mbak, kopi hitam satu," pintaku pada pemilik kedai kopi. "Engge mas, di rantos ngge, (ya mas, ditunggu ya)" jawaban dengan senyum dan ramah dari sang peracik kopi. Mungkin sikap itu yang membuat kedai kopi yang berada di pinggir jalan. Lokasinya tidak jauh dari perempatan Desa Metatu. "Tanyaku dalam hati."

di Desa Metatu banyak dijumpai warkop gedek (warung yang terbuat dari anyaman bambu dan kayu) hinggah high coffe class. Keberadaanya sangat ramai dikunjungi oleh penggemarnya. Meskipun lokasinya berderet dan berjejer akan tetapi tak membuat sepi bagi para pengunjung yang ingin bersantai sambil mencicipi aneka olahan makanan dan racikan kopi. Nongkrong, sekedar menghabiskan waktu dengan obrolan anak-anak remaja dengan berbagai macam topik kesana-kemari. Dari topik pacaran sampai bolos sekolah.

Kualitas racikan juga menjadi daya tarik sendiri bagi pecinta kopi di kedai ini. Ya, berbagai macam orang dengan selera berbeda-beda.

"Ini mas kopinya, Monggo," ucap mbaknya. Emmmm... “matursuwon mbak (terimakasih mbak)”, jawabku. Ku buka tutup cangkir, bau oroma kopi langsung masuk ke dalam organ dalam tubuh. Denyut nadi yang sempat bergetar kencang mulai bergerak pelan. Urat di kepala menjelma seperti desiran angin ketika berada di pinggir pantai, sejuk sekali. “Oh.. Rab, betapa nikmatnya hidup ini, Engkau berikan kenikmatan di hari ini masih bisa menikmati secangkir kopi, Hamdan wa Syukr Lillah...” Spontan hatiku menyebut pada-Nya.

Satu seruputan dari secangkir kopi yang berada di tanganku, lega rasanya. Seluruh organ tubuh basah guyuran kopi hitam kental. Menjalar ke setiap urat dan nadi. terbayang seakan diriku loncat ke air terjung di pegunungan. Segar rasanya.

Sore hari..

Disetiap langkah pemberhentianku untuk mencicipi sedukan secangkir kopi ditempat itu pula sebuah goresan terpampang nyata tentang makna kopi.

Sebagaimana tertulis-di warung-warung kopi, di kedai-kedai kopi, bahkan di caffe-caffe high class sekalipun- goresan-goresan dari tangan terampil tentang kedudukan Kopi di kalangan para pecintanya.

"Ngopi dulu lor biar tidak stress, budaya ngopi tak kan lapuk, jangan sampai kerjaanmu mengganggu ngopimu, biar waras ngopi dulu."

Goresan itu menyiratkan makna yang begitu agresif bagi para pengunjung yang datang untuk menikmati secangkir kopi. Semakin menambah kejantanan di setiap sruputan dari secangkir kopi.

Aneh bukan! Ya, memang aneh, tapi itu real situasi dan kondisi terkini. Kopi menjadi raja bagi tuanya. Hidup tanpa secangkir kopi bagai burung terbang tak bersayap. Sulit sekali. Itulah Kopi, keberadaanya terus terusik oleh para pencintanya. Dari bangun tidur sampai tengah malam, kopi menjadi teman setia.

Pecinta Kopi bukan tanpa alasan mengaguminya. Merasakan ketenangan di setiap sruputan. Meringankan beban penderitaan. Ada apa dengan manusia..? segampang itu meredam penderitaannya hanya dengan secangkir kopi. Waooow.. that is amazing!

Sejenak berfikir..

Dalam secangkir kopi tertumpu jutaan nyawa. Bagaimana bisa?, coba bayangkan berapa ratus bahkan ribuan orang menggantungkan hidupnya, menafkahi keluarganya dengan membuka warung kopi, kedai kopi, bahkan caffe dengan high class. Secangkir kopi dengan harga paling murah 3K sampai yang paling mahal antara 5K sampai 10K, dan bisa lebih. Tergantung juga ada fasilitas apa di dalamnya, WiFi, Karaoke, ataukah yang lain. Dari harga itu, kemudian dikalihkan jumlah pengunjung di setiap harinya. Wow it's Fantastic!

Memang Tuhan menciptakan segala sesuatu ada manfaatnya, terutama Kopi. Kecil bijinya tapi besar manfaatnya. Itulah tanda-tanda kebesaran dan kebaikan Tuhan kepada makhluknya, bagi orang-orang yang mau bersyukur dan berfikir.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim: 7)

“Monggo.. kalau belum ngopi, ayo Nang ngopi.. biar kopi mengobatimu dari setiap penderitaan yang menghampiri. Menghadirkan makna hidup di setiap rasa.”

Warkop, 28 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post